Satu thunder flight Sukhoi Su-27/30MKI Flanker dari Skuadron Udara 11 TNI AU mengusir pesawat terbang luar negeri yang terbang tanpa ijin di koridor udara Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, hari ini.
Penerbangan tanpa ijin di wilayah udara itu sudah beberapa kali terjadi namun bisa diusir jajaran TNI AU.
"Satuan radar mendeteksi pesawat tidak dikenal di wilayah Natuna. Kami mengejar mereka," kata Komandan Skuadron Udara 11 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang Vincentius Endy HP, usai kembali mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Hang Nadim, Batam, Jumat.
Untuk sementara waktu, beberapa Sukhoi Su-27/30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU ditempatkan di sana untuk bersiaga. Dalam keseharian, mereka memiliki home base di Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar.
Informasi penerbangan gelap itu, kata dia, diterima petugas piket sekitar pukul 11.30 WIB.
Endy langsung memimpin pengejaran bersama dua anak buahnya, yaitu Letnan Dua Penerbang Nur Wachid, dan Kapten Penerbang Idris.
Sekitar satu jam pengejaran, dua pesawat tempur buatan Rusia itu mendarat di Batam.
"Pesawatnya memotong jalur di Natuna. Setelah mengetahui kami mengejar, pesawat tidak dikenal tersebut keluar dari ruang udara Natuna dan menggunakan jalur semestinya," kata dia.
Ia mengatakan, belum mengetahui secara pasti jenis pesawat terbang itu, karena posisi terakhir masih jauh dari titik pesawat terpantau radar. "Mereka tahu kalau dikejar. Sehingga langsung meninggalkan udara Natuna sebelum sempat kami dekati," kata Endy.
Indonesia sebetulnya memberi beberapa koridor udara untuk keperluan penerbangan damai pesawat-pesawat terbang militer negara-negara lain.
Walau begitu, mereka atau perwakilan resmi negara-negara yang akan menggunakan koridor udara itu tetap harus mengajukan ijin resmi kepada pemerintah Indonesia.
Pemberitahuan tertulis dan pengajuan ijin resmi itu ditujukan, antara lain, kepada Markas Besar TNI dan TNI AU, Badan Intelijen Strategis TNI, Kementerian Luar Negeri, dan beberapa instansi lain. Ketidakpatuhan pada prosedur ini bisa berujung pada insiden diplomatik dan militer secara serius.
Wilayah Natuna, kata dia, termasuk paling rawan dilanggar penerbangan gelap mengingat kondisi geografisnya yang luas.
"Posisinya pada sisi utara. Sementara pesawat-pesawat itu ingin ambil jalur lurus sehingga bisa lebih hemat bahan bakar dan cepat sampai. Makanya mereka melintasi udara Natuna khususnya yang ke Malaysia dan Singapura," kata dia. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 25 September 2015
Pesawat Sukhoi TNI AU Kembali Usir Pesawat Asing di Kepulauan Natuna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut ant...
-
Kebutuhan prajurit TNI terhadap peluru per tahunnya masih defisit sekitar 450 juta butir. Kekurangan itu coba dipasok PT Pindad yang awal ta...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar