Persenjataan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) akan dibenahi guna meningkatkan profesionalisme prajurit. Sebab, pengabdian Kopassus selama ini telah sampai kancah internasional.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, pihaknya sudah mendiskusikan mengenai kemungkinan dilakukannya pembenahan persenjataan khusus bagi Kopassus.
“Ada beberapa senjata yang akan dibenahi," ucapnya usai menerima brevet kehormatan di Markas Kopassus (Makopassus), di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2013).
Untuk diketahui, selama ini Kopassus memang menggunakan berbagai jenis senjata khusus. Banyak dari senjata itu tidak dipakai oleh satuan lain di luar pasukan elit TNI.
Selain aspek alat utama sistem senjata (alutsista), KSAD juga menekankan pentingnya peningkatan jiwa profesionalisme para prajurit. Seluruh anggota Korps Baret Merah diminta untuk membangun korps agar semakin membanggakan.
“Sejarah yang pernah diukir dari waktu ke waktu Kopassus harus semakin profesional. Sebagai seorang prajurit, profesionalisme tetap harus dijunjung tinggi,” urainya.
Terkait senjata khusus, Agustus tahun lalu Kopassus juga menerima tambahan 315 senapan baru berupa senjata laras pendek HK MP5 buatan Heckler dan Koch (HK) Jerman. Ini melengkapi 104 senjata sejenis yang sebelumnya telah dimiliki. Penyerahan dilakukan oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Senjata itu hasil pengadaan Kemhan 2010 yang terdiri dari 220 pucuk HK MP5 A4, 48 pucuk HK MP5 A5, 38 pucuk HK MP5 K.PWW, dan 9 pucuk HK SD5. Senjata itu berstandar internasional dan banyak dipakai pasukan khusus angkatan bersenjata dari berbagai negara. Untuk senjata pasukan khusus, pengadaan dilaksanakan secara langsung ke produsen agar terjamin kualitas dan akuntabilitas dari peralatan itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Rukman Akhmad menambahkan, sejauh ini rencana pembenahan persenjataan khusus Kopassus belum sampai ada taraf jenisnya. “Masih akan dibicarakan di tingkat staf,” ungkapnya.
Namun dia mengakui bahwa untuk pasukan elit memang membutuhkan persenjataan yang khusus. Senjata-senjata itu harus memiliki standar internasional.
Adapun Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi menambahkan, pengadaan senjata khusus bagi Kopassus ditangani oleh angkatan. “Kemhan lebih pada alutsista yang massif dan membutuhkan biaya besar,” imbuhnya. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 12 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
BANDUNG – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir ingin ada percepatan proyek pembuatan pesawat terbang N219...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar