PT Dirgantara Indonesia (PTDI) selaku BUMN produsen pesawat yang
mempunyai pabrik di Bandung mulai bangkit. BUMN ini kebanjiran pesanan
dari TNI.
"Keberadaan PTDI hendaknya menjadi kebanggaan dan
sekaligus andalan bagi kepentingan pertahanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selama lebih dari 36 tahun PTDI memiliki komitmen secara
maksimal mendukung alutsista (alat utama sistem persenjataan) dalam
negeri," kata Direktur Uama PTDI Budi Santoso dalam siaran pers, Jumat
(17/5/2013).
Tahun lalu, PTDI berhasil mendapatkan kontrak
pembelian pesawat dan helikopter Rp 7,9 triliun. BUMN ini selalu
berkomitmen untuk memenuhi pesanan sesuai jadwal.
Saat ini,
pesawat andalan PTDI adalah CN295 yang selalu menjadi langganan TNI
Angkatan Udara. Selama ini pesawat tersebut telah dipesan sebanyak 9
unit. Tahun lalu 2 unit CN295 telah diserahkan kepada TNI AU, dan 2015
mendatang akan diserahkan 2 unit lagi.
Kemudian pesawat CN235
PATMAR buatan PTDI juga telah diserahkan kepada TNI AL sebanyak 3 unit
pada tahun ini. Sementara pesawat NC 212-200 telah diserahkan juga tahun
ini kepada TNI AU.
PTDI menyadari kekuatan alutsista Indonesia
50 tahun lalu sangat disegani di kawasan Asia Tenggara. Kini saatnya
kekuatan dirgantara Indonesia bangkit kembali dan bagi PTDI ini
merupakan peluang besar untuk menunjukkan hasil karya anak bangsa dalam
melengkapi alut sista dalam negeri.
Selain pesawat, PTDI juga
mendapat banyak pesanan helikopter dari TNI. Di 2012 lalu, PTDI telah
menyerahkan 4 unit helikopter jenis Bell 412 EP kepada TNI AD dan 3 unit
untuk TNI AL. Sementara di tahun ini, telah diserahkan 6 unit
helikopter tersebut kepada TNI AD, dan akan menyusul 1 unit lagi.
Di 2013-2014, PTDI telah mendapatkan pesanan 16 unit helikopter dari TNI AD.
BUMN
ini juga memproduksi helikopter jenis Super Puma NAS 332 yang tahun ini
sudah diserahkan 1 unit kepada TNI AU dan 1 unit lagi di tahun depan.
Untuk helikopter jenis Cougar 725, PTDI mendapat pesanan 2 unit di 2014, dan 4 unit di 2015.
Semua
pesawat yang diserahkan ke Kementerian Pertahanan/TNI PTDI menjamin
kelaikan terbangnya sesuai dengan persyaratan pengguna dan regulasi
pemerintah untuk pesawat militer (IMAA). (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut ant...
-
Kebutuhan prajurit TNI terhadap peluru per tahunnya masih defisit sekitar 450 juta butir. Kekurangan itu coba dipasok PT Pindad yang awal ta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar