Selasa, 22 Juli 2014

SBY Berhentikan Kepala Staf TNI AD


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberhentikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman. Menurut Budiman, pemberhentian itu disampaikan melalui Panglima TNI Jenderal Moeldoko. 

Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman
 
"Panglima menelepon saya dan mengabarkan pemberhentian tersebut," kata Budiman kepada Tempo, Senin, 21 Juli 2014. Telepon itu diterima Budiman sekitar pukul 18.45.

Budiman, yang dilantik sebagai KSAD pada September tahun lalu, akan memasuki masa pensiun pada 25 September 2014. Budiman menyatakan tak menanyakan alasan pemberhentian. "Saya cuma bilang, 'Siap laksanakan, silakan Pak,'," kata Budiman.


Rencananya, Budiman diberhentikan pada Jumat, 25 Juli atau dua bulan lebih cepat. Belum jelas benar alasan pemberhentian Budiman. Sampai berita ini ditulis, Tempo belum mendapat tanggapan dari pihak Istana.


Panglima TNI ajukan tiga nama pengganti KSAD

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko telah mengajukan tiga nama calon Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan KSAD Jenderal TNI Budiman yang akan memasuki masa pensiun pada September 2014.

"Panglima TNI sendiri telah mengajukan tiga orang calon KSAD kepada Presiden SBY, yang kemudian akan dipilih. Setelah itu, Presiden akan menerbitkan Keputusan Presiden soal penggantian KSAD yang baru," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Fuad M Basya, di Jakarta, Senin malam.

Pengajuan tiga nama calon kuat KSAD itu dilakukan pada Senin (21/7) siang ketika Panglima TNI dipanggil oleh Presiden SBY.

Tiga calon KSAD yang diusulkan adalah:

  1. Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Gatot Nurmantyo.
  2.  Wakil KSAD Letjen TNI M Munir 
  3. Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Letjen TNI Waris

"Jenderal bintang tiga tersebut merupakan nama-nama terbaik yang dipilih oleh Panglima TNI. Namun, calon kuat untuk menggantikan KSAD Jenderal Budiman diserahkan sepenuhnya kepada Presiden SBY," katanya.

Menurut dia, tidak ada unsur politis dalam pergantian KSAD Jenderal TNI Budiman itu menjelang pengumuman rekapitulasi suara Pilpres oleh KPU, karena memang dua bulan lagi Jenderal Budiman akan memasuki masa pensiun.

"Ini wajar, bila pergantian KSAD dipersiapkan karena tinggal dua bulan lagi. Kecuali kalau masih tiga tahun lagi menjabat, baru ada unsur politis," demikian Fuad. (Antara | Tempo)

1 komentar:

  1. Hahahaha sudah jelaslah diganti sama si SBY karena alasan POLITIK. KASAD Budiman ini dekat dengan Hendropriyono (Kopasus dan Eks Kepala BIN era Megawati). Hendropriyono adl orangnya Megawati. KASAD Budiman membuat heboh Istana dan Panglima TNI krn menangkap dan memenjarakan BABINSA yg menghasut penduduk utk memilih salah satu capres. Sedangkan Istana dan Panglima TNI membantah ada BABINSA yg terlibat....sudah jelas lah politik. Tp nanti Presiden terpilih Jokowi dan Wapres JK akan kembali merombak pimpinan2 utama TNI yg tentu saja loyal dan dekat dgn kubu mereka..sama seperti apa yg dilakukan oleh presiden2 sebelumnya.

    BalasHapus