Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman menyatakan 18 unit atau satu batalyon meriam kaliber 155 mm asal Korea Selatan sudah tiba di Indonesia.
“Ke-18 unit atau satu batalyon meriam 155 mm asal Korea Selatan itu sudah datang. Rencananya, alutsista akan datang secara berangsur-angsur hingga September 2014,” katanya setelah membuka Kejurnas Karate Piala Kasad di Gedung Celebes Convention Centre (CCC) Makassar, Jumat (4/4/2014).
Lulusan terbaik AKABRI Darat 1978 itu menjelaskan TNI juga menjadwalkan untuk mengambil hasil riset terkait alutsista yang merupakan kerja sama TNI dan perguruan tinggi di Indonesia.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 05 April 2014
TNI Terima 18 Unit Meriam Asal Korea Selatan
Satelit Buatan Asing Ancam Data Indonesia
Keamanan data yang dihasilkan oleh satelit merupakan salah satu pertimbangan pemerintah untuk lepas dari ketergantungan asing. Hal ini untuk mencegah kebocoran data-data sensitif ke pihak tak berwenang.
"Satelit Indonesia atau satelit nasional, harus kita yang kuasai sendiri dan kita yang memiliki. Karena ini menyangkut berbagai isu sensitif, termasuk pertahanan negara," tutur Deputi TPSA - BPPT, Ridwan Jamaluddin di gedung BPPT, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Diungkapkan Ridwan, Indonesia harus menguasai teknologi satelit, kalau tidak ingin suatu saat merasakan kerugian yang fatal. Saat ini, sejumlah satelit Indonesia masih disuplai dari pihak luar. Sehingga muncul kekhawatiran dari segi keamanan komunikasi jika satelit dibuat oleh negara lain.
"Satelit Indonesia atau satelit nasional, harus kita yang kuasai sendiri dan kita yang memiliki. Karena ini menyangkut berbagai isu sensitif, termasuk pertahanan negara," tutur Deputi TPSA - BPPT, Ridwan Jamaluddin di gedung BPPT, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Diungkapkan Ridwan, Indonesia harus menguasai teknologi satelit, kalau tidak ingin suatu saat merasakan kerugian yang fatal. Saat ini, sejumlah satelit Indonesia masih disuplai dari pihak luar. Sehingga muncul kekhawatiran dari segi keamanan komunikasi jika satelit dibuat oleh negara lain.
Kamis, 03 April 2014
Dua Satelit 100% Made in Indonesia Diluncurkan Tahun 2015
Indonesia selama ini belum mampu membuat dan meluncurkan satelit sendiri. Satelit di Indonesia masih dibuat negara lain. Tahun depan, Indonesia berambisi meluncurkan 2 satelit buatan anak bangsa sendiri.
“Kita harus membangun satelit kita sendiri dan tidak tergantung dengan teknologi luar, ini yang harus kita lalui lewat percepatan teknologi satelit, agar kita bisa mengoperasikan satelit yang kita bangun sendiri,” kata Sekretaris Kemenristek Hari Purwanto, di Gedung BPPT, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).
Menanggapi permasalahan tersebut, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) berusaha mandiri, dengan berupaya membangun sinergi antara seluruh komponen pengguna dan penyedia teknologi sistem satelit penginderaan jarak jauh (inderaja) melalui konsorsium nasional melalui tiga Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK). 3 LPNK itu yakni Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Satelit Lapan A2 yang akan diluncurkan | Foto: Lapan |
“Kita harus membangun satelit kita sendiri dan tidak tergantung dengan teknologi luar, ini yang harus kita lalui lewat percepatan teknologi satelit, agar kita bisa mengoperasikan satelit yang kita bangun sendiri,” kata Sekretaris Kemenristek Hari Purwanto, di Gedung BPPT, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).
Menanggapi permasalahan tersebut, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) berusaha mandiri, dengan berupaya membangun sinergi antara seluruh komponen pengguna dan penyedia teknologi sistem satelit penginderaan jarak jauh (inderaja) melalui konsorsium nasional melalui tiga Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK). 3 LPNK itu yakni Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Label:
Industri Pertahanan,
Lapan,
Produk Nasional,
RISET,
Satelit
TNI Akan Bantu KPU Kirim Logistik Pemilu
Panglima TNI Jenderal TNI, Moeldoko menyatakan bahwa pihaknya tak akan membiarkan KPU kedodoran dalam pengiriman logistik pemilu. Menurutnya, TNI punya fungsi tugas perbantuan yang diatur dalam undang-undang.
Hal itu disampaikan Moeldoko usai penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara KPU dengan TNI di Kantor Pusat KPU Jakarta Pusat, Kamis (3/4)."Dalam kerangka tugas perbantuan tersebut, kecermatan dalam inventarisasi distribusi logistik pemilu merupakan faktor kunci demi menjaga kredibilitas institusi TNI dan KPU," kata Jenderal Moeldoko,
Oleh karena itu, lanjut Moeldoko, TNI dan KPU harus memperhatikan faktor keamanan, waktu, jumlah dan lokasi tujuan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Ketua KPU Husni Kamil Manik usai penandatanganan nota kesepahaman antara TNI dan KPU di Jakarta, Kamis (3/4) | Foto: Puspen TNI |
Hal itu disampaikan Moeldoko usai penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara KPU dengan TNI di Kantor Pusat KPU Jakarta Pusat, Kamis (3/4)."Dalam kerangka tugas perbantuan tersebut, kecermatan dalam inventarisasi distribusi logistik pemilu merupakan faktor kunci demi menjaga kredibilitas institusi TNI dan KPU," kata Jenderal Moeldoko,
Oleh karena itu, lanjut Moeldoko, TNI dan KPU harus memperhatikan faktor keamanan, waktu, jumlah dan lokasi tujuan.
Label:
Isu Politik,
Propesionalisme TNI
Presiden Terpilih 2014 Prioritaskan Diplomasi Kelautan
Strategi diplomasi kelautan Indonesia belum berjalan optimal. Hal ini berdampak pada kian buruknya kinerja kerjasama ekonomi Indonesia pada level regional dan internasional.
Lalu, belum tuntasnya pembahasan perbatasan laut Indonesia dengan 10 negara tetangga. Bahkan masih ditemukannya tindak kekerasan terhadap warga negara Indonesia di luar negeri.
“Faktanya, melalui media daratan, Indonesia hanya berbatasan dengan 3 negara. Sedang melalui lautan, Indonesia berbatasan langsung dengan 10 negara,” kata Iman Sunario, Ketua Yayasan Suluh Nusantara Bakti mengkritik pemerintah.
Lalu, belum tuntasnya pembahasan perbatasan laut Indonesia dengan 10 negara tetangga. Bahkan masih ditemukannya tindak kekerasan terhadap warga negara Indonesia di luar negeri.
“Faktanya, melalui media daratan, Indonesia hanya berbatasan dengan 3 negara. Sedang melalui lautan, Indonesia berbatasan langsung dengan 10 negara,” kata Iman Sunario, Ketua Yayasan Suluh Nusantara Bakti mengkritik pemerintah.
PT PAL Tunggu Pencairan Anggaran Alih Teknologi Kapal Korea
Pemerintah Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian tiga kapal selam dari Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) Korea Selatan. Dua di antaranya diproduksi di Korsel dan satu kapal akan dibuat tanah air. Oleh karena itu, PT PAL Indonesia mengirim tim teknisi belajar ke negeri ginseng tersebut untuk Transfer of Technology (ToT).
Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Sumarjono, menampik tudingan sejumlah kalangan bahwa mereka tak siap untuk transfer teknologi itu.
"Sekarang dalam proses menyiapkan infrastruktur untuk transfer teknologi. Kami juga masih menginventarisasi keperluan-keperluan itu," ujarnya usai Lokakarya Tentang Penyusunan Rencana Induk Pemenuhan Alpalhankam (Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan) di Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Sumarjono, menampik tudingan sejumlah kalangan bahwa mereka tak siap untuk transfer teknologi itu.
"Sekarang dalam proses menyiapkan infrastruktur untuk transfer teknologi. Kami juga masih menginventarisasi keperluan-keperluan itu," ujarnya usai Lokakarya Tentang Penyusunan Rencana Induk Pemenuhan Alpalhankam (Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan) di Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Program IFX Tetap Berjalan Meski Ada Pergantian Presiden dan Pemerintahan RI
Industri strategis nasional bersama Kementerian Pertahanan sedang mengembangkan pesawat tempur tipe KFX/IFX. Dalam pengembangan dan produksi pesawat tempur ini Indonesia menggandeng Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
KFX/IFX sendiri merupakan varian jet tempur generasi 4,5. Pesaing pesawat ini adalah F18 buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga jual lebih murah.
"Harga jauh lebih murah. Kedua ini target kita produsen juga. Hitungannya jauh lebih murah daripada beli. Yang paling utama. Pajak pembelian, pajak keuntungan, pajak lain-lain balik ke Indonesia yakni sebanyak 30% karena dibeli di dalam negeri," kata Kepala Bidang Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
KFX/IFX sendiri merupakan varian jet tempur generasi 4,5. Pesaing pesawat ini adalah F18 buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga jual lebih murah.
"Harga jauh lebih murah. Kedua ini target kita produsen juga. Hitungannya jauh lebih murah daripada beli. Yang paling utama. Pajak pembelian, pajak keuntungan, pajak lain-lain balik ke Indonesia yakni sebanyak 30% karena dibeli di dalam negeri," kata Kepala Bidang Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
TNI Akan Beli Radar Pertahanan Udara Baru
Kementerian Pertahanan berencana akan membeli sejumlah radar udara militer untuk menambah alat utama sistem persenjataan yang sudah dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara saat ini. "Iya kami berencana beli 'ground control interceptor radar'," kata Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, kepada wartawan di kantor Kementerian Pertahanan, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu, 2 April 2014.
Rachmad bersama beberapa pejabat yaitu Asisten Perencanaan Panglima TNI, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Darat, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara, dan Asisten Perencanaan Kapolri membahas penyusunan rencana induk pembelian alat utama sistem persenjataan TNI dan Polri untuk tahun 2015-2029. Turut hadir, pada direktur utama perusahaan alat utama sisten persenjataan (alutsista) dalam negeri seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT LEN, dan lainnya.
Rachmad bersama beberapa pejabat yaitu Asisten Perencanaan Panglima TNI, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Darat, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara, dan Asisten Perencanaan Kapolri membahas penyusunan rencana induk pembelian alat utama sistem persenjataan TNI dan Polri untuk tahun 2015-2029. Turut hadir, pada direktur utama perusahaan alat utama sisten persenjataan (alutsista) dalam negeri seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT LEN, dan lainnya.
Pangkalan TNI AL (Lanal) Tarakan akan ditingkatkan menjadi Lantamal
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) VII Manado, Laksma TNI Raja Morni Harahap menyampaikan, sesuai keputusan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangkoarmatim), Pangkalan TNI AL (Lanal) Tarakan akan ditingkatkan menjadi Pangkalan Utama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Lantamal). Untuk itu, komandan baru di Lanal Tarakan Letkol Laut (P) Aries Cahyono harus mempersiapkannya.
"Nanti akan ada pergesaran pasukan dan logistik yang cukup besar, disertai mempersiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan semua untuk menjadi Lantamal,” kata Raja usai acara sertijab Danlanal Tarakan, Kamis (3/4).
Lulusan AAL tahun 1983 itu juga menyampaikan, setelah Lanal Tarakan menjadi Lantamal, kebutuhan personel bertambah tiga kali lipat dari sekarang.
"Nanti akan ada pergesaran pasukan dan logistik yang cukup besar, disertai mempersiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan semua untuk menjadi Lantamal,” kata Raja usai acara sertijab Danlanal Tarakan, Kamis (3/4).
Lulusan AAL tahun 1983 itu juga menyampaikan, setelah Lanal Tarakan menjadi Lantamal, kebutuhan personel bertambah tiga kali lipat dari sekarang.
Label:
Maritim,
Perbatasan NKRI,
TNI AL
Rabu, 02 April 2014
KRI Koarmatim Latihan SAR di Perairan Natuna
Sejumlah unsur kapal perang (KRI) yang tergabung dalam unsur tugas divisi Natuna Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014, melaksanakan perjalanan lintas laut menuju Natuna, Kepulauan Riau, Senin (31/3/2014). Konvoi kapal perang terdiri dari tiga unsur kapal perang perang TNI AL dan lima kapal perang dari negara peserta sahabat.
Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Yayan Sugiana dalam siaran persnya, Kamis, (2/4/2014) mengatakan KRI TNI AL yang termasuk dalam divisi Natuna antara lain KRI Yos Sudarso-353, dan KRI Imam Bonjol-384. Sedang kapal perang dari negara asing yakni kapal perang Rusia Marshal Shaposhnikov (BPK 543), HMAS Lounceston dari Australia, kapal perang jenis rumah sakit Vietnam Khanh Hoa HQ- 561561dan kapal perang Jepang JDS Akebono-108.
Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Yayan Sugiana dalam siaran persnya, Kamis, (2/4/2014) mengatakan KRI TNI AL yang termasuk dalam divisi Natuna antara lain KRI Yos Sudarso-353, dan KRI Imam Bonjol-384. Sedang kapal perang dari negara asing yakni kapal perang Rusia Marshal Shaposhnikov (BPK 543), HMAS Lounceston dari Australia, kapal perang jenis rumah sakit Vietnam Khanh Hoa HQ- 561561dan kapal perang Jepang JDS Akebono-108.
Label:
Kapal Perang,
Latiham Militer,
Maritim,
TNI AL
Teknologi Simulator Helikopter TNI AD
Sejumlah petinggi TNI Angkatan Darat melihat simulator NBO 105 dan Bell 412 di markas Penerbangan Angkatan Darat, Semarang, Jawa Tengah (27/3).
Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman melihat instalasi simulator NBO 105 dan Bell 412 di markas Penerbangan Angkatan Darat, Semarang, Jawa Tengah (27/3).
Sejumlah instalasi kaki yang bekerja secara hydrolik pada mesin simulator NBO 105 di markas Penerbangan Angkatan Darat, Semarang, Jawa Tengah (27/3).
Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman duduk di kursi copilot simulator Bell 412 di markas Penerbangan Angkatan Darat, Semarang, Jawa Tengah (27/3). Calon penerbang harus memiliki 20 jam terbang dengan simulator ini sebelum transisi copilot helikopter.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman menuruni tangga simulator Bell 412 di markas Penerbangan Angkatan Darat, Semarang, Jawa Tengah (27/3).
Sumber : Tempo | Budi Purwanto
Natuna Dan Pelajaran Berharga Konflik LCS
Natuna saat ini banyak disebut dalam pemberitaan yang berhubungan dengan kegiatan militer. Selain menjadi tuan rumah Latma Komodo 2014 juga mengenai berbagai rencana pembangunan kekuatan militer di pulau tersebut. Pulau terletak wilayah luar Indonesia dan berhadapan langsung dengan LCS (Laut China Selatan) yang sedang dilanda konflik klaim yang tumpang tindih dari berbagai negara, antara lain Malaysia, Pilipina dan China. Bahkan dari peta 9 dash line China, ada kemungkinan wilayah ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia di utara Natuna ikut termasuk wilayah yang diklaim oleh China.
Walau bisa dibilang termasuk lamban, namun keputusan pemerintah dan TNI untuk memperkuat kehadiran militer di Natuna adalah keputusan yang sangat tepat yang patut diapresiasi. Kita harus melihat contoh negara-negara lain yang saat ini sedang bersengketa wilayah dengan China untuk dapat menilai betapa tingginya nilai Natuna dalam konteks kedaulatan wilayah negara.
Walau bisa dibilang termasuk lamban, namun keputusan pemerintah dan TNI untuk memperkuat kehadiran militer di Natuna adalah keputusan yang sangat tepat yang patut diapresiasi. Kita harus melihat contoh negara-negara lain yang saat ini sedang bersengketa wilayah dengan China untuk dapat menilai betapa tingginya nilai Natuna dalam konteks kedaulatan wilayah negara.
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim
Selasa, 01 April 2014
Industri Strategis Dalam Negeri Lengkapi Kebutuhan Alutsista Indonesia
Alutsista kebanggaan buatan dalam negeri
Percepatan Minimum Essential Force (MEF) yang dibangun Kemenhan tidak hanya fokus impor dari luar negeri, tapi juga dengan produsen-produsen dalam negeri. Keseriusan Kemenhan bisa dilihat dnegan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah industri alutsista dalam negeri yang dilakukan pada Maret 2012 silam.
“Jumlah kontraknya mencapai Rp 1,3 triliun,” ujar Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro saat itu.
Perusahaan yang dilakukan MoU adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Palindo Marine, PT Pindad, PT Infra RCS Indonesia dan PT Sari Bahari. Selama ini kita telah mengetahui pengembangan BUMN Industri strategis seperti PT DI melalui kerjasama pembuatan alat militer bersama pihak produsen luar negeri seperti pesawat CN-295, CN-235, Helikopter Bell 412, Cougar EC-725, Fennec AS-555, dll.
Label:
Industri Pertahanan,
Pindad,
Produk Nasional,
PT DI,
PT LEN
Militer Indonesia Sangat Membutuhkan Tank Leopard
Kementerian Pertahanan menyatakan tank Leopard asal Jerman sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan Leopard sangat penting untuk memperkuat pertahanan darat Indonesia.
"Dari aspek taktis, MBT Leopard telah memenuhi Ketentuan Standar Umum Materiil TNI AD dihadapkan dengan fungsi satuan kavaleri sebagai unsur penggempur," kata Purnomo dalam siaran tertulisnya, Senin (31/3).
Menurutnya, tank Leopard adalah tank yang terunggul di kelasnya. Keunggulan MBT Leopard adalah pada kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut, dan daya hancurnya. "MBT Leopard dapat digunakan di daerah perkotaan maupun di perbukitan atau di daerah setengah tertutup," katanya.
"Dari aspek taktis, MBT Leopard telah memenuhi Ketentuan Standar Umum Materiil TNI AD dihadapkan dengan fungsi satuan kavaleri sebagai unsur penggempur," kata Purnomo dalam siaran tertulisnya, Senin (31/3).
Menurutnya, tank Leopard adalah tank yang terunggul di kelasnya. Keunggulan MBT Leopard adalah pada kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut, dan daya hancurnya. "MBT Leopard dapat digunakan di daerah perkotaan maupun di perbukitan atau di daerah setengah tertutup," katanya.
Indonesia Belum Dimodernisasi Peralatan Radar Militer Pantai dan Udara
Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq mengatakan Indonesia belum memodernisasi peralatan radar militer pantai dan udara. Sebab menurutnya Indonesia masih berfokus pada pengadaan alutsista utama (senjata dan kendaraan tempur).
“Untuk Angkatan Udara alutsista pendukungnya masih radar lama dan belum semua pangkalan udara militer dilengkapi radar,” kata Mahfudz Siddiq ketika dihubungi Republika, Senin (31/3).
Mahfudz mengatakan sebagian besar radar militer Indonesia sudah tidak berfungsi optimal. Ini karena radar yang digunakan sudah tidak moderen. Menurut Mahfudz anggaran alutsista sebesar Rp 120 triliun selama 2009 sampai 2014 tidak memadai.
“Untuk Angkatan Udara alutsista pendukungnya masih radar lama dan belum semua pangkalan udara militer dilengkapi radar,” kata Mahfudz Siddiq ketika dihubungi Republika, Senin (31/3).
Mahfudz mengatakan sebagian besar radar militer Indonesia sudah tidak berfungsi optimal. Ini karena radar yang digunakan sudah tidak moderen. Menurut Mahfudz anggaran alutsista sebesar Rp 120 triliun selama 2009 sampai 2014 tidak memadai.
Label:
Radar Pertahanan,
TNI AL,
TNI AU
AMX-13 Retrofit Pindad itu Mulai Berjalan
Setelah ditinjau langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan, Pindad tak membuang waktu. Perusaan senjata asal Bandung ini segera menggelar uji coba tank AMX-13 hasil Retrofit mereka. Mulai hari ini, 1 april 2014, Tank ringan itu akan diujikan berjalan ke kawasan Sukabumi dan Cianjur untuk melihat olah gerak hasil retrofit. Selain olah gerak, nantinya juga akan dilakukan uji tembak dalam waktu dekat.
Proyek retrofit AMX-13 ini mulai berjalan sejak akhir 2011 lalu. Seharusnya di Tahun 2013 ini Pindad telah melakukan produksi Retrofit AMX. Namun dalam perjalanannya, sejuta rintangan menghambat. Dan akhirnya, pada awal 2014, sebuah prototype bisa diselesaikan.
Proyek retrofit AMX-13 ini mulai berjalan sejak akhir 2011 lalu. Seharusnya di Tahun 2013 ini Pindad telah melakukan produksi Retrofit AMX. Namun dalam perjalanannya, sejuta rintangan menghambat. Dan akhirnya, pada awal 2014, sebuah prototype bisa diselesaikan.
Senin, 31 Maret 2014
TNI Perkuat Pulau Terluar Antisipasi Kemungkinan Konflik Laut China Selatan
Panglima TNI Jenderal Moeldoko berencana memperkuat kekuatan di Pulau Natuna, Kepulauan Riau untuk mengantisipasi hal-hal negatif akibat konflik Laut China Selatan. Moeldoko pun mengumpulkan seluruh Kepala Staf Angkatan untuk mencari solusi penguatan pulau strategis Indonesia yang berbatasan dengan Laut China Selatan tersebut.
"Bila terjadi sesuatu di sana akan merembes ke Indonesia," kata Moeldoko pada 3 Maret 2014 lalu.
Terkait rencana Jenderal Moeldoko, TNI Angkatan Udara akan melakukan perbaikan Lanud Ranai Pulau Natuna dan menempatkan skadron move atau bisa berpindah home base. Agar Lanud Ranai bisa menjadi hardened shelter pesawat tempur seperti Sukhoi, F-16, Golden Eagle dan jenis lainnya.
Prajurit TNI tampak memperhatikan dengan seksama sambutan yang disampaikan oleh Presiden SBY (Rumgapres/Abror Rizki) |
"Bila terjadi sesuatu di sana akan merembes ke Indonesia," kata Moeldoko pada 3 Maret 2014 lalu.
Terkait rencana Jenderal Moeldoko, TNI Angkatan Udara akan melakukan perbaikan Lanud Ranai Pulau Natuna dan menempatkan skadron move atau bisa berpindah home base. Agar Lanud Ranai bisa menjadi hardened shelter pesawat tempur seperti Sukhoi, F-16, Golden Eagle dan jenis lainnya.
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Perbatasan NKRI
TNI AD Bantah Kritikan Habibie Soal Pembelian Tank Leopard
TNI Angkatan Darat membantah kritikan mantan Presiden BJ Habibie terkait dengan pembelian tank Leopard dari Jerman oleh pemerintah Indonesia. Menurut TNI AD, tidak benar tank Leopard yang termasuk dalam tank tempur utama (main battle tank atau MBT) adalah tank yang dikhususkan untuk negara yang memiliki padang pasir.
"Dari 20 negara pengguna tank Leopard, hanya 3 negara (15 %) yang memiliki padang pasir. Sedangkan 85% dari negara-negara tersebut tidak memiliki padang pasir," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (30/3/2014) malam.
Menurut Andika, saat ini ada 140 negara pengguna MBT diseluruh dunia, dengan 65 jenis MBT yang berbeda. Khusus untuk tank Leopard digunakan oleh 20 negara besar. Mulai dari Australia, Austria, Brasil, Kanada, Cile, Denmark, Finlandia, Jerman, Yunani, Indonesia, Italia, Lebanon, Norwegia, Polandia, Portugal, Singapura, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Turki.
"Dari 20 negara pengguna tank Leopard, hanya 3 negara (15 %) yang memiliki padang pasir. Sedangkan 85% dari negara-negara tersebut tidak memiliki padang pasir," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (30/3/2014) malam.
Menurut Andika, saat ini ada 140 negara pengguna MBT diseluruh dunia, dengan 65 jenis MBT yang berbeda. Khusus untuk tank Leopard digunakan oleh 20 negara besar. Mulai dari Australia, Austria, Brasil, Kanada, Cile, Denmark, Finlandia, Jerman, Yunani, Indonesia, Italia, Lebanon, Norwegia, Polandia, Portugal, Singapura, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Turki.
TNI AU Tunggu Pesawat Tempur Generasi 4,5
Peremajaan dan modernisasi arsenal perang TNI AU terus dilakukan, di antaranya pesawat tempur pengganti F-5E/F Tiger II yang sekarang tergabung di Skuadron Udara 14, yang berasal dari generasi 4,5 atau 4,5++.
Di antara kontestan yang telah masuk ke dalam daftar pasti pengajuan adalah Sukhoi Su-35 Flanker E (Rusia), JAS-39 Gripen (Swedia), Dassault F1 Rafale (Prancis), dan Boeing-McDonnel Douglas F/A-18E/F Super Hornet (Amerika Serikat). Pengadaan arsenal baru TNI AU itu sesuai Perencanaan Strategis Pertahanan Indonesia Tahap III.
"Kami masih menunggu evaluasi dari Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI. Jika ditanya, kami menginginkan generasi 4,5," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, di Yogyakarta, Minggu.
Sukhoi Su-35 |
Di antara kontestan yang telah masuk ke dalam daftar pasti pengajuan adalah Sukhoi Su-35 Flanker E (Rusia), JAS-39 Gripen (Swedia), Dassault F1 Rafale (Prancis), dan Boeing-McDonnel Douglas F/A-18E/F Super Hornet (Amerika Serikat). Pengadaan arsenal baru TNI AU itu sesuai Perencanaan Strategis Pertahanan Indonesia Tahap III.
"Kami masih menunggu evaluasi dari Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI. Jika ditanya, kami menginginkan generasi 4,5," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, di Yogyakarta, Minggu.
TNI AU tetap patroli cari MH370 Malaysia Airlines
TNI AU tetap mengoperasikan pesawat-pesawat terbangnya untuk membantu pencarian MH370 Malaysia Airlines yang hilang sejak 8 Maret.
Pesawat surveillance Boeing B-737-200 dari Skuadron Udara 5 sempat dioperasikan untuk mendukung operasi SAR itu.
Pemerintah Malaysia telah menyatakan penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing itu berakhir di Samudera Hindia.
Pesawat surveillance Boeing B-737-200 dari Skuadron Udara 5 sempat dioperasikan untuk mendukung operasi SAR itu.
Pemerintah Malaysia telah menyatakan penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing itu berakhir di Samudera Hindia.
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...