Beberapa orang diduga menghilang usai bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Aliran ini menurut pengamat intelijen, Wawan Heri Purwanto merupakan sebuah gerakan terselubung.
"Gerakan ini bukan hal yang baru terjadi, ini merupakan gerakan yang sudah ada sejak lama pecahan dari kelompok Ahmad Musadek, hanya istilahnya saja yang baru," kata Wawan saat dihubungi detikcom, Senin (11/1/2015).
Menurut Wawan, aliran organisasi semacam ini seperti gerakan-gerakan bayangan atau terselubung dengan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan untuk menutupi aktivitas sebenarnya.
"Kegiatan-kegiatan sosial seperti donor darah, santunan anak yatim, awalnya memang seperti kegiatan organisasi sosial. Tapi lama kelamaan jika mengikutinya akan terlihat agak sedikit menyimpanng seperti solat yang tidak wajib, dan paham lain banyak yang mulai bergeser," papar Wawan.
Wawan menambahkan, aliran semacam ini tidak menutup kemungkinan akan mengarah ke pada tindakan yang bersifat extrimis. "Gerakannya memang enggak langsung ke sana tapi seperti menggunakan penggiringan, dikarenakan adanya gerakan sosial untuk menghilangkan gerakan yang terselubung," tambah Wawan.
Seperti diketahui beberapa orang warga di Purwokerto, Surabaya dan sekitar Jawa Tengah, diduga menghilang setelah mengikuti kegiatan dari aliran Gafatar. Bahkan dr Rica yang sempat disebut-sebut menghilang selama 2 minggu dan pergi sampai ke Mempawah atau Sanggau, Kalimantan Barat, untuk mengikuti kegiatan Gafatar.
Gafatar Pernah Daftar ke Mendagri, Tapi Ditolak karena Terkait NII
Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pernah mendaftarkan diri ke Kemendagri sebagai organisasi kemasyarakatan. Namun, pihak Kemendagri menolak dengan alasan Gafatar terkait dengan Negara Islam Indonesia (NII).
"Memang Gafatar pernah mendaftar melalu surat no: 01/ Setjend/dpp/x/2011 tanggal 2 November 2011 tapi ditolak karena pertimbangan diidentifikasikan terkait dengan gerakan NII," kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Mayjen (purn) Soedarmo saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (12/1/2016).
Soedarmo menjelaskan, berdasarkan saran dari berbagai kementerian dan lembaga, termasuk BIN, memang ada rekomendasi untuk menolak Gafatar dijadikan sebagai organisasi resmi yang terdaftar. Oleh karena itu, hingga saat ini Gafatar merupakan organisasi ilegal.
"Dari laporan teman-teman di Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) daerah, ormas tersebut sudah pada dibubarin makanya beberapa kali ganti nama," jelasnya.
Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia. Program kerja Gafatar sendiri di antaranya merupakan gerakan sosial ketahanan dan kemandirian pangan, seperti donor darah serta sumbangan anak yatim. Mereka pun memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan kebencanaan, pelatihan untuk remaja, dan lain-lain. Namun baik website serta akun sosial media mereka terakhir kali aktif satu tahun yang lalu.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia menyebut bahwa gerakan Gafatar terindikasi sebagai pecahan Al Qiyadah Al Islamiyah pimpinan Ahmad Musadeq.
Orang-orang Galau Mudah Menjadi Target Gafatar
Aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tengah menjadi sorotan publik, apalagi setelah keterkaitannya dengan hilangnya beberapa orang yang mengikuti organisasi itu. Menurut Pengamat Intelejen Wawan Heri Purwanto, salah satu pintu masuk aliran ini dengan cara mendekati orang-orang yang sedang bermasalah atau galau.
"Pola-pola perekrutannya dengan cara mendekati orang-orang yang sedang galau atau sedang bermasalah," kata Wawan saat dihubungi detikcom, Senin (11/1/2015).
Wawan tak menampik banyak kalangan terpelajar yang mungkin ikut direkrut untuk masuk Gafatar. Hal itu dimanfaatkan mereka sebagai cara untuk mengumpulkan donasi.
"Ya banyak yang terpelajar, karena memeng mereka itu sudah discouting dulu. Mungkin disitu ada upaya mengumpulkan uang juga, golongan terpelajar kan juga memiliki uang, jadi ini salah satu cara untuk mendapatkan donasi," papar Wawan.
Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia. Menurut mereka, Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para pejabat serakah dan kerap bertindak amoral. "Kenyataan ini membuat kami terpicu untuk berbuat," tulis Gafatar sebagaimana dikutip detikcom, Senin (11/1/2016).
Program kerja Gafatar sendiri di antaranya merupakan gerakan sosial ketahanan dan kemandirian pangan. Mereka memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan kebencanaan, pelatihan untuk remaja, dan lain-lain. Beberapa orang hilang seperti dr Rica misalnya, disebut-sebut ia menghilang selama 2 minggu dan pergi Mempawah atau Sanggau, Kalimantan Barat, untuk mengikuti kegiatan Gafatar.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Gafatar terkait isu-isu yang beredar. Sementara di sisi lain, usai menemukan dr Rica, Kapolda DIY menyebutkan, ada kemungkinan dr Rica memang terlibat Gafatar.
"Kalau mendengar keterangan dari suaminya, sebelum menikah (Rica) memang aktif di Gafatar. Setelah menikah mandeg," ujar Brigjen Erwin Triwanto di Mapolda DIY, Jl Ring Road Utara, Sleman, Senin (11/1/2016). (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan ...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tercium bau tak sedap dari rencana pemerintah untuk mengakuisisi delapan unit helikopter serang AH-64 Apache dari Amerika Serikat (AS). Pas...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar