Cari Artikel di Blog Ini

Sabtu, 10 Januari 2015

Pihak Asing Dilarang Ikut Susun Renstra Pertahanan

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menjalin kerja sama dengan Defense Institution Reform Initiative (DIRI) Amerika Serikat (AS), untuk meningkatkan pertahanan Indonesia pada 2015. Kerja sama ini merupakan salah satu action plan 2015 untuk memperluas cakupan program DIRI sebelumnya.

Pihak Asing Dilarang Ikut Susun Renstra Pertahanan

Namun, salah satu bentuk kerja sama tersebut yakni DIRI mendukung dan membantu penyusunan Rencana Strategi (Renstra) pertahanan RI 2015-2019. Atas hal tersebut,

Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menolak secara tegas. Alasannya, penyusunan renstra pertahanan tidak boleh ada campur tangan pihak asing karena menyangkut kedaulatan Indonesia.

"Renstra menyangkut kedaulatan Indonesia. Itu sudah pasti menjadi otoritas penuh Indonesia. Tidak boleh asing ikut membantu menyusun, apalagi terlibat dalam pembuatan renstra,” tutur Mahfudz Siddiq kepada SH di Jakarta, Kamis (8/1).

Megawati Suruh Susi Minta Jokowi Buat 100 Kapal Besar dari PT PAL

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendapat dukungan dari Megawati Soekarnoputri soal penambahan kapal patroli. Saat menyampaikan pidato politiknya, Megawati menyarankan agar Susi meminta tambahan kapal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Megawati Suruh Susi Minta Jokowi Buat 100 Kapal Besar dari PT PAL

“Jadi Mba Susi, bukan menggurui. Minta kepada pak Presiden, bikin kapal 100 yang besar-besar. Nah itu baru asik itu,” kata Mega dalam acara perayaan ulang tahun PDIP ke-42 di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (10/1/2015).

Mendengar pernyataan Mega itu, Susi yang hadir sebagai tamu undangan hanya terlihat tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Pernyataan Mega itu disampaikan saat sedang intermezzo di tengah pidatonya. Dia tiba-tiba teringat soal Jokowi yang sore ini akan terbang ke Surabaya untuk berkunjung ke PT PAL Jaya.

Jumat, 09 Januari 2015

Asing Ikut Susun Rencana Strategis Pertahanan Indonesia ?

Rencana strategis (renstra) pertahanan Indonesia yang seharusnya menjadi rahasia tingkat tinggi rupanya justru diatur pihak asing. Lembaga pertahanan asal Amerika Serikat, Defence Institution Reform Initiative (DIRI), ikut menyusun renstra 2015-2019 hingga ke hal-hal teknis.

Asing Ikut Susun Rencana Strategis Pertahanan Indonesia ?

Pengamat militer Rizal Dharmaputra mengatakan keterlibatan asing dalam menyusun renstra sangatlah janggal. Pasalnya, renstra merupakan refleksi pertahanan Indonesia di masa depan sehingga pihak asing dilarang ikut campur menyusun renstra tersebut secara langsung.

“Kalau secara langsung ikut menyusun renstra, itu tidak benar. Kemenhan (Kementerian Pertahanan) apa tidak punya orang? Kalau tidak punya, Kemenhan dapat me­rekrut akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia,” kritik Rizal kepada Media Indonesia, kemarin.

Bila Black Box AirAsia QZ8501 Ditemukan, Basarnas Kembali Fokus Evakuasi Jenazah

Apabila black box pesawat Air Asia QZ8501 dapat ditemukan hari ini, Badan SAR Nasional (Basarnas) akan kembali fokus pada pencarian jenazah korban.

Setelah bagian ekor pesawat ditemukan kemarin, Basarnas memang memfokuskan pencarian pada black box yang diperkirakan menempel pada posisinya atau terlepas tidak jauh dari bagian ekor pesawat yang ditemukan.


Bila Black Box AirAsia QZ8501 Ditemukan, Basarnas Kembali Fokus Evakuasi Jenazah

Menurut Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Kabasarnas), Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo, Basarnas berkoordinasi dengan KNKT dan para penyelam untuk menentukan skenario dengan kondisi yang ada di area pencarian.

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi keamanan kondisi fisik black box, karena diperlukan perlakuan khusus saat pengangkatan benda penting tersebut.

Pesan Kapolri untuk Kapolda Papua Barat

Kapolri Jenderal Sutarman mengangkat Brigjen Pol Paulus Waterpau sebagai Kapolda Papua Barat. Acara pelantikan digelar di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat 9 Januari 2015.

"Jadikan tugas dan amanah sebagai motivasi tinggi dalam bertugas," kata Jenderal Sutarman.


Kapolri Jenderal Pol Sutarman (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
Kapolri Jenderal Pol Sutarman (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
Paulus mengemban tugas di Polda yang baru diresmikan pada 19 Desember 2014 itu. Polda baru ini adalah hasil pemekaran dari Polda Papua.

Kodam Jaya Bangun Asrama Modern untuk Prajurit di Kompleks Siliwangi

Kodam Jaya berencana membangun asrama prajurit modern di atas lahan bongkaran pemukiman di Kompleks Siliwangi, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur. Asrama yang dibangun nantinya berbentuk seperti rusun.

Kodam Jaya Bangun Asrama Modern untuk Prajurit di Kompleks Siliwangi
Anggota TNI melakukan pengosongan paksa Kompleks Batalyon Siliwangi, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (8/1/2015). Pengosongan dilakukan terkait rencana pembangunan rumah susun bagi prajurit aktif di lokasi itu. Pengosongan paksa ini sempat mendapat perlawanan warga.

"Rencana selanjutnya setelah kita bereskan ini nanti akan kita bangun asrama prajurit yang lebih modern. Nanti dibangun dalam hunian vertikal dalam bentuk tower," kata Kepala Penerangan Kodam Jaya, Letnan Kolonel Infanteri Heri Prakoso, di lokasi penertiban, Jumat (9/1/2015).

Heri melanjutkan, pembangunan ini akan dilangsungkan di atas lahan 4 hektar milik negara yang dikuasakan kepada pihak TNI. Rencananya di lahan itu akan dibangun beberapa gedung tinggi dengan kapasitas sekitar 200 unit hunian.

Skenario Pengangkatan Ekor AirAsia dengan Alat TNI AL

Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) memberangkatkan tim penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) dengan membawa alat untuk mengangkat badan pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut, Kamis, 8 Januari 2015.

Tim penyelam terbagi dua pemberangkatan. Tim pertama, delapan orang dipimpin Kapten Laut (P) Saiful Apriyanto diberangkatkan dari Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda menggunakan pesawat CN235 milik TNI Angkatan Laut.


Skenario Pengangkatan Ekor AirAsia dengan Alat TNI AL
Koarmatim TNI AL mengerahkan alat pengangkat ekor pesawat AirAsia | foto : ANTARA FOTO/Joko Sulistyo

Tim pertama membawa peralatan yang mampu mengangkat badan pesawat, lifting bag. Alat itu mampu mengangkat badan pesawat dengan berat lebih dari 110 ton.

Dengan rincian, lifting bag 35 ton dua buah, 10 ton tiga buah, 5 ton dua buah, 2 ton satu buah dan 500 kilogram empat buah, serta beberapa pengikat, segel dan perlengkapan lainnya.

Kemhan siapkan 120 pakar siber antisipasi serangan luar

Kementerian Pertahanan menyiapkan 120 orang untuk memperkuat pasukan siber guna mengelola isu-isu terkait dengan informasi teknologi termasuk upaya perlindungan dari kemungkinan serangan siber terhadap Indonesia.

Kemhan siapkan 120 pakar siber antisipasi serangan luar
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu

"Rencananya (jumlah) 120 orang. Masih ada sedikit, kita lagi didik. Kita tinggal menunggu pelatihan. Sekarang baru melatih 50 pasukan siber. Satu tahun kita bisa mendapatkan yang terbaik kira-kira 15 orang maka empat kali latihan bisa 60 per tahun. Kuotanya 120 orang," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu.

Menurut Menhan, pasukan itu nantinya akan mengamankan kepentingan nasional dan menangkis serangan. Sebelumnya, Selasa (6/1), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan pembentukan badan siber nasional.

Kamis, 08 Januari 2015

Polda Sumut ledakkan kapal nelayan Malaysia

"Kita sudah melakukan pemeriksaan dan penyidikan. Setelah mendapatkan izin dari pengadilan, maka kita melakukan peledakan dan penenggalaman kapal pada hari ini,"

Kepolisian Daerah Sumatera Utara meledakkan dan menenggelamkan kapal nelayan asing berbendera Malaysia dengan nomor lambung PKFA 7738 di perairan Belawan, Kamis.


Polisi perairan Polda Sumut dengan kapal patroli berhasil menenggelamkan kapal nelayan asing di perairan Pelabuhan Belawan Medan, Sumut, Kamis (8/1). Polda Sumut berhasil menangkap sebuah kapal asing berbendera Malaysia dan mengamankan empat orang ABK berwarganegara Myanmar saat mencuri ikan di wilayah laut Sumatera Utara. | foto : ANTARA /Septianda Perdana

Peledakan untuk menenggelamkan kapal nelayan asing tersebut dipimpin Kapolda Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo dan disaksikan pejabat Dinas Perikanan dan Kelautan Pemprov Sumut.

Menurut Kapolda, peledakan dan penenggelaman kapal nelayan asing tersebut merupakan tindak lanjut dari program pemerintah Presiden Joko Widodo.

Dengan tindakan tegas tersebut, diharapkan muncul efek jera bagi nelayan asing untuk mencuri ikan (illegal fishing) di perairan nasional.

Dua Terduga Teroris Jaringan Poso Ditangkap di Bima

Kepolisian Resort (Polres) Bima Kota, menangkap dua warga Bima yang diduga anggota jaringan teroris. Pelaku berinisial DE, asal Kelurahan Penatoi dan ER, asal Kelurahan Nae, diperkirakan masuk dalam jaringan Poso dan pelaku penembakan polisi.

Dua Terduga Teroris Jaringan Poso Ditangkap di Bima
Polisi melakukan razia  | foto : ANTARA/Zainuddin MN

"Saat ditangkap mereka melawan dan terpaksa kami tembak," kata Wakapolres Bima Kota Kompol Yuyan Priatmadja saat dihubungi, Kamis 8 Januari 2015.

Menurut polisi, DE alias Deni, diduga kuat terlibat dalam kasus penembakan polisi. Dari tangan pelaku didapati senjata api revolver jenis Taurus lengkap dengan enam butir peluru.

Kini polisi masih memburu seseorang berinisial F yang telah lama juga menjadi buronan densus 88 antiteror Mabes Polri. Pelaku ini diperkirakan masih bersembunyi di Bima.

Panglima TNI Pimpin Operasi Pengangkatan Ekor Pesawat Airasia QZ-8501

Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko memimpin langsung proses pelaksanaan operasi pengangkatan bagian ekor pesawat AirAsia QZ-8501 yang telah berhasil ditemukan di dasar laut perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015).


Dalam memimpin operasi pengangkatan bagian ekor pesawat AirAsia QZ-8501, Panglima TNI terbang dari Jakarta dengan menggunakan Boeng-737 TNI AU ke Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, dilanjutkan dengan pesawat helikopter menuju KRI Banda Aceh yang menjadi Kapal Markas dalam operasi tersebut.

Jenderal TNI Dr. Moeldoko mengakui masih terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam proses evakuasi ekor pesawat tersebut, salah satunya kondisi cuaca dan arus di perairan tempat jatuhnya pesawat.

Dua Kapal Perang Kolinlamil Dukung Operasi di Wilayah Timur

Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI)  dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) serta dibawah binaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) baik Jakarta dan Surabaya diberangkatkan untuk mendukung operasi pergeseran pasukan (Serpas) dan Pergeseran material (Sermat) ke wilayah Timur.

Dua Kapal Perang Kolinlamil Dukung Operasi di Wilayah Timur

Kedua kapal perang tersebut yakni KRI Tanjung Kambani-971 dengan Komandan Letkol Laut (P) Djoko Prijatin yang mendukung pergeseran Pasukan Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) dari TNI Angkatan Darat (TNI AD) Batalyon Infanteri 303 Setia Sampai Mati (SSM) Cikajang, Garut  dan telah diberangkatkan menuju provinsi Papua pada selasa 6 Januari 2015 yang dilepas oleh Panglima Divisi I Infantri/Kostrad TNI AD Mayjen TNI Harry Purdianto di Dermaga Mako Kolinlamil.

Kolatarmatim Buka Kursus Komandan KRI

Sebanyak 30 perwira menengah (Pamen),dan Perwira pertama (Pama) yang bertugas di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur mengikuti kursus Komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan kursus Kepala Departemen Mesin (Kadepsin), yang berlangsung di Gedung Pulau Gundul Kolatarmatim Ujung Surabaya, Kamis, (8/1/2014).

Kolatarmatim Buka Kursus Komandan KRI

Upacara pembukaan kursus dipimpin langsung oleh Komandan Kalatarmatim Kolonel Laut (P) Bambang Supriyadi, SE. dengan ditandai penyematan tanda peserta kursus kepada salah satu perwakilan siswa. Kursus Komandan Kapal dan kursus Kadepsin ini, akan berlangsung selama satu bulan.

Dalam amanatnya Komandan Kolatarmatim mengatakan, bahwa untuk membangun TNI Angkatan Laut yang besar, handal, disegani dan menuju World Class Navy, pada hakekatnya adalah membangun kemampuan dengan meningkatkan kemampuan jumlah dan kondisi Alutsista serta kemampuan sumber daya manusianya.

Kisah di Balik 17 Menit Penemuan Ekor QZ8501 dan Tabung yang Kehabisan Oksigen

Masih menggunakan baju penyelam dengan kondisi yang basah kuyup, Serma Marinir Boflen Sirait berdiri tegap di Anjungan KRI Banda Aceh, yang tengah berlayar di Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (7/1/2015) siang. Dengan tarikan napasnya yang masih berat, Boflen hendak melaporkan temuannya.

Anggota TNI AL melihat benda yang diduga serpihan pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata

Boflen bersama pasukan penyelam lain yang merupakan gabungan dari tim TNI Angkatan Laut baru saja menemukan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember lalu. Dia bahkan sudah mengambil beberapa gambar kondisi ekor pesawat itu di bawah air. Tanda serta tali untuk jalur masuk bagi penyelam-penyelam selanjutnya juga sudah dipasang.

Mengenal Srikandi Forensik Indonesia yang Disegani di Mancanegara

Jelang pergantian tahun 2015, sebuah kecelakaan pesawat terjadi di Selat Karimata, perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Semua pemangku kepentingandi negeri ini pun bahu-membahu untuk menemukan jenazah penumpang dan awak pesawat tersebut.

Mengenal Srikandi Forensik Indonesia yang Disegani di Mancanegara
Kepala Sub Bidang Kedokteran Polisi Polda Jawa Tengah, AKBP dr Sumy Hastry Purwanti saat membantu proses identifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia di Selat Karimata.

Posko pencarian didirikan. Di bawah koordinasi Badan SAR Nasional, posko utama itu akhirnya diletakkan di Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Hampir setiap hari, jenazah penumpang dan kru pesawat itu ditemukan di perairan. Jenazah itu akhirnya dibawa ke Lanud Iskandar untuk kemudian diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur, guna proses identifikasi lebih lanjut.

Namun, sebelumnya, jenazah ditransitkan terlebih dahulu ke RSUD Imanuddin, Pangkalan Bun, untuk dikemas. Dengan demikian, ini memudahkan proses identifikasi lanjutan.

Laksamana TNI (Purn) Marsetio berhasil jadikan TNI AL "World Class Navy"

"hingga TNI AL ke depan mampu menuju world class navy atau angkatan laut berkelas dunia... "

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat inteligen dan militer, Susaningtyas Kertopati, menyatakan, mantan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI (Purnawirawan) Marsetio, berhasil membawa perubahan komprehensif dalam kultur korporasi TNI AL dan menggagas program pembangunan pendidikan SDM di TNI AL itu.




"Marsetio sukses membawa TNI AL untuk bekerja dengan visi the world class navy secara agresif," kata Nuning, Jakarta, Rabu.

Selain itu, Marsetio juga sadar dan paham untuk menjadikan TNI AL yang world class navy tentunya membutuhkan dukungan anggaran, regulasi, prajurit dan komponen tenaga pendidik yang mumpuni.

Polres Bangka optimalkan Babinkamtibmas waspadai ISIS

"Kami melakukan penguatan terhadap Babinkamtibmas sebagai unsur terpenting dalam mengayomi dan melindungi masyarakat secara humanis."

Kepolisian Resor Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung mengoptimalkan peran Babinkamtibmas untuk mewaspadai masuknya aktivitas Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS) ke daerah itu.


Polres Bangka optimalkan Babinkamtibmas waspadai ISIS

"Selama ini kami sudah mewaspadainya dengan meningkatkan peran Babinkamtibmas di sejumlah desa yang bekerja sama dengan Kepolisian Sektor," kata Kepala Kepolisian Resor Bangka Tengah AKBP M Zainul di Koba, Rabu.

Ia menjelaskan, Babinkamtibmas ini berada dan bersama masyarakat setiap hari maka perannya sangat dibutuhkan untuk memantau serta mengawasi situasi yang terjadi di lapangan untuk segera dilaporkan kepada aparat kepolisian.

Panglima TNI Akui Sarana TNI masih belum memadai untuk SAR

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengaku peralatan perang TNI masih kurang memadai untuk operasi militer selain perang, dalam hal ini SAR, sebagaimana terlihat pada evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501.

"Evaluasi yang telah kami lakukan, ternyata alutsista yang kita miliki masih belum cukup untuk melakukan SAR. Perlu mendorong Komisi I DPR berpikir bersama agar alutsista TNI ke depan bisa digunakan untuk SAR," kata Moeldoko, di Sentul, Jawa Barat, usai perayaan Natal bersama warga, Rabu.


Jenderal TNI Moeldoko
Jenderal TNI Moeldoko

Sehingga, lanjut dia, ketika terjadi musibah atau kejadian serupa, seperti kecelakaan pesawat AirAsia, maka bisa diatasi secara baik.

Peralatan yang dimiliki negara sahabat yang telah membantu melakukan pencarian korban dan pesawat AirAsia di Laut Jawa, seperti Amerika, Rusia, Jepang, dan Singapura, sangat canggih.

TNI Cantik Nakhoda Kapal Perang KRI Banda Aceh

3 Orang anggota TNI Wanita atau Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) ikut bergabung dalam tim SAR Pesawat AirAsia QZ8501. Mereka merupakan awak KRI Banda Aceh, yang merupakan kapal markas sekaligus pusat komando SAR untuk unsur laut.

Ketiga Kowal yang bergabung dalam SAR kali ini adalah Serda Tri Kusumawardani, Serda Azmiatul dan Serda Rizka Aulia.


TNI Cantik Nakhoda Kapal Perang KRI Banda Aceh

Ketiga Kowal cantik ini bertugas di KRI Banda Aceh untuk bagian logistik. Namun tak hanya mengurusi logistik, para Kowal juga mampu melakukan tugas-tugas lain di kapal. Di antaranya belajar navigasi hingga mengemudikan kapal.

Bahkan untuk sekelas kapal perang seperti KRI Banda Aceh, mereka mampu mengemudikannya. Para Kowal memang mendapatkan pelatihan tersebut.

Rabu, 07 Januari 2015

BIN Dalami Informasi Ancaman Terorisme, Semua Pihak Diminta Tetap Waspada

Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Marciano Norman mengaku masih mendalami informasi dugaan ancaman terorisme yang disampaikan oleh pemerintah Australia.

"Jadi tidak berlebihan, masyarakat juga tidak perlu khawatir tentang hal itu, karena kita juga melakukan langkah pencegahan tapi sekecil apapun info itu tetap kita dalami," kata Marciano di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/1/2017).


BIN Dalami Informasi Ancaman Terorisme, Semua Pihak Diminta Tetap Waspada

Marciano menegaskan, hingga saat ini tidak ada indikasi kuat yang mengarah ke ancaman terorisme seperti yang disampaikan pemerintah Australia.

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan

Kepala Badan SAR Nasional memastikan bagian ekor pesawar AirAsia QZ8501 telah ditemukan di perairan Selat Karimata.

"Kesimpulan saya hari ini, kita sukses mendapat bagian pesawat yang menjadi sasaran pokok sejak kemarin dan hari ini. Bagian ekor sudah ditemukan dan confirm," kata Kepala Basarnas, Bambang Soelistyo, dalam jumpa pers, Rabu (07/01) siang.


Bagian ekor pesawat AirAsia QZ 8501 ditemukan oleh para penyelam dari tim SAR gabungan
Bagian ekor pesawat AirAsia QZ 8501 ditemukan oleh para penyelam dari tim SAR gabungan

Menurutnya, kepastian benda itu adalah ekor pesawat AirAsia didasari oleh tulisan dan lambang maskapai penerbangan AirAsia yang tertera pada benda tersebut.

Hal ini didapatkan setelah tim penyelam diterjunkan untuk memotret obyek itu.

Penemuan ekor pesawat sangat krusial lantaran pada bagian itu biasanya terdapat dua black box atau kotak hitam. Perangkat itu berada di dekat ekor sehingga peluang untuk selamat dari benturan cukup tinggi.

Wujudkan Poros Maritim, RI Butuh Kapal Perang Destroyer

Pengamat militer Digimed Karya Imaji, Anton Aliabbas, mengatakan TNI Angkatan Laut memerlukan kekuatan kapal perang yang mumpuni seperti USS Sampson. Kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat itu ikut dalam evakuasi korban dan puing pesawat Air Asia QZ8501 sejak Jumat, 2 Januari 2015.

USS Sampson

Menurut Anton, kekuatan kapal perang yang mumpuni adalah salah satu kebutuhan pemerintah Joko Widodo untuk mewujudkan mimpi poros maritim. “Tanpa Angkatan Laut yang kuat, sulit membantu pengamanan pembangunan maritim Indonesia,” kata Anton saat dihubungi, Senin, 5 Januari 2014.

USS Sampson merupakan kapal perang khusus lautan dangkal dengan panjang 155 meter dan lebar 20 meter. Kapal ini mampu menerjang ombak setinggi dua sampai tiga meter. Sedangkan panjang kapal perang Indonesia (KRI) yang terbesar tak lebih dari 120 meter. “Semakin besar ukuran kapal, semakin kuat menahan gelombang,” kata Anton.

TNI AU Memperkuat Radar Pesawat

TNI Angkatan Udara (AU) akan memperkuat alat utama sistem persenjataannya (alutsista) demi menjaga keamanan negara. Untuk itu TNI berencana terus mempercanggih radar untuk mendeteksi setiap pesawat yang masuk wilayah Indonesia.

Radar MSSR

“Semua untuk angkatan udara prioritas terutama radar-radarnya,” kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Agus Supriatna usai dilantik di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Jumat (2/1/2014).

Menurut KSAU, jika radar-radar TNI AU canggih maka setiap pesawat yang mencoba masuk langit Indonesia akan diketahui.

Cegah Penyelam Alami Kelumpuhan

Penyegaran unsur kapal perang dalam misi SAR AirAsia QZ8501 berlanjut. Tiga KRI yang berpangkalan di Armada RI Kawasan Barat (Armabar) saling berganti tugas.

Setelah sepuluh hari beroperasi di seputaran Selat Karimata, KRI Kapitan Pattimura, KRI Sutedi Senaputra, dan KRI Todak  kembali ke Jakarta. Tiga kapal tersebut sejak kemarin (6/1) digantikan KRI Tanjung Pandan, KRI Teluk Sibolga, dan KRI Barakuda.


Cegah Penyelam Alami Kelumpuhan
Tim menyiapkan peralatan upaya pencarian korban dan badan AirAsia QZ8501

Sementara itu, Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Haris Bima Bayuseto mengatakan TNI AL telah menyiapkan chamber portable untuk mendukung kegiatan penyelaman. "Alat itu untuk mengembalikan kondisi penyelam setelah mengalami dekompresi," ujarnya.

Pesawat Amfibi Rusia pun Tak Berani Sentuh Air

Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi dalam updatenya mengatakan ombak di lokasi sasaran pencarian badan AirAsia QZ8501 masih berkisar 1-3 meter.

Kondisi itu juga membuat pesawat amfibi milik Rusia Beriev BE-200 tak bisa mendarat.


Pesawat Amfibi Rusia pun Tak Berani Sentuh Air
Pesawat amfibi milik Rusia Beriev BE-200 saat parkir di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun

Padahal pesawat itu sebelumnya disiapkan untuk pendaratan di laut guna mencari jenazah dan menurunkan alat deteksi sonar.

"Dengan ombak seperti itu, mereka tak berani mendarat di air, hanya terbang rendah," kata Supriyadi kemarin.

Kapolda Papua: Serahkan Diri atau Saya Kejar Sampai Neraka

Sebanyak 114 orang yang diduga pengikut kelompok Ayub Waker diamankan setelah tim gabungan Kepolisian berhasil menguasai markas kelompok tersebut di wilayah perbukitan sekitar 2 Kilometer dari Kampung Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Selasa (6/1/2015).

Kapolda Papua, Brigjen Pol Yotje Mende

Selain mengamankan 114 orang yang memiliki kartu West Papua, Kepolisian juga menyita ratusan senjata tajam, busur dan anak panah serta parang.

Sebelumnya, Tim Gabungan Kepolisian dari Brimob Detasemen B Timika dan Polres Mimika yang dipimpin Kaden Brimob Detasemen B, Kompol IGA Nugraha, sempat terlibat kontak tembak dengan kelompok Ayub Waker. Walau berhasil menguasai 3 tenda yang menjadi markas kelompok bersenjata ini, namun Ayub Waker berhasil meloloskan diri.

Panglima TNI: Angkatan Laut tentukan poros maritim

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menilai TNI Angkatan Laut sangat menentukan pengembangan Poros Maritim Dunia, karena itu KSAL yang baru Laksamana Madya TNI Ade Supandi diharapkan membangun kekuatan TNI AL yang hebat.

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko.
FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat

"Saya bangga ada kemajuan TNI AL dengan pemikiran Laksamana TNI Marsetio (KSAL sebelumnya) yang membawa TNI AL sebagai World Class Navy," katanya kepada pers setelah memimpin upacara parade dan defile serah terima jabatan KSAL di Dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa.

Oleh karena itu, ia mengharapkan KSAL yang baru Laksamana Madya Ade Supandi untuk membangun kekuatan TNI AL yang hebat untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, apalagi industri dalam negeri sangat mendukung hal itu.

Calon Kapolri Harus Berjiwa Pendidik

Calon kapolri baru diminta yang mempunyai jiwa pendidik. Sebab dapat mengubah citra kepolisian yang selama ini represif menjadi persuasif.

Guru Besar Penelitian dan Evaluasi Pendidikan UNJ Djaali mengatakan, kandidat Kapolri lebih tepat jika memiliki latar belakang jiwa pendidik.


Calon Kapolri Harus Berjiwa Pendidik
Calon kapolri baru diminta yang mempunyai jiwa pendidik. Sebab dapat mengubah citra kepolisian yang selama ini represif menjadi persuasif.
Foto : ilust/sindophoto
Terlebih jika mempunyai pengalaman sebagai pendidik di lembaga kepolisian. Dengan basis jiwa pendidik maka pelayanan hukum dan penanganan kasus akan jauh dari nilai-nilai kekerasan yang selama ini cenderung melekat di kepolisian.

“Misalnya saja penanganan pendemo akan lebih baik jika secara persuasif daripada represif. Pendemo akan lebih mudah diajak berdialog dan kompromi dan tidak melakukan tindakan anarkis,” katanya usai Paparan Publik Kepedulian Lembaga Pendidikan Tinggi atas Masa Depan Kepolisian di kampus UNJ, Selasa 6 Desember kemarin.

Selasa, 06 Januari 2015

Moeldoko Minta TNI AL Bikin Sekenario Modernisasi Alutsista

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dari Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/1/2015).

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dari Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/1/2015).

Sebelum menjadi KSAL, perwira lulusan AAL Angkatan-28 tahun 1983 ini menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Pengangkatan Laksamana Madya (Laksdya) TNI Ade Supandi, sebagai KSAL didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 92/TNI/2014 yang ditandatangani Presiden RI Joko Widodo pada 31 Desember 2014.

Laksdya TNI Ade Supandi, yang lahir pada tanggal 26 Mei 1960 di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, dilantik menjadi Kasal oleh Presiden RI Joko Widodo pada hari Rabu 31 Desember 2014 di Istana Negara Jakarta.

Cari Air Asia, Kualitas Personel TNI Oke, Alutsista?

Pengamat militer dari Digimed Karya Imaji, Anton Aliabbas, mengatakan perbedaan kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI dengan Amerika berpengaruh dalam kinerja militer dan kemanusiaan.

Cari Air Asia, Kualitas Personel TNI Oke, Alutsista

Perbedaan itu tampak jelas saat TNI mengevakuasi dan mencari puing pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang kontak sejak Ahad, 18 Desember 2014, di Selat Karimata. Dalam pencarian ini, Amerika Serikat membantu mengirimkan kapal perang perusak USS Sampson yang tiba di Selat Karimata, pada Jumat, 2 Januari lalu.

Pada hari pertama bertugas, kapal perang khusus perairan dangkal itu berhasil menemukan 12 jenazah. Sebagai perbandingan, tim Badan SAR Nasional baru menemukan tujuh jenazah dalam waktu empat hari atau sehari sebelum USS Sampson bergabung.

Jokowi Butuh Kapal Perang Sekelas USS Sampson

Pengamat militer dari Digimed Karya Imaji, Anton Aliabbas, mengatakan TNI Angkatan Laut memerlukan kekuatan kapal perang yang mumpuni seperti USS Sampson. Kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat itu ikut dalam evakuasi korban dan puing pesawat Air Asia QZ8501 sejak Jumat, 2 Januari 2015.

Jokowi Butuh Kapal Perang Sekelas USS Sampson
USS Sampson dikerahkan oleh Amerika dalam pencarian jenazah pesawat AirAsia. Dari keterangan yang dihimpun kapal milik Amerika tersebut sudah menemukan serta mengevakuasikan 4 jenazah. 2 Januari 2015. wikipedia.com

Menurut Anton, kekuatan kapal perang yang mumpuni adalah salah satu kebutuhan pemerintah Joko Widodo untuk mewujudkan mimpi poros maritim. "Tanpa Angkatan Laut yang kuat, sulit membantu pengamanan pembangunan maritim Indonesia," kata Anton saat dihubungi, Senin, 5 Januari 2014.

USS Sampson merupakan kapal perang khusus lautan dangkal dengan panjang 155 meter dan lebar 20 meter. Kapal ini mampu menerjang ombak setinggi dua sampai tiga meter. Sedangkan panjang kapal perang Indonesia (KRI) yang terbesar tak lebih dari 120 meter. "Semakin besar ukuran kapal, semakin kuat menahan gelombang," kata Anton.

Panglima TNI: Evakuasi Korban AirAsia Tidak Mudah, Prajurit Kita Bekerja Maksimal

Hari ini Panglima TNI Jenderal Moeldoko mendatangi KRI Bandara Aceh untuk melihat langsung proses evakuasi korban AirAsia QZ8501. Merasakan langsung berada di kapal dengan gelombang ombak yang besar, Moeldoko semakin mengerti sulitnya evakuasi para korban.

Evakuasi Korban AirAsia Tidak Mudah, Prajurit Kita Bekerja Maksimal

"Kemarin saya datang ke crisis center Polda Jatim saya rasakan betapa keluarga korban memiliki keinginan kuat agar keluarga yang belum ditemukan segera ditemukan," kata Panglima TNI Moeldoko dalam jumpa pers di Lanud Iskandar di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1/2015). Dalam jumpa pers itu dia didampingi atase pertahanan dari berbagai negara sahabat yang turut membantu evakuasi, termasuk Wakil Dubes AS untuk Indonesia.

Ini Instruksi Khusus Panglima TNI Kepada Tim Pencari AirAsia QZ8501

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko telah datang langsung ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, melihat langsung Basarnas dan jajarannya bekerja mencari korban dan badan pesawat AirAsia QZ8501. Ia pun memberikan instruksi khusus kepada tim pencari.

Ini Instruksi Khusus Panglima TNI Kepada Tim Pencari AirAsia QZ8501

"Instruksi khusus saya, saya sangat memahami kesulitan kamu. Tapi, saya tidak mau kalian kendor di dalam pencarian ini. Lanjutkan! Jangan surut dengan tantangan-tantangan yang ada," kata Moeldoko.

Pernyataan tersebut disampaikan Moeldoko dalam jumpa pers di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1/2014) sore. Ia didampingi Kapuspen TNI Mayjen M Fuad Basya, atase pertahanan negara-negara sahabat yang ikut membantu operasi SAR terhadap AirAsia QZ8501, termasuk Wakil Dubes AS untuk Indonesia.

Panglima TNI: Kalau Lihat Alutsista yang Canggih, Ngiler juga!

Banyak negara sahabat yang ikut membantu Indonesia mencari badan pesawat dan evakuasi korban pesawat AirAsia QZ 8501 di perairan Selat Karimata. Para negara sahabat bahkan mengerahkan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) canggih.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengapresiasi terlibatnya sejumlah negara asing pada misi evakuasi AirAsia. Moeldoko juga mengaku iri dengan alutsista canggih yang belum dimiliki TNI.


Panglima TNI: Kalau Lihat Alutsista yang Canggih, Ngiler juga!

"Ya pasti kalau kita lihat alutsista yang canggih ngiler juga, ada jenis heli Viper luar biasa. Kita sungguh menginginkan," kata Moeldoko dalam jumpa pers di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1/2015).

Dalam upaya evakuasi korban termasuk mencari black box pesawat AirAsia yang jatuh di lautan, Badan SAR Nasional menerima bantuan dari negara sahabat yakni AS, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Australia, Tiongkok, Rusia dan Jepang.

Kekaguman tentara asing ke TNI cari AirAsia sampai disebut 'gila'

Pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 terus dilakukan. Hingga hari ke-10 pencarian hari ini total sudah 37 jenazah korban ditemukan oleh tim gabungan.
Selain melibatkan Basarnas, pencarian juga melibatkan personel TNI/Polri dan sejumlah personel militer dari negara-negara sahabat. Tak tanggung-tanggung, militer dari Malaysia, Singapura, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat dan Rusia juga ikut bergabung mencari korban dan pesawat nahas itu.


Seahawk evakuasi jenazah AirAsia
Seahawk evakuasi jenazah AirAsia. | Foto : merdeka.com/arie basuki

Sementara dari TNI tak main-main. TNI menerjunkan sejumlah pasukan elitenya dalam misi pencarian tersebut.

Mereka di antaranya terdiri dari personel Marinir, Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Denjaka. Marinir, Kopaska dan Denjaka adalah pasukan elite dari TNI AL.

Kemampuan mereka melakukan misi penyelaman di laut sudah tak diragukan lagi. Sampai-sampai militer dari negara sahabat dibuat takjub oleh mereka.

Yusniar, Penyelam Basarnas yang Tak Sempat Selamatkan Tunangannya

Menjadi penyelam untuk Badan SAR Nasional adalah soal mental. Demikian kata Yusniar Amara, yang diterjunkan untuk mencari jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501.

Perempuan yang disapa Yus oleh keluarga dan teman-temannya ini pada awalnya adalah atlet selam untuk Nanggroe Aceh Darussalam, dan sejak 2002 rutin membantu operasi penyelamatan Basarnas, baik di laut, sungai, maupun di gunung.


yusniar amara penyelam basarnas
Yusniar Amara Penyelam Wanita Basarnas

Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi guru. Oleh karenanya, selepas bangku kuliah pada 2006, ia melamar pekerjaan untuk menjadi guru, dan juga mengikuti seleksi pegawai negeri sipil untuk Basarnas.

"Dua-duanya diterima, dan karena sudah cinta sekali dengan Basarnas dan menyelam, saya memilih Basarnas," kata Yus kepada Pinta Karana dari BBC Indonesia.

Ribuan warga Manokwari padati areal pameran alutsista

Ribuan warga Manokwari, Ibu Kota Provinsi Papua Barat dan daerah sekitarnya memadati areal pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Lapangan Borasi Distrik Manokwari Barat.

Ribuan warga Manokwari padati areal pameran alutsista

Berdasarkan pantauan di Manokwari, Selasa pagi, ribuan warga datang dari berbagai tempat di Manokwari untuk melihat dan foto bersama alat tempur TNI AD yang dipamerkan itu.

Gety Mambrasar, salah seorang warga Kelurahan Sowi, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari mengaku bangga dengan alutsista yang dimiliki TNI AD tersebut.

"Saya baru pertama kali melihat secara langsung tank scorpion yang dimiliki TNI AD selama ini hanya melihat melalui siaran televisi," ujarnya.

Media Singapura Kritik KRI Usman Harun Ikut Cari Pesawat Air Asia

Mabes TNI akhirnya ikut mengerahkan KRI Usman Harun untuk mendampingi KRI Banda Aceh dan KRI Bung Tomo dalam pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun.

Channel NewsAsia malah mengulas pengiriman KRI Usman Harun. Dalam berita tersebut, ditulis penamaan kapal tersebut adalah pelaku pemboman MacDonald House.


KRI Usman Harun
KRI Usman Harun

"Penamaan kapal setelah pembom MacDonald House, Usman Mohamed Ali dan Harun Said, menyebabkan ketegangan antara Singapura dan Indonesia pada bulan Februari tahun lalu," begitu isi berita tersebut. Alhasil, pemerintah Singapura mengirimkan nota keberatan diplomatik atas pemakaian dua nama prajurit KKO tersebut ke dalam KRI.

Disinggung pula akibat tindakan Usman dan harun, tiga orang tewas dan 33 lainnya luka-luka. Meski hukuman itu mendapat tentangan Presiden RI-kedua, Soeharto, namun Singapura menggantung keduanya pada 1968.

Benarkah tudingan AS evakuasi AirAsia tak steril?

Badan SAR Nasional (Basarnas) mendapatkan kritikan dari tim SAR Amerika Serikat (AS). Indonesia dinilai tidak streril dalam merawat perlengkapan penyelamatan. Terutama setelah melakukan evakuasi terhadap korban dan puing-puing pesawat AirAsia QZ8501.

Benarkah tudingan AS evakuasi AirAsia tak steril?
Pencarian AirAsia QZ 8501. | foto :  merdeka.com/arie basuki

Komandan Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Letkol Jhonson Simatupang mengatakan, tim SAR Amerika Serikat memberikan masukan untuk kesterilan perlengkapan tim gabungan dalam proses evakuasi jenazah. Sebab, mereka selalu melakukan pembersihan usai evakuasi.

"Proses evakuasi yang dilakukan tim dari Indonesia dinilai tidak steril. Hal itu berbahaya karena jenazah yang dievakuasi dalam kondisi yang tidak baik, mengingat terendam beberapa hari di laut. Coba lihat mereka bawa jenazah dilapisi aluminium foil supaya cairan (jenazah) tidak kena pesawat. Mereka bahkan minta delay 1 jam untuk mencuci pesawat supaya steril," ungkapnya di di Lanud Iskandar Pangkalanbun Kalimatan Tengah, Senin (5/1).

Komandan AL Amerika nilai pasukan penyelam TNI AL 'gila'

Lieutenant Commander US Navy, Greg Adams, menganggap pasukan penyelam elit TNI Angkatan Laut telah melakukan hal yang 'gila'. Kegilaan yang dia maksud karena dalam cuaca buruk dan ombak yang besar, mereka tetap diminta untuk turun ke bawah laut.

  Komandan AL Amerika nilai pasukan penyelam TNI AL 'gila'
Letnan Komando US Navy Greg Adams. | Foto :  Merdeka.com/Faiq

"Tadi saya sempat ngobrol sama Adam, katanya penyelam kamu gila disuruh menyelam dengan kondisi seperti itu (buruk)," kata Danlanal Banjarmasin Kolonel (P) Haris Bima kepada merdeka.com di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Senin (5/1).

Bima mengatakan, pasukan elit TNI AL sudah terlatih dalam menyelam di bawah laut. Apalagi, Kopaska, Denjaka, Taifibi sudah dikenal oleh TNI AL di semua negara.

Senin, 05 Januari 2015

Balasan Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot

Langkah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang memarahi salah seorang Direktur PT Indonesia AirAsia pada Jumat, 2 Januari 2015, mengundang protes dari sejumlah pilot dan mantan pilot. Bahkan, beberapa pilot langsung bereaksi dengan menyampaikan surat terbuka kepada Jonan lewat media sosial.

Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot

Jonan tampak tak senang dengan manajemen AirAsia yang tidak menggerla briefing cuaca langsung dari Flight Operation Officer (FOO). Briefing langsung, menurut Jonan seperti yang sampaikan lewat staf khususnya Hadi Mustofa Djuraid, harus dilakukan agar ada diskusi antara FOO dan pilot terkait penerbangan, termasuk kondisi cuaca.

Salah satu pilot yang gusar dengan aksi Jonan adalah Fadjar Nugroho. Pilot yang mengaku bekerja di Qatar Airways itu mengatakan, pilot tidak perlu data ke briefing office karena data cuaca sudah disediakan secara online oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Para pilot tinggal mengunduhnya dari laman BMKG.

KSAU Baru Jokowi: Beli, Beli, Beli

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna menyatakan niatnya untuk meningkatkan pertahanan udara dengan membeli dan memperbarui radar TNI AU. Agus berharap ada alokasi anggaran yang cukup, sehingga radar TNI AU dapat menjangkau seluruh titik wilayah Tanah Air.

KSAU Baru Jokowi: Beli, Beli, Beli

"Kalau semua wilayah punya radar, tidak akan ada yang masuk. Pesawat asing masuk sebentar langsung di-intercept dan diturunkan," kata Agus di Istana Negara, Jumat, 2 Januari 2015. Agus menyatakan kondisi beberapa radar sudah tua, meski memiliki spesifikasi dan teknologi yang sama dengan negara lain. Selain itu, di sisi utara dan selatan, jumlah radar juga minim untuk menangkap semua pergerakan pesawat.

Minggu, 04 Januari 2015

Operasi SAR AirAsia QZ8501 Temukan Lima Obyek Besar

Total lima obyek besar berhasil ditemukan operasi SAR kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 memasuki hari kedelapan, Minggu (4/1/2015).

Kemarin, bersama tim SAR gabungan, Basarnas berhasil mendeteksi obyek dengan ukuran cukup besar. Pada pukul 13.30, Kapal Geo Survey menemukan obyek berdimensi 18 x 5,4 x 2,2 meter. Selanjutnya, sekitar pukul 14.24, obyek berukuran lebih kecil terlihat alat deteksi bawah laut berukuran 12,4 0,6 x 0,5 meter.


Operasi SAR AirAsia QZ8501 Temukan Lima Obyek Besar
PANTANG MENYERAH – Personel TNI AL mengevakuasi jenazah penumpang AirAsia QZ8501 ke atas dek KRI Banda Aceh, Sabtu (3/12/2015). (Foto: Reuters)

Pada pukul 23.40, ditemukan dua obyek dengan dimensi berbeda. Obyek tiga dimensi diketahui berukuran 9,4 x 4,8 x 0,4 meter, sementara obyek dua dimensi berukuran 7,2 x 0,5 meter. Kedua obyek berada di posisi yang berdekatan antara satu dengan lainnya berkedalaman 30 meter.

FOTO: Jet Amfibi Rusia Cari AirAsia QZ8501

Pesawat Jet Amfibi Beriev BE-200 milik Rusia kembali ikut melakukan pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501. Pesawat maritim Rusia ini akan kembali berangkat ke perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu 4 Januari 2014.

FOTO: Jet Amfibi Rusia Cari AirAsia QZ8501
Tim SAR Rusia menurunkan barang dari pesawat amfibi BE 200 di Pangkalan Udara TNI AU Pangkalan Bun, Sabtu 3 Januari 2015. Foto : VIVAnews/Ikhwan Yanuar

Pesawat jet ini mengangkut 14 orang tim dengan pilot beserta tujuh kru. Ini merupakan hari kedua Rusia membantu Tim SAR mencari pesawat Airbus 230 ini.

Kemarin, Sabtu 3 Januari, pesawat ini juga telah berangkat ke Pangkalan Bun dengan membawa 47 tim yang terdiri dari 22 penyelam, 24 penyelamat dan satu dokter beserta asisten medis. Namun berhubung kemarin cuaca tak mendukung, pesawat ini belum bisa beroperasi.

Begini Cara Basarnas Prediksi Pergerakan Objek di Laut

Basarnas terus melakukan update dan memperluas objek evakuasi jenazah dan serpihan AirAsia QZ8501. Perluasan area ini dilakukan mengacu pada perhitungan aplikasi yang lazim digunakan oleh komunitas SAR seluruh dunia.

Begini Cara Basarnas Prediksi Pergerakan Objek di Laut

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsdya TNI Henry Bambang Sulistyo menjelaskan bagaimana pihaknya bisa memperkirakan lokasi yang harus dijadikan area pencarian jenazah dan puing pesawat. Dengan memakai slide projector, Sulistyo menjabarkan cara perhitungan Basarnas.

"Jadi kita merencanakan sesuatu bukan asal membuat kotak," kata Sulistyo dalam jumpa pers di kantornya, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta, Minggu (4/1/2015).

TNI AL Mampu Angkat Pesawat AirAsia Tanpa Dipotong

TNI AL siap mengevakuasi bangkai pesawat AirAsia QZ8501 dalam keadaan utuh, tanpa pemotongan bawah air. Pesawat bisa diapungkan di permukaan air laut, baru dinaikkan ponton menuju ke darat guna diperiksa Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).

TNI AL Mampu Angkat Pesawat AirAsia Tanpa Dipotong

Kesiapan TNI Laut ini sebagai kelanjutan terdeteksinya serpihan berukuran besar yang dipastikan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) sebagai pesawat.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya TNI Ade Supandi mengatakan, pihaknya terbiasa mengangkat obyek yang tenggelam di dasar laut. Jangankan pesawat, kapal laut saja bisa diangkat.

"Kita terbiasa angkat kapal-kapal tenggelam. Pesawat Lion Air yang tergelincir di Bali itu yang angkat kita (TNI AL), Dislambair (Dinas Penyelam Bawah Air)," kata Ade jelang keberangkatan KRI Usman Harun-359 dan KRI Frans Kaisiepo-368, di Dermaga Ujung, Koarmatim, Minggu (4/1/15).

TNI AU Bakal Remajakan Sistem Pertahanan

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna mengatakakan, TNI AU bakal melakukan peremajaan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Rencana itu akan direalisasikan sebagai program prioritas satuannya.

"Insya Allah sudah baca mungkin di renstra (rencana strategis) ya. Kami rencana mau ganti F5, juga mau datang pesawat-pesawat, helikopter, dan ada juga Hercules yang dari Australia. Mudah-mudahan ke depan," ujar Agus setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/1).


TNI AU Bakal Remajakan Sistem Pertahanan
Prajurit TNI AU memandu jet tempur Sukhoi SU30 yang melaksanakan latihan di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Selasa (28/10). Tiga unit pesawat tempur Sukhoi SU30 dan satu unit SU27 melakukan misi latihan Pertahanan Udara Nasional (Hanudnas) Tutuka XXXVIII yang dipusatkan di wilayah Dumai, Riau. foto : Antara/Joko Sulistyo

Menurut Agus, pemutakhiran alutsista tidak bisa diperjuangkan sendiri. Dibutuhkan bantuan dari publik agar urgensi dapat didengar cepat oleh pemerintah.

"Semua tidak bisa kalau dari media saja. Bantuan media sudah pasti. Kalau media bicara pasti didukung oleh pemerintah," katanya.

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters