TNI AL akan memiliki dua kapal perang baru produksi dalam negeri. Kapal perusak rudal buatan PT PAL (Persero) itu akan diberi nama seperti dua nama pahlawan.
PT PAL bekerja sama dengan perusahaan galangan kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) dalam membangun kapal jenis PKR (Kapal Perusak Rudal) itu. Kapal Fregate class 10514 tersebut kini diproduksi di galangan kapal milik PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.
"Pembangunan kedua kapal perang tersebut merupakan bagian dari program Transfer of Technology (ToT) dengan DSNS yang memerlukan waktu pembuatan selama 49 bulan," ungkap Kadispenal Laksma M Zainudin kepada detikcom, Kamis (21/1/2015).
First Steel Cutting kapal PKR-1 disebut Zainudin telah dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2014, sementara kapal PKR-2 pada tanggal 16 Juli 2014 lalu. PKR-1 pun sudah dilaunching di Surabaya pada Senin (18/1) lalu oleh Menhan Ryamizard Ryacudu, KSAL Laksamana Ade Supandi, dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli.
"Kapal PKR 10514 memiliki panjang 105 meter dan lebar 14 meter. Dilengkapi sistem pendorong yang mampu berlayar dengan kecepatan 28 knot bila menggunakan 2 unit diesel engine propulsion dan kecepatan 15 knot jika menggunakan 2 unit electric motor propulsion," jelas Zainudin.
Dengan menggunakan pendorongan elektrik, kapal yang memiliki kemampuan siluman (stealth technology) tersebut bisa menghemat bahan bakar. Pasalnya secara otomatis kapal bergerak dengan menggunakan tenaga listrik. Kemampuan siluman yang dimiliki memungkinkan kapal untuk tidak dapat terdeteksi radar.
"Kapal juga dilengkapi sensor udara yang tercanggih saat ini sehingga mampu mendeteksi sasaran di udara lebih dari 200 kilometer. Selain sistem sensor yang dimiliki, kapal PKR dilengkapi dengan sistem peralatan komunikasi modern yang mampu berkomunikasi dengan berbagai unsur lainnya," Zainudin menuturkan.
Sistem komunikasi modern PKR 10514 memungkinkan kapal untuk berkomunikasi dengan kapal permukaan, kapal selam dan pesawat udara baik komunikasi voice maupun data secara terbuka maupun crypto. Tak hanya itu, kedua kapal ini juga memiliki persenjataan modern yang terintegrasi dalam sistem canggih Sensor Weapon Control (Sewaco).
"Antara lain persenjataan meriam kaliber 76 mm dan Millenium Gun 35 mm, peluncur rudal anti serangan udara dan anti kapal permukaan, serta peluncur torpedo," terang Zainudin.
Kapal PKR Jenis Fregate Class 10514 merupakan salah satu jenis KRI dalam susunan kapal tempur pemukul (striking Force) dalam armada tempur. Kapal tempur pemukul ini mempunyai fungsi asasi untuk mampu hadir di segala mandala operasi dan segala cuaca, dapat mengimbangi dan mengungguli kemampuan tempur Angkatan Laut Negara lain.
Striking Force juga memiliki fungsi tambahan yaitu untuk melaksanakan peperangan 3D atau 3 dimensi. Yaitu, peperangan anti udara, anti kapal permukaan dan anti kapal selam.
"Dalam pelaksanaan tugasnya, PKR mampu dioperasikan di medan pertahanan utama dan di daerah-daerah perlawanan serta tugas tambahan dalam penanggulangan bencana di laut (SAR)," ucap Zainudin.
"Bagi TNI AL peristiwa ini memiliki makna penting sesuai dengan kebijakan pembangunan kekuatan yang diarahkan pada perwujudan kekuatan TNI AL menuju Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF), yaitu struktur kekuatan yang disusun berdasarkan kemampuan yang diperlukan (capability design) untuk menghadapi segala bentuk ancaman dalam rangka menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI dengan segala resiko yang dihadapi," sambungnya.
Untuk peningkatan kemampuan sistem persenjataan, kata Zainudin, TNI AL akan terus melibatkan industri dalam negeri yang ada dalam pengadaan alutsista. Lalu akan diberi nama apa dua kapal ini?
"Direncanakan akan diberi nama dua nama pahlawan nasional Indonesia. Untuk kapal PKR-1 akan diberi nama Raden Eddy Martadinata (REM), sedangkan kapal PKR-2 akan bernama I Gusti Ngurah Rai (GNR). Kedua nama pahlawan nasional tersebut sebelumnya pernah pula digunakan pada kapal perang TNI AL yang telah di-disposed," jawab Zainudin.
KRI REM dan KRI GNR rencananya akan diserahkan PT PAL kepada pihak TNI AL pada bulan Oktober 2017. Namun masih belum dijelaskan akan ditempatkan pada satuan kedua kapal perang ini.
"Kedua kapal tersebut akan memperkuat jajaran TNI AL untuk mengemban tugasnya mengawal dan menegakkan kedaulatan negara di perairan yurisdiksi nasional Indonesia," tutupZainudin. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 22 Januari 2016
Pahlawan Nasional Ngurah Rai dan Martadinata Menjadi Nama Kapal Perang Terbaru TNI AL
Label:
Industri Pertahanan,
Kapal Perang,
Produk Nasional,
TNI AL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo, Selasa (11/11), memimpin The 10th Indonesia – Russia Commission Meet...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/09/201...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Dua perusahaan plat merah, PT Dahana (Persero) dan PT Sucofindo (Persero) bersinergi dalam penyediaan barang dan jasa di sektor bahan peleda...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan, pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu da...
-
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut ant...
-
Kebutuhan prajurit TNI terhadap peluru per tahunnya masih defisit sekitar 450 juta butir. Kekurangan itu coba dipasok PT Pindad yang awal ta...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar