Sebanyak 25 Atase Pertahanan dari luar negeri mengunjungi ke kawasan industri pertahanan, PT Technologi and Engineering Simulation (TES), bahkan mereka pun merasa kagum dengan simulator yang dibuat oleh orang Indonesia itu.
Kunjungan Atase Pertahanan dari 25 negara ke PT TES, pembuat simulator pesawat tempur, helikopter dan kendaraan tempur difasilitasi oleh Kementerian Pertahanan yang sedang berusaha membesarkan industri alat pertahanan dalam negeri, salah satunya PT TES yang berlokasi di Desa Mekarwangi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis.
"Kita berpatokan pada aturan pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri. Peluang kita lebih bagus lagi. Dari Malaysia sudah beli simulator ini. Keunggulan dari skill perorangan bagus. Kurang promosi dan pemasaran. Makanya step by step buka hubungan kunjungan," Kasubdit Athan Direktorat Kerja Sama Internasional Kemhan, Kolonel (Kav) Iskandar.
Salah satu atase pertahanan yang cukup tertarik dengan simulator TES adalah atase pertahanan Meksiko Brigadir Jenderal Alexandro Iturria. Ia berharap kerja sama antara Indonesia dengan Meksiko bisa terjalin dalam hal simulator ini.
"Tentu saja sangat tertarik, terutama flight simulatornya. Saya akan melaporkan ke negara saya, tapi untuk keputusan (membeli) saya tidak tahu. Saya hanya memberikan laporan. Yang jelas kita bisa menjalin kerja sama," tutur Iturria.
Hal senada diungkapkan oleh atase pertahanan Singapura Col Lawrance The Yew Kiat yang optimis bisa bekerja sama dengan PT TES, baik G to G (goverment to goverment), ataupun B to B (business to business).
"Respon dari perwakilan-perwakilan atase pertahanan yang hadir, tak hanya negara Asia, tapi perwakilan negara Eropa sangat positif. Kita berharap hubungan antara bisnis ke bisnis antara Indonesia dan negara yang hadir bisa baik. Singapura juga optimis bisa meningkatkan kerja sama yang lebih dalam bidang pertahanan dengan Indonesia," paparnya.
Meski menyambut positif, tidak semua negara bisa dengan mudah melakukan kerja sama dengan Indonesia, seperti negara Jerman yang menurut atasenya tidak dengan mudah bisa saling bekerja sama dalam hal teknologi militer.
"Saya tidak bisa ungkapkan, tapi mungkin kita bisa saling sharing. Kami punya expert di negara kami, mungkin bisa sharing pengalaman dengan Indonesia," kata atase pertahanan Jerman Colonel Joachim Sproll.
Sebelum mengunjungi tempat workshop pembuatan simulator, para atase mendapat pemaparan dari Direktur Utama PT TES M. Mulia Tirtusudiro. Saat berkeliling, atase-atase melihat perancangan simulator Fight FMS (Full Mission Simulator), simulator helikopter, dan juga simulator tank.
"Perusahaan kami merupakan perusahaan simulator terbesar di Indonesia. Pekerjaan kami based on project. Saya sebelumnya 20 tahun lebih di PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN). Pak Habibie mengajarkan kami mengenai teknologi dan kami berpikir teknologi harus tumbuh di Indonesia," jelas Mulia kepada para atase.
Dari berbagai simulator yang disaksikan perancangannya, atase-atase ini paling tertarik melihat simulator Xtra 330 untuk pesawat aerobatic. Salah satu staf staf TES, Handy, menunjukkan demo simulator dengan visual Bandara Halim Perdanakusuma.
"Kemhan sangat dukung kita ambil contoh event ini. Sering bawa kami ke luar negeri untuk buka stand di pameran, terakhir di Brunei."Kita juga sering ikut pameran Indo Defense. Setelah itu ikut rentetan company dengan Perancis, Inggris, Amerika. Business to business. Di mata mereka orang Indonesia sudah bisa," ujar Business Development Manager PT TES, M Iqbal pada kesempatan yang sama.
Tentara Jerman dan Swedia telah mencoba simulator dan menyatakan kekagumannya.
"Dari situ kita menjajakan kerja sama. Swedia, Perancis dan Amerika. Kerja sama on project based, kalau ada project kita support. Pertama soal visual data based. Taiwan negosiasi untuk simulator helikopter dan tank multi-ranpur," ucapnya. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 10 April 2015
Atase Pertahanan asing kagumi simulator alutsista Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan ...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut ant...
-
Kebutuhan prajurit TNI terhadap peluru per tahunnya masih defisit sekitar 450 juta butir. Kekurangan itu coba dipasok PT Pindad yang awal ta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar