Pemimpin kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah, Santoso kini tengah diburu pihak keamanan. Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, memang butuh waktu untuk menangkap Santoso dan kawanannya.
Saat ini Santoso diketahui tengah bergerilya di hutan daerah Sulawesi. Luhut mengatakan, memang tak mudah untuk menangkap penjahat yang bergerilya di hutan belantara.
"Yang namanya operasi gerilya, di seluruh dunia tidak akan pernah cepat (ditangkap). Daerahnya begitu luas, orangnya cuma 30 orang. Ya kita kejar-kejaran seperti petak umpet," kata Luhut saat berbincang dengan detikcom dan CNNIndonesia di kediamannya, Jl Mega Kuningan Barat, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2016).
Meski demikian, Luhut optimis Santoso beserta kelompoknya akan segera ditangkap. "Pelan-pelan kita gerogoti mereka," katanya.
Luhut mengatakan, kawasan hutan yang luas serta medan yang berat menjadi tantangan untuk menangkap Santoso.
"Luas daerah, pegunungan berkelok-kelok, tertutup hutan, ya itu yang paling pokok (kesulitannya). Ya namanya gerilya kan dia di sini, besok lagi di sana. Bagaimana kamu memonitor mereka? Amerika saja tidak selesai-selesai, di Afghanistan, Syria, itu tidak beres. Itu bukan hal yang mudah, kita coba dengan teknologi lain. Suplai-suplai makan dia sudah ditutup. Tapi kan tidak sesederhana itu juga. Masih ada pendukung-pendukung di adi kampung-kampung itu. Itu kan tidak sesederhana itu juga. Misal 1.000 yang suka kamu, kan tetap saja ada 1 dan 2 yang tidak suka," jelas Luhut. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 20 Februari 2016
Menko Polhukam Jelaskan Alasan Susahnya Tangkap Teroris Santoso
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar