Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Sabtu, 23 Januari 2016
Produksi Prototipe Pesawat N219 PT. DI Hampir Selesai
BANDUNG – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir ingin ada percepatan proyek pembuatan pesawat terbang N219 hasil kerja sama PTDirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Proyek pesawat N219 merupakan hasil 100% rancang bangun putra putri Indonesia. Proyek tersebut diharapkan bisa dipercepat produksi massal pada 2016, dari target sebelumnya 2017. Hal ini disampaikan M Nasir usai menggelar rapat koordinasi bersama Dirut PT DI Budi Santoso dan deputi dari kementerian terkait di kantor PT DI, Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/1).
Rapat koordinasi itu juga dihadiri oleh berbagai deputi dari Kementerian Perekonomian, perwakilan Kementerian Perindustrian, Perhubungan, Bappenas, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial. “Rapat koordinasi ini dalam rangka ingin mewujudkan N219 yang akan diproduksi di PT DI dan dalam hal ini riset dilakukan oleh LAPAN.
Mudah-mudahan di pertengahan tahun 2015 roll out pesawat sudah jadi, bisa terbang dan sukses agar pada akhir 2015 bisa tersertifikasi oleh Kemenhub,” ujar Nasir. Dia menjelaskan, saat ini dana yang dikucurkan oleh pemerintah masih dianggarkan untuk LAPAN sebagai badan periset.
Setelah sertifikasi, maka bantuan anggaran akan diberikan pada PT DI dalam bentuk modal awal. “Kalau dalam riset anggarannya sekitar Rp 200 miliar untuk kebutuhan penyelesaian di LAPAN. Nanti setelah tersertifikasi baru pindah ke PT DI untuk diproduksi. Baru mulai modal kerja yang dibutuhkan dihitung,” jelasnya.
Menjangkau Daerah Terpencil
Nasir menuturkan, pesawat N219 itu sangat menjanjikan karena ke depan banyak dibutuhkan penerbangan antarkota, khususnya di daerah terpencil. Pesawat N219 merupakan pesawat berpenumpang 19 orang yang memiliki kelebihan bisa lepas landas dalam jarak yang pendek. “Seperti di Papua, Aceh, atau kota-kota lainnya yang terpencil, kalau ditempuh darat bisa sampai 12 jam, tapi dengan pesawat ini hanya 45 menit saja,” tutur Nasir.
Bila semuanya lancar, Nasir optimistis pada 2016 pesawat N219 sudah bisa diproduksi dan hal itu menjadi tahun kebangkitan kedirgantaraan Indonesia. “Kita ingin ada percepatan, target 2016 harus sudah produksi. Kalau Pak Presiden kan mintanya pada 2017 semua program bisa tercapai,” katanya.
Sementara itu, Dirut PT DI Budi Santoso menyatakan kesiapannya untuk menunjukkan pesawat N219 kepada publik pada Agustus 2015. Kegiatan keluar hanggar perdana atau roll out pesawat N219 akan menjadi kado spesial di Hari Kemerdekaan Ke-70 RI, sekaligus Hari Kebangkitan Teknologi. “Targetnya Agustus sudah bisa roll out untuk jadi hadiah ulang taun.
Roll out itu, kita sudah bisa melihat model pesawat dengan seluruh perlengkapan dan peralatan yang terpasang,” kata Budi. Menurut dia, saat ini prototipe pesawat N219 sudah terbangun sekitar 80-90%. Setelah dipamerkan Agustus nanti, pesawat akan mulai menjalani serangkaian tes terbang.
“Kalau dari desain, sekarang ini sudah 80-90%. Butuh waktu 2-3 bulan untuk kemudian terbang, apakah avioniknya dan lainnya,” tuturnya. Budi menyebutkan, saat ini potensial pasar untuk N219 cukup menggairahkan. Dia menyebutkan sudah ada 200 pemesan dari sejumlah maskapai yang tertarik dengan pesawat N219. (Suara Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar