Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri berabad-abad peninggalan kolonialisme Belanda. Namun visi maritim bangsa Indonesia kembali menguat pasca reformasi, pada pemerintahan Presiden RI keempat Abdurachman Wahid (Gus Dur) yang dibuktikan dengan dibentuknya Departemen Eksplorasi Kelautan dan Dewan Maritim.
Dalam sebuah acara kuliah umum di kampus President University oleh Perwira Menengah TNI AL Letkol Laut (P) Salim disinggung kembali visi maritim Gus Dur yang kuat karena dibelakangnya terdapat Letkol Laut (Purn) Djuanda Wijaya.
Bagi mahasiswa sekarang nama itu sangat asing di telinganya namun bagi mahasiswa era 1998 menjelang reformasi mungkin sudah tak asing lagi nama yang melegenda dalam nuansa pergerakan mahasiswa saat itu. Ya, Pamen TNI AL yang saat itu berpangkat Mayor Laut itu disebut-sebut sebagai otak dari Reformasi 98 saat menjatuhkan Presiden Soeharto dari singgasananya.
Letkol Laut Purnawirawan Djuanda Wijaya yang lahir di Bandung 10 Desember 1959 itu merupakan lulusan terbaik AAL tahun 1984. Kiprahnya di TNI AL ialah mengawaki beberapa KRI termasuk yang dibeli dari Jerman Timur. Serta sempat bertugas di Asrena Mabesal, Guspurla Armatim, dan BAIS ABRI. Pada tahun 1999, dirinya mengundurkan diri dari TNI AL karena ingin terjun di bidang politik.
Dengan berbekal ilmu intelijen dan wawasan kemaritiman, dirinya pun malang melintang di pemerintahan. Bebebrapa jabatan seperti Staf ahli Menteri Luar Negeri masa Alwi Shihab, Staf Menko Sospolkam, dan Dewan Maritim pernah disandangnya.
Meski jabatan resminya adalah staf ahli Menlu Alwi Shihab dan tak punya posisi struktural di Istana, hampir semua kalangan yang dekat Gus Dur, dialah satu dari sedikit orang yang kapan pun bebas menemui Sang Presiden.
Sehingga, sebutan sebagai ‘Pembisik Gus Dur’ melekat di namanya. Maka dari itu, tak salah jika melihat visi maritim Gus Dur karena dibelakangnya terdapat sosok yang sangat fenomenal dan andal sebagi pengonsep kebijakan maritim.
Selepas menjabat dalam beberapa instansi pemerintah, dirinya aktif menjadi pengamat militer, politik dan intelijen serta menjadi dosen di beberapa Perguruan Tinggi dan Sekolah Hidros TNI AL. Letkol Laut (Purn) Djuanda Wijaya meninggal dunia pada 19 Maret 2006 di Paris, Prancis dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.
Walaupun cuma sekilas disebutkan dalam kuliah umum di kampus President University itu, namun bagi beberapa mahasiswa praktis mengundang tanda tanya mengenai siapa sebenarnya sosok tersebut.
Sontak Wakil Rektor Preisdent University, Prof. Anak Agung Banyu Perwita yang bertindak sebagai moderator dalam kuliah umum tersebut langsung menyeletuk “Kalau dulu ada Letkol Laut Djuanda, sekarang ada Letkol Laut Salim dan dibelakangnya ada Banyu Perwita,” selorohnya yang mengundang riuh tawa dari para mahasiswa. (JMOL)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
BANDUNG – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir ingin ada percepatan proyek pembuatan pesawat terbang N219...
-
Roket Pertahanan Memiliki wilayah luas dengan belasan ribu pulau yang terpencar, Indonesia mengembangkan sistem pertahanan ...
-
KCR 60 M PT PAL 1. Apa kelebihan KCR-60 dibanding FPB-57 Nav V yang sebelumnya diproduksi PT.PAL? Dan apa pula kelebihan KCR-60 di...
-
Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana t...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar