Pesawat tempur F-5 Tiger milik TNI Angkatan Udara akan memasuki masa pensiun dan segera dikandangkan tahun ini. Meski begitu, TNI Angkatan Udara maupun Kementerian Pertahanan belum memutuskan pesawat pengganti Tiger. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia mengatakan baru membuat kajian soal opsi-opsi pesawat pengganti.
"Kajian tersebut sudah saya kirim ke Menteri Pertahanan dan Markas Besar TNI. Nanti akan diputuskan di sana," kata Putu Dunia kepada wartawan di Markas Besar TNI Angkatan Udara, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, 27 Januari 2014.
Dalam kajian tersebut, TNI Angkatan Udara merekomendasikan sejumlah pesawat tempur canggih pengganti F-5 Tiger. Antara lain pesawat tempur Sukhoi SU-35 buatan Rusia, F-16 Fighting Falcon di atas blok 24 buatan Amerika Serikat, F-15 Strike Eagle buatan Amerika Serikat, atau SAAB Gripen buatan Swedia.
TNI Angkatan Udara juga membuat peringkat dari pesawat-pesawat tersebut sesuai kebutuhan mereka. Pada urutan pertama adalah Sukhoi SU-35, disusul SAAB Gripen, dan terakhir adalah F-15 Strike Eagle. Dengan kata lain, pesawat tempur bikinan Rusia menjadi pilihan utama pengganti F-5 Tiger.
Menurut Putu, ketiga pesawat pengganti itu dipilih karena daya tangkal yang mumpuni, khususnya terhadap negara-negara tetangga. "Termasuk faktor persenjataan, perawatan, dan banyak faktor lain," kata dia.
Putu menginginkan pemerintah segera membeli pesawat tempur pengganti F-5 Tiger pada periode 2015-2019. Idealnya, kebutuhan TNI Angkatan Udara sebanyak 16 unit atau satu skuadron. "Tapi kami kembalikan pada kemampuan keuangan negara," kata dia.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menginginkan Sukhoi SU-35 sebagai pengganti F-5 Tiger. Menurut dia, pesawat buatan Rusia itu punya efek gentar yang tinggi di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik. Sedangkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ingin Angkatan Udara punya pesawat tempur canggih yang mampu menggendong rudal jarak jauh, seperti Brahmos buatan India. (Tempo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 28 Januari 2014
TNI-AU Pilih Pesawat Tempur Sukhoi Untuk Gantikan F-5 Tiger
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut ant...
-
Kebutuhan prajurit TNI terhadap peluru per tahunnya masih defisit sekitar 450 juta butir. Kekurangan itu coba dipasok PT Pindad yang awal ta...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
Kalau mau deterent tinggi ya Su-35 doong. Sekalai-kali beli 1 skuadron full 24 pesawat doong, tp ya terserah keuangan negara..
BalasHapusBetul! su 35 aja karena itu termasuk pesawat canggih . biar negara2 tetangga berpilir 2 kali lipat untuk mengganggu kedaulatan NKRI. NKRI harga mati
BalasHapusKenapa tidak ada opsi Dasault Rafale ?. Meskipun lebih mahal, tetapi pesawat kelas medium ini punya banyak peran (multirole), dan juga tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang. http://www.aviatia.net/versus/rafale-vs-su-35/
BalasHapuskalau cuma kategori short take off, ketiga pilihan yang di atas juga punya.kalau dilihat dari kemampuan radar radar ibris milik su 35 jangkauannya sekitar 400 km, sementara aesa radar yang katanya gripen NG punya sekitar 190 km. f 15 E dengan an apg 68 punya 296 km. kalau rbe 2 milik rafale belum ketemu jangkauannya
Hapuspokoke SU-35 yg paling pas..
BalasHapus