Pembangunan industri pertahanan dalam negeri harus komprehensif.
Demikian salah satu pesan yang diangkat Wakil Presiden Boediono saat
membuka pameran industri pertahanan Indo Defence V di Jakarta
International Expo, Kemayoran, Rabu (7/11). Menurut Boediono, industri
pertahanan adalah salah satu industri yang mengedepankan teknologi.
"Jadi,
dalam membuat rencana dan rancangan, harus diintegrasikan dengan
kemampuan secara luas, baik dari industri itu sendiri maupun dengan
universitas sebagai motor riset. Kalau tidak, tidak tentu industri
pertahanan kita akan mandek," kata Boediono. Pengalaman di banyak
negara, Boediono menyebutkan industri pertahanan berkembang sukses
karena tumbuh berbarengan berkembangnya industri lain dan riset di
perguruan tinggi.
Industri pertahanan, tambah dia, tak bisa
tumbuh sendiri tanpa dukungan dari industri lain. Keberadaan UU Industri
Pertahanan, lanjut Boediono, bisa menjadi pemandu bagi semua pelaku
industri pertahanan. "Tentu sekarang masalahnya bagaimana UU ini
diterjemahkan dan direalisasikan dalam program yang lebih operasional
dan konkret. Tapi, soal cost dan quality-nya tidak bisa dikesampingkan,"
lanjut Wapres.
Dia juga menyoroti agar industri pertahanan
dalam negeri bekerja sama dengan industri pertahanan di luar negeri yang
sudah mapan. Boediono mengatakan banyaknya persetujuan antara
pemerintah maupun DPR dengan sejumlah negara dalam mengembangkan
industri pertahanan merupakan celah yang bagus untuk mengembangkan
industri di kedua belah pihak.
Wapres mengapresiasi
penyelenggaraan pameran ini. Menurut dia, dari pameran ini pelaku
industri pertahanan bisa mendapatkan banyak insipirasi untuk
meningkatkan kualitas produknya di masa mendatang. Industri pertahanan,
lanjut dia, merupakan salah satu omzet terbesar.
Merujuk pada
pengeluaran anggaran militer pada 2011 yang mencapai 1.735 miliar dollar
AS, bisnis pertahanan cenderung stabil. Jumlah tersebut, menurut
Boediono, adalah 2,5 kali lipat pendapatan domestik bruto Indonesia atau
hampir 10 kali lipat APBN Indonesia. "Jadi, ini peluang yang luar biasa
bagi suatu negara," kata dia.
Saat ini, belanja pertahanan
Indonesia baru 0,7 persen dari PDB dalam negeri. Ke depan, Boediono
berharap dapat terus meningkat dan memberikan peluang bagi pelaku
industri pertahanan. Jika dilihat statistik impor alutsista, Indonesia
menempati urutan ke-15.
50 Negara
Sebanyak 600
perusahaan dari 50 negara berpartisipasi dalam pameran ini, di antaranya
PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, PT LEN, PT Lundin, Lockheed
Martin, Damen Schelde Naval Shipbuilding, DSME, EADS, Team Australia,
Russian Technologies, Bel Tech Export, SSM, Ukrspecexport, Rheinmetall,
dan Renault Truck Defense.
Pameran ini dirancang dapat menampung
20 ribu pengunjung, praktisi industri pertahanan, serta praktisi
militer. Adapun delegasi resmi dari luar negeri yang ikut serta dalam
pameran ini antara lain Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Malaysia,
Singapura, Th ailand, Vietnam, Azerbaijan, Belanda, Bosnia Herzegovina,
India, Korea Selatan, Prancis, Republik Ceko, Turki, China, Brasil,
Republik Kongo, Ukraina, Pakistan, Qatar, Belarus, Ekuador, dan Iran.
Sumber : Koran Jakarta
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 08 November 2012
Industri Pertahanan Harus Komprehensif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar