Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, mengatakan, Indonesia dan Singapura satu persepsi menjaga stabilitas kawasan melalui kesepakatan ASEAN tentang kode perilaku (CoC) penyelesaian sengketa Laut China Selatan.
"Kalau kita mencatat, dengan Singapura tentu ada kesepakatan bahwa kita bukan negara yang mengklaim tapi kita ingin memastikan ASEAN bisa menyepakati dan bisa dinegosiasikan dengan negara lain," katanya di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis, saat ditanyakan terkait perkembangan CoC.
Hal ini, menurut dia, merupakan salah satu hal yang sempat diutarakan Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam, saat diterima Presiden Susilo Yudhoyono, di Kantornya, Jakarta.
Menurut Faizasyah, menjelang KTT ASEAN di Kamboja, November mendatang, Singapura dan Indonesia memiliki persamaan persepsi agar persoalan China Selatan tidak menjadi konflik di ASEAN. Gangguan terhadap stabilitas kawasan akan membuat gejolak yang dapat berpengaruh pada perekonomian di kawasan.
Indonesia, menurut dia, memahami untuk mencapai kesepakatan CoC, masih diperlukan berbagai konsultasi dan proses yang cukup panjang. Namun demikian, proses itu harus terus berlangsung untuk menemukan solusi terbaik.
"Proses itu kan kita berharap cepat yang kita bayangkan. Proses CoC itu tidak dalam satu ruangan yang vakum (hampa) tapi dalam lingkungan yang berkembang," katanya.
Isu Laut China Selatan yang melibatkan Viet Nahm, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam di ASEAN sempat menciptakan "sejarah" baru dalam penyelenggaraan KTT ASEAN selama ini. Untuk pertama kalinya, dalam KTT ASEAN di Kamboja, beberapa waktu lalu, gagal melahirkan satu komunike bersama tentang satu isu pokok.
Pengamat menilai pengaruh China --pihak yang mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan-- atas beberapa negara ASEAN memberi kontribusi penting atas kegagalan pencapaian komunike bersama dalam KTT ASEAN di Kamboja itu.
Kegagalan ini membuat Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, melakukan lobi diplomasi ke berbagai negara untuk dapat meloloskan kesepakatan bersama.
Diplomasi tersebut berbuah manis dengan melahirkan enam prinsip ASEAN terhadap sengketa Laut China Selatan (ASEAN's Six-Point Principles on the South China Sea). Deklarasi enam prinsip tersebut menjadi oasis ditengah kegagalan komunike bersama.
Enam prisnip itu, di antaranya mengafirmasi deklarasi sikap terhadap permasalahan Laut China Selatan. Penerapan bersama Code of Conduct (CoC) juga jadi hal penting, selain menghargai hukum internasional yang berlaku, yakni United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
(M041/P008)
Editor: Ade Marboen
Sumber : Antara
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 27 Oktober 2012
Indonesia-Singapura Samakan Persepsi dalam penyelesaian sengketa Laut China Selatan.
Label:
Internasional,
Isu Politik,
Kerjasama Militer,
Konflik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut ant...
-
Kebutuhan prajurit TNI terhadap peluru per tahunnya masih defisit sekitar 450 juta butir. Kekurangan itu coba dipasok PT Pindad yang awal ta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar