Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Tentara Nasional Republik Indonesia (TNI) yang jatuh pada 5 Oktober 2015 mendatang, Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo bersama seluruh jajaran TNI diketahui tengah menggelar gladi resik di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Tema yang diangkat dalam HUT TNI kali ini adalah 'Bersama Rakyat TNI kuat, hebat, profesional, siap mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian'.
Selain akan dihadiri oleh Panglima TNI, gladi resik nantinya juga akan dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna.
Dalam gladi resik ini, seluruh pasukan TNI yang hadir mengikuti simulasi upacara. Bahkan, pembawa acara dalam gladi resik juga menyebutkan bahwa Gubernur Banten, Rano Karno mempersembahkan drama kolosal Jenderal Besar Sudirman demi memeriahkan HUT TNI ke-70 itu. Dalam gladi resik juga ada peragaan Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) TNI.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 03 Oktober 2015
Natuna Diproyeksikan Jadi Pearl Harbour Indonesia
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menginginkan agar Natuna menjadi Pearl Harbour bagi Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.
"Ya itu harus, Natuna harus diperkuat karena itu (penguatan Natuna) juga rencana saya. Bila perlu kita jadikan Pearl Harbour-nya Indonesia, untuk mengawasi wilayah kita yang begitu luas," ujarnya di Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Menurut Agus, Natuna perlu dibangun pangkalan yang betul-betul sesuai untuk melaksanakan operasi Angkatan Udara (AU). Termasuk juga dermaga-dermaga lautnya juga harus diperkuat.
"Ya itu harus, Natuna harus diperkuat karena itu (penguatan Natuna) juga rencana saya. Bila perlu kita jadikan Pearl Harbour-nya Indonesia, untuk mengawasi wilayah kita yang begitu luas," ujarnya di Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Menurut Agus, Natuna perlu dibangun pangkalan yang betul-betul sesuai untuk melaksanakan operasi Angkatan Udara (AU). Termasuk juga dermaga-dermaga lautnya juga harus diperkuat.
Kamis, 01 Oktober 2015
Pindad Kembangkan Self Propelled Artillery Berbasis Tank AMX-VCI
Pindad terus mengembangkan kemampuan produksi lapis baja. Setelah berhasil membuat berbagai varian panser Anoa dan Kendaraan Taktis Sherpa, kini Pindad mengembangkan lapis baja penggerak rantai (tracked).
Setelah membuat prototype tanks SBS, Pindad mengembangkan Self Propelled Artillery berbasis tank AMX-VCI.
TNI diperkirakan memiliki sekitar 275 tank AMX. Sebagian tank AMX-13 (canon) telah diretrofit, termasuk mengubah ukuran meriamnya lebih besar, 105mm.
Setelah membuat prototype tanks SBS, Pindad mengembangkan Self Propelled Artillery berbasis tank AMX-VCI.
TNI diperkirakan memiliki sekitar 275 tank AMX. Sebagian tank AMX-13 (canon) telah diretrofit, termasuk mengubah ukuran meriamnya lebih besar, 105mm.
Mengintip Persiapan Pertempuran Laut TNI 5 Oktober mendatang
Berbagai kendaraan lapis baja TNI, mulai dari MBT Leopard 2A4, BMP-3f, IFV Marder, MLRS Astros II dan lainnya terus bergerak ke daerah pantai Cilegon, Banten. Kendaraan lapis baja ini akan menjadi saksi “pertempuran” laut yang dilakukan pasukan TNI AL dan TNI AU, dalam demonstrasi menyambut HUT TNI ke 70, 5 Oktober mendatang. Lapis baja TNI yang kini mulai berkumpul di sekitar pantai Indah Kiat, Cilegon, Banten, akan ambil bagian dalam parade militer, bersama pasukan TNI di hari jadi mereka, 5 Oktober 2015.
Label:
Latihan Militer,
Propesionalisme TNI,
TNI AD,
TNI AL,
TNI AU
Indonesia Butuh 60 Hingga 100 Kapal Selam Untuk Jaga Kedaulatan Maritim
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Muradi menjelaskan, rencana pengadaan kapal selam kelas kilo dapat menjadi salah satu jawaban dari rencana penguatan jajaran kapal selam di TNI AL. Bahkan, Muradi menyebut, idealnya dengan wilayah perairan yang sangat luas, Indonesia membutuhkan setidaknya 60 hingga 100 kapal selam.
''Kapal selam kelas kilo masih bisa beroperasi di sekitar perairan Indonesia. Itu kan kapal selam kelas middle. Kalau di atas itu, mungkin sudah cukup sulit,'' ujar Muradi kepada Republika, Senin (28/9).
Bahkan, Muradi menilai, jika berbicara jumlah ideal serta angka normatif, jika disesuaikan dengan luas wilayah perairan, dibutuhkan setidaknya 60 hingga 100 kapal selam. ''Kalau perlu, Indonesia membutuhkan 60 hingga 100 kapal selam. Atau, idealnya ya sekitar 60 kapal,'' kata Muradi.
Jumlah armada yang besar ini pun seharusnya bisa didukung dengan peningkatan jumlah pangkalan kapal selam, yaitu sekitar lima pangkalan. Lokasinya pun tersebar di seluruh wilayah, seperti di Kupang, Sorong, Sunda Kecil, Surabaya, dan Kalimantan. Pada masing-masing pangkalan itu bisa diisi 15 hingga 20 kapal selam.
''Kapal selam kelas kilo masih bisa beroperasi di sekitar perairan Indonesia. Itu kan kapal selam kelas middle. Kalau di atas itu, mungkin sudah cukup sulit,'' ujar Muradi kepada Republika, Senin (28/9).
Bahkan, Muradi menilai, jika berbicara jumlah ideal serta angka normatif, jika disesuaikan dengan luas wilayah perairan, dibutuhkan setidaknya 60 hingga 100 kapal selam. ''Kalau perlu, Indonesia membutuhkan 60 hingga 100 kapal selam. Atau, idealnya ya sekitar 60 kapal,'' kata Muradi.
Jumlah armada yang besar ini pun seharusnya bisa didukung dengan peningkatan jumlah pangkalan kapal selam, yaitu sekitar lima pangkalan. Lokasinya pun tersebar di seluruh wilayah, seperti di Kupang, Sorong, Sunda Kecil, Surabaya, dan Kalimantan. Pada masing-masing pangkalan itu bisa diisi 15 hingga 20 kapal selam.
Label:
Kapal Selam,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
TNI AL
Butuh Tambahan 12 Kapal Landing Platform Dock (LPD) Untuk Jaga Maritim RI dari Ilegal Fishing
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku bingung laut
Indonesia yang begitu luas, hanya dijaga sedikit kapal-kapal patroli
TNI-AL dengan ukuran kapal besar. Kondisi ini membuat pelaku illegal
fishing masih bebas mencuri ikan di laut Indonesia meski ada ancaman
penenggelaman kapal.
"Tolonglah pemerintah belikan TNI-AL 6-8 kapal level LPD (landing platform dock) yang panjangnya 140 meter. Bukti kapal Silver Sea yang melakukan transipment dengan kapal Indonesia di Papua malah dapatnya dari foto patroli udara Australia," kata Susi dalam diskusi "Laut Masa Depan Bangsa" di Gedung Minabahari III, kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (30/9/2015).
LPD adalah kapal perang amfibi yang mampu meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat. Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan memiliki kemampuan membawa kekuatan udara terbatas seperti helikopter.
"Tolonglah pemerintah belikan TNI-AL 6-8 kapal level LPD (landing platform dock) yang panjangnya 140 meter. Bukti kapal Silver Sea yang melakukan transipment dengan kapal Indonesia di Papua malah dapatnya dari foto patroli udara Australia," kata Susi dalam diskusi "Laut Masa Depan Bangsa" di Gedung Minabahari III, kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (30/9/2015).
LPD adalah kapal perang amfibi yang mampu meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat. Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan memiliki kemampuan membawa kekuatan udara terbatas seperti helikopter.
Label:
Kapal Perang,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
TNI AL
Presiden Perintahkan Ambil Alih FIR dari Singapura
Flight Information Region (FIR) atau kontrol wilayah udara di Kepulauan Riau dan sekitarnya masih dikuasai oleh Singapura. Presiden Joko Widodo meminta agar jajarannya segera mempersiapkan peralatan dan personel agar dapat mengambil alih kelola ruang udara yang dimaksud.
Presiden beberapa waktu lalu memanggil kementerian terkait untuk membahas permasalahan ini. Pasalnya International Civil Aviation Organitation (ICAO) hingga kini masih belum mengizinkan Indonesia mengelola ruang udara di wilayah Kepri, Tanjungpinang, dan Natuna karena dianggap belum memiliki kesiapan infrastruktur dan SDM yang mumpuni.
Jokowi pun menargetkan 3-4 tahun untuk mengambil alih FIR dari Singapura. Lantas apakah Indonesia mampu mewujudkannya? Mengingat sudah sejak 1946 pengelolaan FIR didelegasikan ICAO kepada Singapura dan Indonesia belum juga mampu mengambil alihnya.
Presiden beberapa waktu lalu memanggil kementerian terkait untuk membahas permasalahan ini. Pasalnya International Civil Aviation Organitation (ICAO) hingga kini masih belum mengizinkan Indonesia mengelola ruang udara di wilayah Kepri, Tanjungpinang, dan Natuna karena dianggap belum memiliki kesiapan infrastruktur dan SDM yang mumpuni.
Jokowi pun menargetkan 3-4 tahun untuk mengambil alih FIR dari Singapura. Lantas apakah Indonesia mampu mewujudkannya? Mengingat sudah sejak 1946 pengelolaan FIR didelegasikan ICAO kepada Singapura dan Indonesia belum juga mampu mengambil alihnya.
TNI AL Tangkap 4 Kapal Nelayan Ilegal Berbendera Filipina
Pasukan TNI AL mengamankan 4 kapal penangkap ikan ilegal berbendera Filipina. Kapal penangkap ikan itu diketahui beredar di wilayah Kalimantan Timur dekat wilayah Tarakan, Kalimantan Utara.
"4 buah kapal ikan asing berbendera Filiphina yaitu FB RELL & RENN 8 dengan 20 orang ABK, FB RELL & REN 6 dengan 16 orang ABK, FBLB CNN dengan 3 orang ABK, FB LB RR-8A dengan 3 orang ABK," ujar Kadispenal Laksma M Zainudin, dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Kamis (1/10/2015).
Dari hasil pemeriksaan ditemukan kapal tersebut diduga tidak memiliki SIUP dan SIPI untuk menangkap ikan di wilayah NKRI. 4 Kapal tersebut dijaring pada 28 September dan kapal-kapal itu sudah ditahan pasukan TNI AL di markasnya.
"4 buah kapal ikan asing berbendera Filiphina yaitu FB RELL & RENN 8 dengan 20 orang ABK, FB RELL & REN 6 dengan 16 orang ABK, FBLB CNN dengan 3 orang ABK, FB LB RR-8A dengan 3 orang ABK," ujar Kadispenal Laksma M Zainudin, dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Kamis (1/10/2015).
Dari hasil pemeriksaan ditemukan kapal tersebut diduga tidak memiliki SIUP dan SIPI untuk menangkap ikan di wilayah NKRI. 4 Kapal tersebut dijaring pada 28 September dan kapal-kapal itu sudah ditahan pasukan TNI AL di markasnya.
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
TNI AL
Rabu, 30 September 2015
Soal kemampuan menyamar dan menguntit, agen BIN kalahkan CIA & Mossad
Intelijen di Indonesia memang punya sejarah panjang. Sepak terjang para intel di Indonesia dimulai dengan pelatihan Jepang pada para pemuda seperti Zulkifli Lubis.
Intel sempat menjadi king maker di era Soeharto dengan para jenderal seperti LB Moerdani dan Ali Moertopo. Saat itulah ibaratnya pohon saja punya telinga. Jangan pernah berkata miring soal penguasa Orde Baru dan kroninya jika tak ingin diciduk.
Sepak terjang intelijen Indonesia pun cukup diakui dunia. Pengamat Intelijen Ridlwan Habib menilai BIN punya kelebihan di banding agen negara lain.
"Kalau untuk menguntit atau menyamar BIN itu lebih jago dari Mossad atau CIA. Coba saja agen-agennya disuruh menyamar jadi tukang rokok atau menyamar jadi profesi lain, disuruh menguntit orang pasti dapat," kata Ridlwan.
Intel sempat menjadi king maker di era Soeharto dengan para jenderal seperti LB Moerdani dan Ali Moertopo. Saat itulah ibaratnya pohon saja punya telinga. Jangan pernah berkata miring soal penguasa Orde Baru dan kroninya jika tak ingin diciduk.
Sepak terjang intelijen Indonesia pun cukup diakui dunia. Pengamat Intelijen Ridlwan Habib menilai BIN punya kelebihan di banding agen negara lain.
"Kalau untuk menguntit atau menyamar BIN itu lebih jago dari Mossad atau CIA. Coba saja agen-agennya disuruh menyamar jadi tukang rokok atau menyamar jadi profesi lain, disuruh menguntit orang pasti dapat," kata Ridlwan.
CIA buka arsip G30S 1965, siapa dibalik penggulingan Soekarno?
Tiga hari lalu, Badan Intelijen Luar Negeri Amerika Serikat (CIA) membuka arsip memo singkat harian untuk presiden (PDB) periode 1961-1965. Surat kabar the Washington Post melaporkan, Jumat (18/9), arsip-arsip mengenai upaya kudeta di Indonesia, yang selama ini disebut-sebut didalangi politbiro Partai Komunis Indonesia, termasuk jenis laporan rutin disampaikan pada pemimpin Negeri Paman Sam.
Ada 19 ribu halaman memo harian CIA yang merujuk UU harus dibuka pada publik, karena status rahasia negaranya telah kedaluwarsa.
Terkait informasi soal gerakan 30 September di Jakarta, CIA tidak pernah secara terbuka mengaku terlibat, seperti teori beberapa akademisi, misalnya John Roosa. Dalam memo-memo itu, intelijen AS melaporkan bahwa aktor utama konflik adalah faksi militer pimpinan Soeharto serta perwira yang loyal pada PKI.
Ada 19 ribu halaman memo harian CIA yang merujuk UU harus dibuka pada publik, karena status rahasia negaranya telah kedaluwarsa.
Terkait informasi soal gerakan 30 September di Jakarta, CIA tidak pernah secara terbuka mengaku terlibat, seperti teori beberapa akademisi, misalnya John Roosa. Dalam memo-memo itu, intelijen AS melaporkan bahwa aktor utama konflik adalah faksi militer pimpinan Soeharto serta perwira yang loyal pada PKI.
Label:
Intelijen,
Isu Politik,
Kedaulatan Bangsa
Kisah RPKAD Rebut RRI dari PKI Hanya Dalam 20 menit
Genap 50 tahun lalu, Komandan Tjakrabirawa Letnan Kolonel Untung Syamsuri memimpin pasukan untuk menculik seluruh perwira tinggi Angkatan Darat. Penculikan ini berlangsung pada malam hari. Jenderal Ahmad Yani, Abdul Haris Nasution dan 8 jenderal lainnya menjadi target utama untuk dibungkam.
Sehari setelah peristiwa penculikan berlangsung, Untung memerintahkan sejumlah pasukan bernama 'Divisi Ampera' untuk menguasai Radio Republik Indonesia (RRI). Lewat media inilah Untung mengumumkan pengambilalihan kekuasaan sekaligus membentuk 'Dewan Revolusi' menggantikan 'Dewan Jenderal'.
Tindakan yang dilakukan Untung ini tak hanya membingungkan rakyat, seluruh petinggi militer juga terkejut mendengar berita tersebut. Tak ingin berlama-lama, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kolonel Sarwo Edhie Wibowo bergerak cepat. Dia meminta pasukannya menyerbu RRI dan merebutnya dari tangan Untung.
Sehari setelah peristiwa penculikan berlangsung, Untung memerintahkan sejumlah pasukan bernama 'Divisi Ampera' untuk menguasai Radio Republik Indonesia (RRI). Lewat media inilah Untung mengumumkan pengambilalihan kekuasaan sekaligus membentuk 'Dewan Revolusi' menggantikan 'Dewan Jenderal'.
Tindakan yang dilakukan Untung ini tak hanya membingungkan rakyat, seluruh petinggi militer juga terkejut mendengar berita tersebut. Tak ingin berlama-lama, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kolonel Sarwo Edhie Wibowo bergerak cepat. Dia meminta pasukannya menyerbu RRI dan merebutnya dari tangan Untung.
Label:
KOPASSUS,
Prestasi Militer,
Propesionalisme TNI,
Tragedi
Daftar pasukan TNI yang disusupi PKI & G30S
Orang-orang Komunis menyebutnya para perwira berpikiran progresif revolusioner. Mereka lah para tentara yang berhasil direkrut oleh PKI untuk mendukung Gerakan 30 September.
Adalah Ketua Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman yang memiliki tanggung jawab untuk itu. Sjam mengaku kekuatan tentara yang dibina PKI sudah cukup kuat untuk mengadakan gerakan di Jakarta. Sedangkan di daerah akan ikut begitu di Jakarta meletup.
Dalam buku 'Dalih Pembunuhan Massal' sejarawan John Roosa menuliskan kekuatan para pembelot yang dipimpin Letkol Untung Samsuri tersebut.
Adalah Ketua Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman yang memiliki tanggung jawab untuk itu. Sjam mengaku kekuatan tentara yang dibina PKI sudah cukup kuat untuk mengadakan gerakan di Jakarta. Sedangkan di daerah akan ikut begitu di Jakarta meletup.
Dalam buku 'Dalih Pembunuhan Massal' sejarawan John Roosa menuliskan kekuatan para pembelot yang dipimpin Letkol Untung Samsuri tersebut.
Selasa, 29 September 2015
Consigliere di Lingkar Dalam Jokowi
Maraknya berita soal reshuffle kabinet dalam tubuh pemerintahan Jokowi-JK belakangan ini, justru mengabaikan satu pertanyaan maha penting. Apakah Jokowi punya seorang penasehat senior. Seorang Consigliere.
Sebenarnya meskipun dewan para menteri alias kabinet itu penting untuk menggambarkan kinerja presiden dan pemerintahan, namun yang penting bagi seorang presiden adalah siapa yang merupakan penasehat senior dirinya yang sebenarnya.
Seorang presiden yang kompeten dan penuh integritas, harus punya penasehat senior. Karena sang penasehat senior sejatinya merupakan alter ego sang presiden.
Kalau di dunia mafia, seorang Godfather punya yang namanya Consigliere, penasehat senior. Seorang Godfather, biasanya memilh seorang Consigliere atas dasar dua kriteria: punya pengalaman luas dan pandangan-pandangan praktis. Dan tentu saja, orang yang memang dipercaya.
Sebenarnya meskipun dewan para menteri alias kabinet itu penting untuk menggambarkan kinerja presiden dan pemerintahan, namun yang penting bagi seorang presiden adalah siapa yang merupakan penasehat senior dirinya yang sebenarnya.
Seorang presiden yang kompeten dan penuh integritas, harus punya penasehat senior. Karena sang penasehat senior sejatinya merupakan alter ego sang presiden.
Kalau di dunia mafia, seorang Godfather punya yang namanya Consigliere, penasehat senior. Seorang Godfather, biasanya memilh seorang Consigliere atas dasar dua kriteria: punya pengalaman luas dan pandangan-pandangan praktis. Dan tentu saja, orang yang memang dipercaya.
Wiranto : SBY dan Fachrul Razi Perwira Out of The Box yang 'Usil'
Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Jenderal (Purn) Wiranto, mantan Wakil Panglima TNI Jenderal (Purn) Fachrul Razi, dan mantan Panglima TNI Laksamana (Purn) Agus Suhartono bicara satu panggung. Mereka berbagi kisah tentang memimpin tentara di era masing-masing.
"Saya tidak beruntung jadi panglima saat negara rusuh," kata Wiranto dalam bedah buku "Transformasi TNI: Dari Prajurit Kemerdekaan Menuju Tentara Profesional dalam Demokrasi" karya Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, di Kantor Centre for Strategic and International Studies, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2015).
Pria yang menjadi panglima sejak 16 Februari 1998 hingga 26 Oktober 1999 tersebut sempat kaget ketika mengemban tugas. Pasalnya, kata dia, menjadi panglima tidaklah mudah.
"Saya tidak beruntung jadi panglima saat negara rusuh," kata Wiranto dalam bedah buku "Transformasi TNI: Dari Prajurit Kemerdekaan Menuju Tentara Profesional dalam Demokrasi" karya Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, di Kantor Centre for Strategic and International Studies, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2015).
Pria yang menjadi panglima sejak 16 Februari 1998 hingga 26 Oktober 1999 tersebut sempat kaget ketika mengemban tugas. Pasalnya, kata dia, menjadi panglima tidaklah mudah.
Label:
Prestasi Militer,
Propesionalisme TNI
Panglima : Lima Poin Wajib Menuju Propesionalisme TNI
TNI harus bertransformasi dari prajurit kemerdekaan menjadi tentara profesional. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menekankan, ada lima hal yang harus diperhatikan untuk perubahan TNI.
"Pertama pemutakhiran doktrin dan organisasi. Doktrin Tri Dharma Eka Karma perlu pemutakhiran," kata Gatot dalam amanat yang dibacakan Asisten Perencanaan Umum (Asrenum) Panglima TNI Laksamana Muda Agung Pramono, Senin (29/9/2015).
Menurut dia, perlu pemutakhiran doktrin untuk menghadapi tantangan zaman. Doktrin harus fleksibel sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Selanjutnya, Gatot menitikberatkan modernisasi alat utama sistem persenjataan. Sebanyak 55 persen alusista TNI berusia lebih dari 35 tahun.
"Pertama pemutakhiran doktrin dan organisasi. Doktrin Tri Dharma Eka Karma perlu pemutakhiran," kata Gatot dalam amanat yang dibacakan Asisten Perencanaan Umum (Asrenum) Panglima TNI Laksamana Muda Agung Pramono, Senin (29/9/2015).
Menurut dia, perlu pemutakhiran doktrin untuk menghadapi tantangan zaman. Doktrin harus fleksibel sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Selanjutnya, Gatot menitikberatkan modernisasi alat utama sistem persenjataan. Sebanyak 55 persen alusista TNI berusia lebih dari 35 tahun.
Membaca Modus Perang Asimetris Tiongkok di Indonesia
Ketika persaingan global AS dan Tiongkok semakin menajam di kawasan Asia Pasifik yang berdampak langsung pada Indonesia, peta kekuatan kedua adidaya wajib kita identifikasi dengan seakurat mungkin.
Kedigdayaan Tiongkok di bidang ekonomi dibandingkan AS semakin terlihat ketika perusahaan Tiongkok menjadi operator strategis Pelabuhan Gwadar yang terletak di dekat Selat Hormuz dan merupakan pelabuhan paling sibuk untuk jalur pelayaran minyak, sejak Februari 2013.
Tiongkok menanamkan investasi sebesar USD 250 juta untuk mengambil alih operasional perusahaan dalam rangka meraih keuntungan yaitu mengurangi biaya pengiriman barang dari Tiongkok ke Timteng dan Afrika. Namun, langkah itu juga dapat diartikan memberikan warning kepada AS bahwa geopolitik utama Tiongkok telah dialihkan ke kawasan Asia Pasifik.
Pada saat bersamaan, AS meningkatkan kekuatan militernya di Singapura dan Filipina. Di New York, mantan Kepala Ekonom Bank Dunia, Lin Yifu mengatakan, perekonomian Tiongkok mampu tumbuh 8% per tahun selama 20 tahun ke depan, meski dengan embel-embel Tiongkok harus melakukan reformasi. Begitupun, kekuatan ekonomi Tiongkok dengan jelas tergambar.
Kedigdayaan Tiongkok di bidang ekonomi dibandingkan AS semakin terlihat ketika perusahaan Tiongkok menjadi operator strategis Pelabuhan Gwadar yang terletak di dekat Selat Hormuz dan merupakan pelabuhan paling sibuk untuk jalur pelayaran minyak, sejak Februari 2013.
Tiongkok menanamkan investasi sebesar USD 250 juta untuk mengambil alih operasional perusahaan dalam rangka meraih keuntungan yaitu mengurangi biaya pengiriman barang dari Tiongkok ke Timteng dan Afrika. Namun, langkah itu juga dapat diartikan memberikan warning kepada AS bahwa geopolitik utama Tiongkok telah dialihkan ke kawasan Asia Pasifik.
Pada saat bersamaan, AS meningkatkan kekuatan militernya di Singapura dan Filipina. Di New York, mantan Kepala Ekonom Bank Dunia, Lin Yifu mengatakan, perekonomian Tiongkok mampu tumbuh 8% per tahun selama 20 tahun ke depan, meski dengan embel-embel Tiongkok harus melakukan reformasi. Begitupun, kekuatan ekonomi Tiongkok dengan jelas tergambar.
Label:
Geopolitik,
Internasional,
Isu Politik,
Kedaulatan Bangsa
Badan Intelijen Negara (BIN) Bentuk Satgas Tangani Gerakan Separatis
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan pihaknya membuat satuan tugas penanganan masalah di Papua, khususnya gerakan separatis.
Menurut Sutiyoso, persoalan separatis harus ditangani dengan serius.
“Saya kira kita harus mengedepankan penyelesaian damai,” ujar Sutiyoso di DPR, Jakarta, Senin (28/9).
Lebih lanjut, masalah separatis muncul dari kelompok-kelompok kecil yang tersebar. Hal inilah yang harus ditangani secara serius.
“Menurut pandangan saya, walaupun berpakaian sipil mereka bersenjata dan membunuh siapa saja. Jadi kalau terjadi baku tembak dengan aparat hingga menimbulkan korban itu sebuah resiko,” katanya.
Menurut Sutiyoso, persoalan separatis harus ditangani dengan serius.
“Saya kira kita harus mengedepankan penyelesaian damai,” ujar Sutiyoso di DPR, Jakarta, Senin (28/9).
Lebih lanjut, masalah separatis muncul dari kelompok-kelompok kecil yang tersebar. Hal inilah yang harus ditangani secara serius.
“Menurut pandangan saya, walaupun berpakaian sipil mereka bersenjata dan membunuh siapa saja. Jadi kalau terjadi baku tembak dengan aparat hingga menimbulkan korban itu sebuah resiko,” katanya.
Label:
Intelijen,
Kedaulatan Bangsa,
Perbatasan NKRI,
Separatis
SBY Siap Pasang Badan Tolak Kudeta Militer
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku siap pasang badan jika terjadi kudeta militer terhadap pemerintahan Jokowi-JK.
SBY mengaku sebagai orang yang terdepan mengatakan tolak kudeta militer karena hal tersebut akan mencoreng citra negara.
“Kalau ada pemikiran militer melakukan kudeta sekarang ini saya yang paling depan katakan menolak, tidak setuju,” ujarnya di Jakarta, Senin (28/9).
SBY mengaku sebagai orang yang terdepan mengatakan tolak kudeta militer karena hal tersebut akan mencoreng citra negara.
“Kalau ada pemikiran militer melakukan kudeta sekarang ini saya yang paling depan katakan menolak, tidak setuju,” ujarnya di Jakarta, Senin (28/9).
Komisi I DPR Desak Pemerintah Segera Terbitkan Payung Hukum MEF
Anggota Komisi I DPR, Sukamta mendesak pemerintah menerbitkan payung hukum Rencana Strategis ‘Minimun Essential Forces’ (MEF) tahap II yang dilaksanakan tahun 2015-2019, mengingat sampai saat ini belum bisa diterapkan.
“Belum bisa diterapkan (sebelum ada payung hukum). Kalau mau belanja, belum ada rujukannya,” kata Sukamta di Jakarta, Sabtu (26/9).
Menurut dia, selama ini Komisi I sudah mendesak pemerintah untuk segera membuat payung hukum, misalnya dengan membuat Keputusan Presiden.
Payung hukum dirasa penting meskipun untuk sementaran masih bisa menggunakan Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Komisi I sudah mendesak pemerintah untuk membuat payung hukum MEF tahap II, meskipun sementara masih bisa menggunakan RPJMN,” ujarnya.
“Belum bisa diterapkan (sebelum ada payung hukum). Kalau mau belanja, belum ada rujukannya,” kata Sukamta di Jakarta, Sabtu (26/9).
Menurut dia, selama ini Komisi I sudah mendesak pemerintah untuk segera membuat payung hukum, misalnya dengan membuat Keputusan Presiden.
Payung hukum dirasa penting meskipun untuk sementaran masih bisa menggunakan Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Komisi I sudah mendesak pemerintah untuk membuat payung hukum MEF tahap II, meskipun sementara masih bisa menggunakan RPJMN,” ujarnya.
Label:
Isu Politik,
Kekuatan Militer,
Parlemen
Australia dan Singapura Terkecoh Keberadaan Kapal Selam Indonesia
Pengamat pertahanan Andi Widjajanto mengungkapkan Singapura dan Australia sempat tertipu ketika wacana pembelian kapal selam Rusia oleh pemerintah berembus kencang. Dua negara tetangga itu sampai membeli kapal selam baru guna menyaingi Indonesia.
"Singapura enggak pernah ada doktrin kapal selam," kata Andi dalam dalam bedah buku "Transformasi TNI: Dari Prajurit Kemerdekaan Menuju Tentara Profesional dalam Demokrasi" karya Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, di kantor Centre for Strategic and International Studies, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2015).
Menurut dia, Singapura panik ketika Indonesia berencana membeli kapal selam kelas kilo buatan Rusia. Mendengar isu itu, Negeri Singa kemudian membeli kapal selam. "Harusnya di mana-mana ada doktrinnya dulu baru beli kapal selamnya," ucap mantan Sekretaris Kabinet tersebut.
"Singapura enggak pernah ada doktrin kapal selam," kata Andi dalam dalam bedah buku "Transformasi TNI: Dari Prajurit Kemerdekaan Menuju Tentara Profesional dalam Demokrasi" karya Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, di kantor Centre for Strategic and International Studies, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2015).
Menurut dia, Singapura panik ketika Indonesia berencana membeli kapal selam kelas kilo buatan Rusia. Mendengar isu itu, Negeri Singa kemudian membeli kapal selam. "Harusnya di mana-mana ada doktrinnya dulu baru beli kapal selamnya," ucap mantan Sekretaris Kabinet tersebut.
Senin, 28 September 2015
Perusahaan Pembangkit Nuklir Rusia Siap Bangun PLTN di Indonesia
Perusahaan pembangkit nuklir asal Rusia, Rosatom, menyatakan siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tanah Air.
"Kami siap jika pemerintah meminta kami untuk membangun PLTN di Indonesia," ujar Wakil Direktur Riset Rosatom, Prof Yaroslav I Stromblakh, dalam konferensi pers di Moskow, Rusia, Minggu (27/9/2015).
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang telah merampungkan peta jalan PLTN dengan kapasitas 5.000 megawatt (MW).
Stromblakh menjelaskan, Rusia mempunyai kemampuan mumpuni dalam teknologi nuklir. Rusia mengembangkan reaktor tahan bencana dan bisa bertahan hingga dalam waktu lama. "Kami bisa membuat reaktor daya yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pelanggan," kata dia.
Adapun Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot S Wisnubroto mengatakan, kerja sama yang dilakukan dengan Rosatom adalah peningkatan kompetensi sumber daya manusia, pengembangan infrastruktur PLTN.
"Kami siap jika pemerintah meminta kami untuk membangun PLTN di Indonesia," ujar Wakil Direktur Riset Rosatom, Prof Yaroslav I Stromblakh, dalam konferensi pers di Moskow, Rusia, Minggu (27/9/2015).
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang telah merampungkan peta jalan PLTN dengan kapasitas 5.000 megawatt (MW).
Stromblakh menjelaskan, Rusia mempunyai kemampuan mumpuni dalam teknologi nuklir. Rusia mengembangkan reaktor tahan bencana dan bisa bertahan hingga dalam waktu lama. "Kami bisa membuat reaktor daya yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pelanggan," kata dia.
Adapun Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot S Wisnubroto mengatakan, kerja sama yang dilakukan dengan Rosatom adalah peningkatan kompetensi sumber daya manusia, pengembangan infrastruktur PLTN.
Kisah Heroik Pilot Pesawat Hercules Tembus Pekatnya Asap di Jambi
Di saat pesawat komersil "tak berkutik" akibat asap, terlihat pesawat Hercules jenis C-130 milik TNI-AU menembus pekatnya kabut asap di langit Jambi, Sabtu (26/9/2015). Pesawat angkut berat pabrikan 1982, itu mendarat guna menjemput kendaraan kepresidenan, peralatan pendukung pengamanan dan personel Paspampres untuk kembali ke Jakarta.
Di tengah pendeknya jarak pandang Bandara Sultan Thaha hanya sejauh 500 meter, Mayor (Pnb) Teddy Syahputra dengan lugas membelah asap lepas landas. Namun, siapa sangka di balik kemudi pesawat ternyata ada orang asli Jambi. Berperawakan tinggi tegap 170 sentimeter, Mayor Teddy dengan ramah menyapa.
"Jambi tempat kelahiran saya, (dan) saya tinggal di Beringin," ucap Teddy.
Mendarat dengan kondisi jarak pandang terbatas sudah diperhitungkan, mulai ketinggian jelajah pesawat, jarak pandang dan cuaca. Praktis, sebut Teddy, semua mengikuti standar dan prosedur yang berlaku di penerbangan militer.
Pesawat Hercules TNI Angkatan Udara yang mengangkut Mobil Kepresidenan dan Pasukan Pengamanan Presiden tetap mendarat di Jambi, Sabtu (26/9/2015). |
Di tengah pendeknya jarak pandang Bandara Sultan Thaha hanya sejauh 500 meter, Mayor (Pnb) Teddy Syahputra dengan lugas membelah asap lepas landas. Namun, siapa sangka di balik kemudi pesawat ternyata ada orang asli Jambi. Berperawakan tinggi tegap 170 sentimeter, Mayor Teddy dengan ramah menyapa.
"Jambi tempat kelahiran saya, (dan) saya tinggal di Beringin," ucap Teddy.
Mendarat dengan kondisi jarak pandang terbatas sudah diperhitungkan, mulai ketinggian jelajah pesawat, jarak pandang dan cuaca. Praktis, sebut Teddy, semua mengikuti standar dan prosedur yang berlaku di penerbangan militer.
Label:
Kegiatan Sosial,
Pesawat Tempur,
TNI AU
Berhasil diluncurkan Satelit Lapan A2/Orari memulai misi jaga kedaulatan NKRI [Video]
Satelit Lapan A2/Orari berhasil diluncurkan ke antariksa. Menunggang roket milik India, Lapan A2/Orari kini siap memulai misi menjaga kedaulatan Nusantara.
Satelit berhasil diluncurkan pada pukul 11.30 WIB. Pada 21 menit 56 detik setelah peluncuran, roket PSLV C30 beserta 7 satelit, termasuk Lapan A2/Orari berhasil mencapai orbitnya pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi.
Dari kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Jakarta, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handaka, dan sejumlah tamu undangan menyaksikan peluncuran.
Peluncuran satelit ini bersejarah bagi Indonesia karena, untuk kali pertama, Indonesia berhasil meluncurkan satelit yang 100 persen dibuat di Indonesia. Lapan A2/Orari dirancang, diuji, dan akan dipantau oleh perekayasa Indonesia.
Satelit berhasil diluncurkan pada pukul 11.30 WIB. Pada 21 menit 56 detik setelah peluncuran, roket PSLV C30 beserta 7 satelit, termasuk Lapan A2/Orari berhasil mencapai orbitnya pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi.
Dari kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Jakarta, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handaka, dan sejumlah tamu undangan menyaksikan peluncuran.
Peluncuran satelit ini bersejarah bagi Indonesia karena, untuk kali pertama, Indonesia berhasil meluncurkan satelit yang 100 persen dibuat di Indonesia. Lapan A2/Orari dirancang, diuji, dan akan dipantau oleh perekayasa Indonesia.
Label:
Industri Pertahanan,
Lapan,
Produk Nasional,
Satelit
HUT TNI ke-70, Saatnya TNI Unjuk Kekuatan di ALKI I
Peringatan HUT TNI ke-70 yang berlangsung di Pantai Indah Kiat, Cilegon, Banten pada 5 Oktober mendatang akan menjadi ajang unjuk gigi kekuatan TNI di kawasan. Seluruh matra akan menampilakan personel dan alutsista terbaiknya pada perhelatan akbar tesebut, tidak terkecuali matra laut yang akan menampilkan unjuk gigi kekuatannya di selat yang termasuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I tersebut.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma TNI M. Zainudin menjelaskan pada pelaksanaan tersebut, TNI AL akan mendemonstrasikan seluruh kekuatan terbaiknya baik personel maupun material.
“Kita akan menurunkan sebanyak 3.374 personel, 43 KRI dari berbagai tipe termasuk kapal selam, dan 25 Pesawat Udara (Pesud) serta puluhan tank amfibi terbaru dalam peringatan tersebut,” ungkap Kadispenal.
Lebih lanjut, Kadispenal menuturkan demonstrasi yang akan dipentaskan oleh TNI AL antara lain Sailing Pass, Pendaratan pasukan amfibi, dan pertempuran laut.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma TNI M. Zainudin menjelaskan pada pelaksanaan tersebut, TNI AL akan mendemonstrasikan seluruh kekuatan terbaiknya baik personel maupun material.
“Kita akan menurunkan sebanyak 3.374 personel, 43 KRI dari berbagai tipe termasuk kapal selam, dan 25 Pesawat Udara (Pesud) serta puluhan tank amfibi terbaru dalam peringatan tersebut,” ungkap Kadispenal.
Lebih lanjut, Kadispenal menuturkan demonstrasi yang akan dipentaskan oleh TNI AL antara lain Sailing Pass, Pendaratan pasukan amfibi, dan pertempuran laut.
Label:
Kapal Perang,
Kekuatan Militer,
Maritim,
TNI AL
Tangani Kabut Asap, Indonesia Butuh Pesawat Pembom Air Besar
Pemerintah Indonesia telah membuka diri untuk menerima bantuan dari negara lain guna penanganan bencana kabut asap.
Salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini yakni pesawat berkapasitas besar yang akan digunakan untuk melakukan pengeboman air atau water bombing.
"Pesawat yang berkapasitas besar, terutama itu saja," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi VIVA.co.id, Senin 28 September 2015.
Menurut Sutopo, secara kewenangan jika pun Indonesia berkehendak melibatkan negara lain, maka BNPB tak bisa berbuat banyak.
Sebab BNPB hanya sebagai pelaksana. "BNPB ikut saja dengan pemerintah soal bantuan asing," katanya.
Salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini yakni pesawat berkapasitas besar yang akan digunakan untuk melakukan pengeboman air atau water bombing.
Helikopter MI-171 milik BNPB parkir di base ops Landasan Udara Palembang menunggu jarak pandang membaik, Palembang, Sumsel, Senin (28/9/2015) (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi) |
"Pesawat yang berkapasitas besar, terutama itu saja," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi VIVA.co.id, Senin 28 September 2015.
Menurut Sutopo, secara kewenangan jika pun Indonesia berkehendak melibatkan negara lain, maka BNPB tak bisa berbuat banyak.
Sebab BNPB hanya sebagai pelaksana. "BNPB ikut saja dengan pemerintah soal bantuan asing," katanya.
Prajurit TNI AU Ini Raih Juara Pertama Lomba Karya Cipta Teknologi 2015
Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AU kembali menyelenggarakan Lomba Karya Cipta Teknologi (KCT) tahun 2015 yang berlangung di Lanud Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 16-18 September 2015.
Lomba ini diikuti oleh institusi militer, baik TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut maupun TNI Angkatan Udara termasuk PNS TNI dari tiga Angkatan.
Dalam kesempatan ini, Komandan Depo Pemeliharaan (Depohar) 40 TNI AU, Kolonel Lek. Hoseph Rizki P, S.T., S.IP sangat bangga atas keberhasilan prajuritnya. Pasalnya, Letda Lek. Yudha Aji Kharisma, yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Unit Bengkel Telepon Satuan Pemeliharaan (Kaunit Bengpon Sathar) 42 beserta timnya terpilih sebagai juara pertama untuk kategori Non Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan). Dalam lomba ini, Letda Lek. Yudha Aji Kharisme beserta Tim mengangkat judul: KCT “Air Borne Data Packet Transmitter Depohar 40 pada Misi Pemotretan Udara”.
Lomba ini diikuti oleh institusi militer, baik TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut maupun TNI Angkatan Udara termasuk PNS TNI dari tiga Angkatan.
Dalam kesempatan ini, Komandan Depo Pemeliharaan (Depohar) 40 TNI AU, Kolonel Lek. Hoseph Rizki P, S.T., S.IP sangat bangga atas keberhasilan prajuritnya. Pasalnya, Letda Lek. Yudha Aji Kharisma, yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Unit Bengkel Telepon Satuan Pemeliharaan (Kaunit Bengpon Sathar) 42 beserta timnya terpilih sebagai juara pertama untuk kategori Non Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan). Dalam lomba ini, Letda Lek. Yudha Aji Kharisme beserta Tim mengangkat judul: KCT “Air Borne Data Packet Transmitter Depohar 40 pada Misi Pemotretan Udara”.
Siang Ini Satelit Buatan Indonesia Diluncurkan Dari India
Satelit pertama karya anak bangsa dan dibuat di Indonesia, bakal diorbitkan ke luar angkasa siang ini (28/9) pukul 11.30. Titik peluncuran ini ada di Pusat Antariksa Satis Dawan di Sriharikotta, India.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, Indonesia belum mempunyai roket peluncur ruang angkasa. "Sehingga satelit Lapan-A2 atau disebut juga Lapan-Orari menumpang roket milik India," kata dia di Jakarta kemarin.
Guru besar riset bidang astronomi itu menjelaskan, satelit Lapan-Orari ini merupakan adik dari satelit Lapan-A1 (Lapan-Tubsat). Satelit perdana hasil kerjasama Indonesia dengan perusahaan TU Jerman itu diorbitkan ke luar angkasa pada 2007 silam.
Menurut Thomas, masa orbit satelit Lapan-A1 sejatinya diperkirakan berakhir pada 2013 lalu. Tetapi beberapa waktu lalu satelit Lapan-A1 itu masih mengirim video pemotretan bumi dari ketinggian 630 km di atas permukaan air laut. "Kita berharap peluncuran satelit Lapan-Orari ini berjalan sukses," tuturnya.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, Indonesia belum mempunyai roket peluncur ruang angkasa. "Sehingga satelit Lapan-A2 atau disebut juga Lapan-Orari menumpang roket milik India," kata dia di Jakarta kemarin.
Guru besar riset bidang astronomi itu menjelaskan, satelit Lapan-Orari ini merupakan adik dari satelit Lapan-A1 (Lapan-Tubsat). Satelit perdana hasil kerjasama Indonesia dengan perusahaan TU Jerman itu diorbitkan ke luar angkasa pada 2007 silam.
Menurut Thomas, masa orbit satelit Lapan-A1 sejatinya diperkirakan berakhir pada 2013 lalu. Tetapi beberapa waktu lalu satelit Lapan-A1 itu masih mengirim video pemotretan bumi dari ketinggian 630 km di atas permukaan air laut. "Kita berharap peluncuran satelit Lapan-Orari ini berjalan sukses," tuturnya.
Label:
Industri Pertahanan,
Lapan,
Produk Nasional,
RISET,
Satelit
Industri Galangan Kapal Nasional Perkuat Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Industri galangan kapal nasional diyakini mampu membangun kapal yang dibutuhkan untuk memperkuat konektivitas maritim di Tanah Air. Selain itu, untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Saat ini terdapat lebih kurang 250 galangan kapal. Ratusan perusahaan itu sanggup memproduksi 1,2 juta dead weight tonnage (DWT) kapal bangunan baru dan mereparasi kapal dengan kapasitas total 12 juta DWT,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam keterangan persnya, Minggu (26/9).
Kemenperin mencatat, perusahaan-perusahaan kapal dapat membangun berbagai jenis dan tipe kapal sampai dengan ukuran 50.000 DWT. Dari seluruh galangan di Tanah Air, 80 persen di antaranya dapat membangun kapal kapasitas 5.000 DWT.
“Saat ini terdapat lebih kurang 250 galangan kapal. Ratusan perusahaan itu sanggup memproduksi 1,2 juta dead weight tonnage (DWT) kapal bangunan baru dan mereparasi kapal dengan kapasitas total 12 juta DWT,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam keterangan persnya, Minggu (26/9).
Kemenperin mencatat, perusahaan-perusahaan kapal dapat membangun berbagai jenis dan tipe kapal sampai dengan ukuran 50.000 DWT. Dari seluruh galangan di Tanah Air, 80 persen di antaranya dapat membangun kapal kapasitas 5.000 DWT.
Mewaspadai kabar WNI membelot dari ISIS
Kriminolog Kemal Dermawan menyatakan kabar Warga Negara Indonesia (WNI) yang membelot dari ISIS harus diwaspadai.
"Kita harus tetap waspada dan tidak cepat percaya begitu saja dengan pengakuan mereka. Harus ada tindakan-tindakan yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah untuk mengklarifikasi kebenaran berita tersebut," katanya dalam siaran persnya, Minggu.
85 orang anggota ISIS dikabarkan melarikan diri dan membelot, empat orang di antaranya dari Indonesia yakni Abdul Hakim Munabari, Ahmad Junaedi, Helmi Alamudi, dan Mazlan.
"Kita harus benar-benar mempelajari kabar tersebut. Sebab, kalau mereka pernah bergabung dengan ISIS, maka cukup sulit bagi negara untuk memberi perlindungan buat mereka," kata Ketua Departemen Kriminologi FISIP UI itu.
"Kita harus tetap waspada dan tidak cepat percaya begitu saja dengan pengakuan mereka. Harus ada tindakan-tindakan yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah untuk mengklarifikasi kebenaran berita tersebut," katanya dalam siaran persnya, Minggu.
85 orang anggota ISIS dikabarkan melarikan diri dan membelot, empat orang di antaranya dari Indonesia yakni Abdul Hakim Munabari, Ahmad Junaedi, Helmi Alamudi, dan Mazlan.
"Kita harus benar-benar mempelajari kabar tersebut. Sebab, kalau mereka pernah bergabung dengan ISIS, maka cukup sulit bagi negara untuk memberi perlindungan buat mereka," kata Ketua Departemen Kriminologi FISIP UI itu.
Empat tokoh dunia dianugerahi The Star of Soekarno
Empat tokoh dunia menerima penghargaan The Star Of Soekarno karena dinilai berjasa dalam bidang keadilan, kemerdekaan dan kemanusiaan.
Mereka adalah mantan perdana menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Mohammad, mantan presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz, mantan presiden Venezuela Hugo Rafael Chavez dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Terima kasih atas kesediaan Anda menerima The Star Of Soekarno. Penganugerahan ini diharapkan memperkuat persahabatan dan persatuan dunia," kata Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, penghargaan yang pertama kali dianugerahkan pada 2001 itu diberikan tidak hanya untuk menghargai kontribusi Soekarno pada Indonesia tetapi juga pada dunia.
Mereka adalah mantan perdana menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Mohammad, mantan presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz, mantan presiden Venezuela Hugo Rafael Chavez dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Terima kasih atas kesediaan Anda menerima The Star Of Soekarno. Penganugerahan ini diharapkan memperkuat persahabatan dan persatuan dunia," kata Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, penghargaan yang pertama kali dianugerahkan pada 2001 itu diberikan tidak hanya untuk menghargai kontribusi Soekarno pada Indonesia tetapi juga pada dunia.
Label:
Internasional,
Nasionalisme,
Patriotisme
Mahathir Mohamad: Soekarno adalah tokoh besar
Perdana Menteri Malaysia periode 1981-2003 Tun Mahathir bin Mohamad mengatakan Presiden pertama Indonesia, Soekarno adalah tokoh besar karena ia bisa memerdekakan negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku di 17.000-an pulau.
Soekarno, menurut Mahathir, adalah seorang dengan rasa cinta yang luar biasa kepada rakyat dan negaranya.
"Menyadarkan ratusan juta rakyat dari suku dan wilayah yang berbeda-beda bahwa mereka adalah satu bangsa Indonesia adalah sebuah pretasi agung," ujar Mahathir dalam pidatonya di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (27/9) malam.
Kehadiran Mahathir di Jakarta adalah untuk menerima penghargaan Bintang Soekarno atau "The Star of Soekarno" dari Yayasan Pendidikan Soekarno yang diketuai Rachmawati Soekarnoputri.
Soekarno, menurut Mahathir, adalah seorang dengan rasa cinta yang luar biasa kepada rakyat dan negaranya.
"Menyadarkan ratusan juta rakyat dari suku dan wilayah yang berbeda-beda bahwa mereka adalah satu bangsa Indonesia adalah sebuah pretasi agung," ujar Mahathir dalam pidatonya di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (27/9) malam.
Kehadiran Mahathir di Jakarta adalah untuk menerima penghargaan Bintang Soekarno atau "The Star of Soekarno" dari Yayasan Pendidikan Soekarno yang diketuai Rachmawati Soekarnoputri.
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...