Sabtu, 22 Februari 2014

Kisah Pramono Edhie Ditawari Alat Tempur AS


Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Purn. Pramono Edhie Wibowo kembali membantah kabar pencekalan dirinya ke Amerika Serikat. Sebaliknya, saat berkunjung ke Hawaii, AS beberapa waktu lalu, Pramono justru ditawari berbagai alat sistem persenjataan utama (alutsista) yang dimiliki militer Negeri Paman Sam itu. Kisah ini dia sampaikan saat berbincang di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/2/2014) malam.

Kisah Pramono Edhie Ditawari Alat Tempur AS

Ia menuturkan pada tahun 2012, dirinya diundang ke Pangkalan Komando Militer Amerika Serikat, US Asia Pacific Command (USPACOM), Hawaii, AS. Saat itu, katanya, dia disambut oleh para perwira tinggi AS, baik berbintang tiga maupun empat.


Satgas Encap Marinir Mulai Bertugas di Natuna


Setelah selama empat hari berlayar, satgas Encap Latma Komodo Multilateral Naval Exercise dengan komandan Kolonel Marinir Tri Subandiyana tiba di daerah operasi di kepulauan Natuna. 225 anggota Marinir yang terdiri dari gabungan Pasmar I dan II melaksanakan debarkasi personel dan materiil di pulau-pulau yang telah ditentukan.

Satgas Encap Marinir Mulai Bertugas di Natuna

Debarkasi pertama, dilaksanakan di pulau Laut yang merupakan pulau terjauh dan berbatasan langsung dengan Vietnam dan Malaysia. Di pulau ini 43 personel Marinir dipimpin Letda Marinir Suyudi mendarat dengan membawa perlengkapan konstruksi dan renovasi lengkap.

Debarkasi kedua Sedanau, dengan 15 personel dipimpin Lettu Marinir Andi dan selanjutnya debarkasi ketiga sebanyak 21 personel dipimpin Kapten Nyoman di Sabang Mawang.


Butuh Sangkuriang Untuk Bangun Kapal Selam...?


Kabar menyenangkan datang dari PT. PAL. Setelah lama tanpa kepastian, akhirnya perusahaan plat merah ini mendapatkan kucuran dana untuk pengerjaan Kapal Selam ke-3. Dana yang dikucurkan pun tak main-main, yaitu mencapai 250 juta dollar Amerika. Dana ini diambil dari APBN-P 2014, dan merupakan bagian dari Penyertaan Modal Negara (PMN). Kabar baiknya lagi, dana akan segera mengucur pada April 2014.

Butuh Sangkuriang Untuk Bangun Kapal Selam...?

Akan tetapi, keraguan itu tetap ada. Pasalnya, deadline untuk menyediakan sarana dan prasarana pembangunan kapal selam harus kelar pada November 2014. Padahal dana sendiri baru mengucur pada april nanti. Hanya ada waktu sekitar 9 bulan untuk menyelesaikan semua persyaratan yang dibutuhkan.


Jumat, 21 Februari 2014

Rawan Ancaman, Indonesia Perkuat Batas Laut


Indonesia merupakan negara dengan batas wilayah perairan laut yang sangat luas dan strategis. Oleh sebab itu, Indonesia rawan terhadap gangguan keamanan di sejumlah batas kelautannya.

Rawan Ancaman, Indonesia Perkuat Batas Laut

Hal tersebut diakui oleh, Laksamana (Purn) TNI Sumarjono. Menurutnya, Indonesia memiliki lima Choke Point strategis yang menjadi penentu perdagangan di seluruh dunia, melalui jalur laut dari sembilan Choke Point yang ada di seluruh dunia.


Satkopaska Koarmatim Tingkatkan Kemampuan Tempur


Usai melaksanakan latihan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Mako Koarmatim) Surabaya, Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim melanjutkan asah ketrampilan tempurnya dalam K-2 “Cantoka Sena Yudha “ tahun 2014, baik perorangan maupun tim di sekitar perairan pantai Pasir Putih, Situbondo.

Satkopaska Koarmatim Tingkatkan Kemampuan Tempur

Latihan pemantapan di lapangan ini, berlangsung mulai tanggal 9- 20  Februari 2014. Kegiatan dimulai dari pukul 09.00 – 23.00 wib dengan materi penyelaman pencarian dengan system Cirle dan Jack Stay, penyelaman dalam dan pencarian, pergerakan ke pantai / sneak attack, penghancuran dermaga, gerakan perorangan dan tim melalui media bawah air.


Bakorkamla Minati Radar Jarak Jauh Buatan Rusia


Delegasi Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) RI yang dipimpin oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar), Laksdya TNI Bambang Suwarto telah melakukan kunjungan kerja ke Federasi Rusia pada tanggal 17-23 Februari 2014.

Bakorkamla Minati Radar Jarak Jauh Buatan Rusia

Kunjungan diadakan dengan tujuan untuk menjajaki peluang kerjasama dan bertukar pengalaman dengan pihak-pihak yang menangani bidang kelautan/perairan di Rusia mengenai pengelolaan early warning system yang dikaitkan dengan penggunaan radar. Kunjungan tersebut juga dilaksanakan guna mendukung upaya peningkatan sumber daya manusia di Bakorkamla.


Pemerintah Pertimbangkan Pilihan Kapal Selam Rusia Atau Turki


Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan kapal selam buatan Rusia dan Turki saat ini menjadi pertimbangan untuk didatangkan ke Indonesia.

Pemerintah Pilih Kapal Selam Rusia Atau Turki

Pembelian kapal selam tersebut merupakan program untuk memenuhi kekuatan persenjataan minimal dalam upaya menjaga perairan Indonesia yang membutuhkan setidaknya 12 kapal selam.

"Ini kan membutuhkan paling sedikitnya 12 kapal selam untuk mengcover 3 ALKI di wilayah selatan dan sebagaian wilayah utara kita butuh sekitar 12.  Sekarang ini kita dengan Korsel ada kontrak tiga kapal selam dan kalau kita akan lihat kontrak produksinya itu akan selesai 2018," kata politisi PKS ini saat di temui Teraspos usai rapat dengan Menteri Luar Negeri


Singapura Batalkan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp


Singapura batal mengikuti Patroli Terkoordinasi (Patkor) Indonesia-Singapura (Indosin) ke-87 di Selat Malaka. Gugus Keamanan Laut Armada Kawasan Barat (Guskamlabar) telah menggelar operasi itu sesuai jadwal, 17 Februari 2014, tanpa unsur Angkatan Laut Singapura.

Singapura Batalkan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp

Biasanya kegiatan tahunan ini bekerja sama dengan Singapura. Jalinan kerja sama ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Setiap tahun kegiatan patroli terkoordinasi itu digelar dua kali atau selama dua periode.

Target operasi Indosin ini terkait kejadian kejahatan atau pun kecelakaan di Selat Malaka atau perbatasan perairan Indonesia-Singapura, seperti Selat Philips, Selat Singapura, dan Selat Malaka.


Kamis, 20 Februari 2014

Intel Asing Berkeliaran di Indonesia


Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin menyatakan, pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan atas kegiatan memata-mata oleh pihak intelijen asing di Indonesia. Dia menilai kegiatan memata-matai itu ternyata bukan hanya lewat penyadapan, namun juga lewat aktivitas intelijen asing yang beroperasi di sejumlah lembaga Pemerintahan.

Intel Asing Berkeliaran di Indonesia

"Saya mengindikasikan bahwa mereka bukan hanya menyadap saja. Tapi negara asing itu juga menempatkan orang-orangnya sebagai agen intelijen secara tersembunyi di beberapa kementerian dan lembaga," ujar TB Hasanuddin saat dihubungi wartawan, Jakarta, Kamis (20/2).


Indonesia darurat kapal selam


Wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari pulau dan dihubungkan laut yang membentang luas memiliki tantangan tersendiri dalam bidang pertahanan. Sayangnya hal itu tidak ditopang dengan alat utama sistem persenjataan laut mumpuni.


Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerjasama dan hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, mengatakan, sampai saat ini Indonesia sangat kekurangan armada pertahanan laut, utamanya kapal selam. Bayangkan, dari kebutuhan minimal 12 kapal selam, Indonesia hanya punya dua unit.


Rabu, 19 Februari 2014

PTDI Siap Garap Proyek Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie


PT Dirgantara Indonesia (PTDI) siap menjadi pihak kontraktor pengembangan pesawat R80 yang merupakan rancangan mantan Menristek BJ Habibie. Habibie melalui PT Regio Aviasi Industri (RAI) bekerjasama dengan PTDI melakukan persiapan pengembangan R80.


Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisyahbana mengatakan fase pertama proyek ini adalah tahap konfigurasi. Pada tahap ini akan dipastikan soal jumlah penumpang karena menyangkut segmen pasar.

Tinjau Kapal Selam Kilo Class, Delegasi TNI AL Kunjungi Armada Utara Rusia


Menindaklanjuti kunjungan kerja KASAL RI ke Rusia tahun 2013 dalam upaya  penjajakan peningkatan kerjasama pertahanan yang lebih erat antara Indonesia dan Rusia, delegasi TNI AL yang diketuai Assisten Perencanaan (Asrena) Kasal Laksda TNI, Ade Supandi telah mengadakan kunjungan kerja ke Rusia, 9-15 Februari 2014.

Terkait Kapal Selam Kilo Class TNI AL Tinjau Armada Utara Rusia

Menurut keterangan Sekretaris I Pensosbud KBRI Moskow, Lailal K Yuniarti, dalam kunjungan tersebut Laksda Ade Supandi dan delegasi antara lain Mengunjungi Armada Utara Rusia di Polyarniy, Murmanks, Federasi Rusia pada (10-12/2/2014) diterima langsung oleh Rear Admiral Oleg Golubev.

Mengenal Kelebihan Helikopter Dauphin Buatan PT. DI


Helikopter Dauphin AS-365N3+ produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Eurocopter telah dipakai pasukan penjaga pantai Amerika Serikat (AS) atau US Coast Guard. Helikopter ini memiliki beberapa keunggulan daripada helikopter sejenis.

Mengenal Kelebihan Helikopter Dauphin Buatan PT. DI

"Ini biasa dipakai US Coast Guard," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisyahbana usai acara penyerahan heli Dauphin pesanan Basarnas di Lanudal Pondok Cabe Tangerang Selatan, Selasa (18/2/2014).

Dauphin merupakan heli kelas medium dengan bobot 5 ton yang diproduksi bersama PTDI dengan Eurocopter. Helikopter ini dilengkapi alat canggih berupa radar cuaca dan sensor infra merah atau Forward Looking Infrared Camera.

TNI-AL Libatkan 18 Unsur KRI dan Batalion Marinir Dalam Latma Multiralteral KOMODO 2014 di Batam


Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Arief Rudianto, S.E., menegaskan kepada seluruh prajurit  yang bertugas di staf Mako Koarmabar, pengawak Unsur KRI, dan personel yang bertugas di Pangkalan Utama Angkatan laut (Lantamal) dan Pangkalan Angkatan laut (Lanal) jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat agar mendukung kegiatan secara maksimal kesiapan dan pelaksanaan Latma Multilateral Komodo 2014 yang akan diselenggarakan di Batam, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas propinsi Kepulauan Riau.



Demikian disampaikan  Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., kepada para pejabat Koarmabar, Irarmabar, Asisten Pangarmabar, Kepala Dinas dan Komandan-komandan satuan jajaran Koarmabar pada saat rapat staf di Mako Koarmabar, baru-baru ini.

Selasa, 18 Februari 2014

Indonesia Telah Miliki Kilo Class dan 24 Pesawat Tempur Sukhoi..??


Perdebatan kiblat dari pembelian alutsista militer selama ini, menarik untuk dicermati. Kalau ditelaah semenjak kejadian embargo oleh USA dan konco-konconya tahun 1999 sampai 2004, sepertinya sudah menjadi pengalaman pahit dan berharga bagi TNI. Seperti kita semua thau selama 30 tahun berkuasa Pak Harto selalu berkiblat ke blok barat dalam hal pengadaan alutsista. Yang berdatangan pun boleh dibilang alakadarnya mulai pemaksaan pemakaian F.86 Sabre dan T.33 ex RAAF medio tahun 1970-an sampai penjatahan jenis, spesifikasi dan jumlah unit yang bisa dibeli dalam medio 1980-an.

Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia
Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia (photo: FB Jiwa Merah Putih)

Pada akhirnya pewaris tahta alias presiden-presiden kita selanjutnya mengalami betul yang namanya pelecehan yang diakibatkan rendahnya daya gedor alutsista kita. Puncaknya adalah pelecehan paling parah di ambalat yang dilakukan oleh sonora.


Sekenario Negara-Negara Commonwealth Pengaruhi Masa Depan RI


Artikel Ditulis Oleh Adie Sachs

Aksi provokativ tiga negara tetangga pada Indonesia adalah terstruktur dengan rapi dan satu komando. Tujuan ketiga negara itu dalam satu koridor kerjasama pertahanan yang saling mendukung sesuai piagam Commonwealth atau persemakmuran. Memang ada teori “kebetulan” dalam pandangan awam ketika Australia menggebah pencari suaka ke wilayah Indonesia. Atau munculnya sekoci berwarna oranye di perairan selatan, kemudian Singapura tiba tiba melakukan protes penamaan KRI Usman Harun. Bersahutan kemudian dengan pembakaran kapal nelayan asal Papua di perairan Papua New Guinea (PNG).

Sekenario Negara-Negara Commonwealth Pengaruhi Masa Depan RI

Setelah Malaysia gagal melakukan tugasnya dengan baik, tiga negara lain yang sesama bertuan pada Ratu Elisabeth di Buckingham mengambil alih. Yang menjadi pertanyaan dan seolah tidak terpikirkan oleh masyarakat Indonesia adalah,

” Apakah ada skenario kebetulan - kebetulan yang bukan merupakan sebuah kebetulan? “


Indonesia Nyanyikan "Killing Me Softly" Untuk Australia


Penyadapan yang dilakukan Australia menjadi catatan tersendiri bagi Indonesia. Diam – diam, Indonesia bersikap perlahan menyikapi hal itu. Penyikapan Indonesia yang seperti ini membuat negeri kangguru ini cukup kerepotan.

foto : dailytelegraph.com.au

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana, menyatakan apa yang dilakukan Indonesia adalah ‘membunuh’ Australia perlahan. “Seperti lagu killing me softly,” paparnya kepada ROL, Selasa (18/2).

Sikap ini menandakan ketegasan Indonesia yang unik. “Jadi tidak konvensional,” imbuh Hikmahanto.
 


TNI Jajaki Sistem Pertahanan Jarak Sedang dan Jauh


Mungkin kabar singkat ini bisa menjadi informasi buat teman-teman di warjag. Semoga info ini bisa bermanfaat buat teman-teman.

Sistem Pertahanan Rudal Buk-M2E Rusia

Ceritanya hasil pertemuan saya dengan pimpinan TNI AU saat  ada kegiatan di daerah Jakarta pada beberapa hari lalu. Saat itu saya iseng bertanya soal penangkis udara pertahanan negara kita. Untuk penangkis udara jarak pendek kan kita sudah punya seperti Oerlikon, Starstrek, VL Mica, dan lain-lain.

Kita langsung pada jarak sedang. Untuk Jarak sedang direncanakan pada rentra kedua. Di Mef 2 ini, TNI AU akan fokus kepada penangkis udara jarak sedang, untuk mengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines.  Saya pun bertanyaa, berikut cuplikan wawancara saya:


Menlu Marty: Australia Harus Putuskan, RI Dianggap Sahabat atau Musuh


Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengaku tidak habis pikir dengan kegiatan intelijen yang dilakukan oleh Pemerintah Australia.

Menlu Marty: Australia Harus Putuskan, RI Dianggap Sahabat atau Musuh
Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Australia Julie Bishop
Isu penyadapan terbaru, agen ASD (Australia Security Defence), ikut menyadap pembicaraan terkait sengketa dagang soal udang dan tembakau. Kata Marty hal tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan isu keamanan nasional Negeri Kanguru.

Marty mengaku heran, sebagai negara tetangga, Australia justru malah menggunakan kemampuan teknologi intelijennya untuk memata-matai banyak kegiatan di Indonesia.

"Intinya, Australia harus memutuskan, Indonesia ini dianggap sebagai sahabat atau musuh. Sangat sederhana. Karena semua ini soal niat," ucap Marty.


TNI Beli 12 Kapal Selam, 10 Unit akan Diproduksi di Surabaya


TNI AL membutuhkan sedikitnya 12 kapal selam baru untuk mengganti 2 kapal selam yang saat ini kondisinya sudah tua. Kapal selam ini, untuk memenuhi standar Minimum Essential Force (MEF) pertahanan Indonesia.


TNI AL melalui Kementerian Pertahanan membeli 3 kapal selam dari Daewoo Shipbuilding Marine Engineering. Sebanyak 2 kapal selam akan diproduksi di Korea Selatan (Korsel) dan 1 unit akan diproduksi di Galangan Kapal PT PAL (Persero), Surabaya, Jawa Timur

Kapal ini ditargetkan tiba ke Tanah Air secara bertahap paling cepat tahun 2016 dan 2017. Sedangkan 10 unit dikembangkan dan diproduksi oleh PT PAL.


Tak Hanya Pesawat, PTDI Juga Bikin Roket dan Torpedo


PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI telah menjual ratusan pesawat terbang sejak berdiri pada tahun 1976. Untuk pengembangan dan penjualan pesawat, PTDI menggandeng produsen pesawat asal Spanyol yaitu Cassa (sekarang Airbus Military). Pesawat yang menjadi andalan PTDI adalah CN235 dan NC212.

Tak Hanya Pesawat, PTDI Juga Bikin Roket dan Torpedo

Selain pesawat, PTDI juga menjual roket FFAR dengan daya jangkau 8,75 km dan torpedo (surface underwater target). Untuk roket, PTDI memperoleh lisensi dari Fellzebrugee (FZ) Belgia dan torpedo lisensi dari Siemen-Telefunken Jerman.

"Kalau roket dan torpedo tidak dijual ke luar negeri," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman Saleh di Kantor Pusat PTDI di Bandung saat ditemui akhir pekan lalu (14/2/2014).


Cikal Bakal Industri Pesawat Terbang RI Dimulai Sejak 110 Tahun Lalu


Indonesia kini memiliki pabrik pesawat terbang, BUMN PT Dirgantara Indonesia (PTDI). PTDI didirikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 26 April 1976, waktu itu bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio, kemudian berganti nama jadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) 11 Oktober 1985.



Pabrik ini berdiri di area komplek Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Sejak 1976 hingga saat ini, PTDI telah mengembangkan dan memproduksi berbagai tipe pesawat terban serta merakit helikopter. PTDI pernah memiliki karyawan pada masa jayanya mencapai 16.000 orang.


TNI AU Kerja Keras Bersihkan Landas Pacu dari Abu Pulkanik Gunung Kelud


Personel TNI AU bekerja keras membersihkan landas pacu pangkalan-pangkalan udara yang dipenuhi debu vulkanis letusan Gunung Kelud, di antaranya di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.

TNI AU Kerja Keras Bersihkan Landas Pacu dari Abu Pulkanik Gunung Kelud

Selain itu, pembersihan dan inspeksi mendalam pesawat-pesawat militer TNI AU dan instalasi lain juga dilakukan secara menyeluruh.

"Infrastruktur sangat terdampak makanya harus segera dibersihkan, beriringan dengan inspeksi pesawat-pesawat terbang kami," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, di Jakarta, Senin.


Ikut Tangani Bencana, Pemprov Jatim Apresiasi TNI AL


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim mengapresiasi koordinasi yang telah dilakukan TNI AL dalam penanganan korban bencana erupsi Gunung Kelud. Hal tersebut disampaikan Wagub Jatim, Syaifullah Yusuf,) di Lapangan Desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, Senin (17/2/2014).

Ikut Tangani Bencana, Pemprov Jatim Apresiasi TNI AL
TNI Tangani Bencana Erupsi Gunung Kelud | foto : siaga.com
Gus Ipul, panggilan akrab Wagub Jatim ini hadir di Kediri untuk menyambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melaksanakan kunjungan kerja di lokasi bencana. Lebih lanjut Gus Ipul menegaskan bahwa koordinasi serta laporan berjenjang sangat diperlukan untuk menciptakan suasana tertib dalam penyaluran bantuan maupun penanggulangan bagi para pengungsi agar penumpukan bantuan di satu tempat dapat dicegah dan dihindari. “Penumpukan bantuan di satu tempat menyebabkan tidak meratanya penyaluran bantuan sehingga bisa menimbulkan rasa iri di antara para pengungsi. Oleh sebab itu, semaksimal mungkin kita harus mencegah terjadinya penumpukan tersebut,” kata Gus Ipul dalam siaran pers yang diterima Jurnas.com, Senin malam.