Pesawat rancangan mantan presiden BJ Habibie yaitu R80 tengah dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Pesawat jenis turboprop ini ditargetkan mulai mengudara pada 2019.
Komisaris Regio Aviasi Industri Ilham Habibie mengatakan, saat ini pesawat berkapasitas 80 orang ini tengah dalam tahap pematangan desain dan penentuan komponen pesawat, termasuk mesin.
"Jadi salah satu hasil dari desain awal adalah penentuan komponen-komponen pesawat. Speknya kita sudah punya tapi itu tentu kan tergantung dari negosiasi beberapa pihak. Seperti engine, kakinya pesawat atau landing gear-nya apa," kata Ilham saat berbincang dengan detikFinance di Energy Building, SCBD, Jakarta, selasa (17/2/2015).
Putra sulung BJ Habibie ini menuturkan, terkait mesin, pihaknya tengah menimbang-nimbang untuk bernegosiasi dengan beberapa pabrikan luar negeri karena industri dalam negeri belum mampu membuatnya. Ada tiga perusahaan asal Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Tiga perusahaan tersebut adalah Pratt and Whitney dan General Electric dari AS dan Rolls Royce asal Inggris.
"Engine yang sudah ada sekarang dari Pratt ada dan Rolls Royce. GE juga menawarkan. Jadi dari 2 perusahaan itu sudah ada engine-nya. Kalau GE menawarkan, tapi dia buat baru," katanya.
Setelah keputusan mesin mana yang bakal dipakai di pesawat R80, tahap selanjutnya adalah pembuatan prototipe dan kemudian sertifikasi pesawat. Ditargetkan, pesawat ini akan mengudara pada 2019.
"Di 2019, (pengiriman pertama) dua," ujar Ilham.
Dibandrol Rp 264-300 miliar.
Industri pesawat terbang dalam negeri mulai menggeliat. Buktinya, kini PT Regio Aviasi Industri dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) tengah mengembangkan pesawat rancangan mantan presiden BJ Habibie berjenis turboprop bernama R80. Berapa harga pesawat ini?
Awal tahun depan, purwarupa alias prototype R80 akan mulai dibuat dan mulai mengudara pada 2019. Kemudian setelah itu akan dilakukan pengiriman perdana ke maskapai-maskapai yang telah memesan pesawat ini.
"Terbang pada 2019," kata Komisaris Regio Aviasi Industri Ilham Habibie saat berbincang dengan detikFinance di Energy Building, Jakarta, Rabu (17/2/2015).
Pesawat baling-baling ini akan menjadi saingan dari pesawat ATR yang banyak dipakai maskapai-maskapai dengan rute jarak pendek. Ilham menyebutkan, harga yang bakal dibanderol untuk R80 diperkirakan mencapai US$ 22-25 juta, atau sekitar Rp 264-300 miliar.
"Sekitar US$ 22-25 juta. Untuk pesawat sebesar itu, wajar lah," ujarnya.
Beberapa komponen, khususnya mesin, memang masih diimpor. Namun, Ilham mengharapkan R80 bisa menjadi pemicu bangkitnya industri pesawat terbang dalam negeri untuk terus berkembang seperti yang pernah diusung oleh sang ayah.
"Yang penting kita punya hak atas kepemilikan intelektualnya, banyakan labanya di dalam negeri. Kita kan membuat ini nanti, yang penting pelan-pelan ada snowball effect akan membuat industri dalam negeri secara potensial menjadi supplier yang lebih kuat atau ada peluang untuk mereka tumbuh di Indonesia. Memang perlu waktu, tapi kalau nggak mulai tidak akan ada," papar Ilham. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 18 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut ant...
-
Kebutuhan prajurit TNI terhadap peluru per tahunnya masih defisit sekitar 450 juta butir. Kekurangan itu coba dipasok PT Pindad yang awal ta...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar