Replika kapal Majapahit yang berlayar dalam Ekspedisi "Spirit of Majapahit" tiba di Pelabuhan Kagoshima, Jepang, pada Jumat (24/6) pada pukul 17.00 waktu setempat.
Melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu, kedatangan kapal Spirit of Majapahit dan kru yang berangkat dari Jakarta 11 Mei lalu itu disambut oleh Sekretaris Deputi IV Kemenko Kemaritiman dan tim beserta staf KBRI Tokyo dan Pimpinan Yayasan Pencinta Majapahit, beberapa media lokal, dan perwakilan dari Takashoku University.
Kapal kayu berukuran panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter itu menempuh perjalanan panjang dari Jakarta, Pontianak, kemudian singgah di Brunei Darussalam dan Manila (Filipina) lalu lanjut ke Kaohsiung (Taiwan). Setelah itu, kapal yang membawa tak lebih dari 10 orang kru itu akhirnya berlabuh di Pelabuhan Naha, Okinawa, Jepang hingga akhirnya tiba di Kagoshima.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 25 Juni 2016
TNI AU Bersabar Menunggu Pembelian Su-35 Flanker-E
TNI Angkatan Udara tetap bersabar menunggu proses pembelian penempur generasi 4++ buatan Rusia, Sukhoi Su-35 Flanker-E, guna menggantikan F-5E/F Tiger II yang saat ini tinggal beberapa unit dioperasikan oleh Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Madiun.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Wieko Syofyan mewakili KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan hal tersebut kepada media di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 24 Juni 2016.
Dikonfirmasi apa detail proses yang saat ini tengah dilakukan, Kadispenau menjelaskan bahwa hal itu menyangkut spesifikasi teknis (spektek) yang diinginkan oleh TNI AU dari Su-35 yang akan dibeli Pemerintah Indonesia. “Itu hanya tinggal kesepakatan saja. Dengan biaya anggaran yang ada, TNI AU ingin mendapatkan spektek yang terbaik,” ujarnya. Hal lainnya, lanjut Wieko Syofyan, adalah menyangkut cara pembayarannya. “Tapi, sekali lagi, ini ranahnya Kementerian Pertahanan ya,” ujar Kadispenau menjawab pertanyaan wartawan. “TNI AU hanya merekomendasikan saja.”
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Wieko Syofyan mewakili KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan hal tersebut kepada media di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 24 Juni 2016.
Dikonfirmasi apa detail proses yang saat ini tengah dilakukan, Kadispenau menjelaskan bahwa hal itu menyangkut spesifikasi teknis (spektek) yang diinginkan oleh TNI AU dari Su-35 yang akan dibeli Pemerintah Indonesia. “Itu hanya tinggal kesepakatan saja. Dengan biaya anggaran yang ada, TNI AU ingin mendapatkan spektek yang terbaik,” ujarnya. Hal lainnya, lanjut Wieko Syofyan, adalah menyangkut cara pembayarannya. “Tapi, sekali lagi, ini ranahnya Kementerian Pertahanan ya,” ujar Kadispenau menjawab pertanyaan wartawan. “TNI AU hanya merekomendasikan saja.”
Sebar 6000 Nelayan di Perairan Natuna Sebagai Strategi Jokowi Atasi China
Presiden Joko Widodo mempunyai strategi jitu dalam menghadapi manuver China yang berulang kali mengerahkan nelayan mereka mengeruk hasil laut di perairan Pulau Natuna, Kepulauan Riau.
Demi membentengi kedaulatan NKRI di wilayah terluar Pulau Natuna, Presiden Jokowi, berencana menggeser ribuan nelayan yang ada di wilayah Jawa untuk menangkap ikan di Laut Natuna. Tidak tanggung-tanggung jumlah yang dikerahkan ditaksir sekitar 6.000 nelayan.
“Daripada orang lain yang main di sini,” ujar Jokowi saat berkunjung ke Natuna baru-baru ini seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group).
Untuk keperluan tersebut, Jokowi mengarahkan supaya ada pembangunan pembangkit listrik di Natuna, yang dalam jangka pendek akan segera dibangun tahap awal 50 megawatt. Hal ini ditempuh karena Natuna kaya akan sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi.
Demi membentengi kedaulatan NKRI di wilayah terluar Pulau Natuna, Presiden Jokowi, berencana menggeser ribuan nelayan yang ada di wilayah Jawa untuk menangkap ikan di Laut Natuna. Tidak tanggung-tanggung jumlah yang dikerahkan ditaksir sekitar 6.000 nelayan.
“Daripada orang lain yang main di sini,” ujar Jokowi saat berkunjung ke Natuna baru-baru ini seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group).
Untuk keperluan tersebut, Jokowi mengarahkan supaya ada pembangunan pembangkit listrik di Natuna, yang dalam jangka pendek akan segera dibangun tahap awal 50 megawatt. Hal ini ditempuh karena Natuna kaya akan sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi.
Pemerintah Indonesia Tunggu Informasi Intelejen Filipina Terkait Penyanderaan
Pemerintah Indonesia sedang menunggu informasi dari intelejen Filipina mengenai penyanderaan anak buah kapal Indonesia oleh kelompok bersenjata di Filipina.
"Kita dengar ada penyanderaan, tetapi kita perlu verifikasi, intelejen Filipina sampai Rabu (22/6) sore kemarin juga masih ragu," kata Menteri Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Jumat.
Terkait dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa tidak ada penyanderaan di Filipana, menurut Luhut, hal itu bukan kesalahanj Panglima TNI, karena kabar pada saat itu masih simpang siur.
Pada hari yang sama, di tempat yang terpisah, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengecam aksi penyanderaan terhadap anak buah kapal asal Indonesia oleh kelompok bersenjata yang kembali terjadi di Filipina Selatan pada 20 Juni 2016.
"Kita dengar ada penyanderaan, tetapi kita perlu verifikasi, intelejen Filipina sampai Rabu (22/6) sore kemarin juga masih ragu," kata Menteri Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Jumat.
Terkait dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa tidak ada penyanderaan di Filipana, menurut Luhut, hal itu bukan kesalahanj Panglima TNI, karena kabar pada saat itu masih simpang siur.
Pada hari yang sama, di tempat yang terpisah, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengecam aksi penyanderaan terhadap anak buah kapal asal Indonesia oleh kelompok bersenjata yang kembali terjadi di Filipina Selatan pada 20 Juni 2016.
Pemeritah Gelontorkan Anggaran Tambahan Rp 6,599 Triliun Untuk Penambahan Alutsista TNI
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati dana hasil optimalisasi kenaikan target penerimaan negara sebesar Rp18,040 triliun dialokasikan kepada 20 Kementerian/Lembaga (K/L). Kesepakatan ini merupakan lanjutan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, hingga saat ini dana hasil optimalisasi tersebut baru teralokasi sebesar Rp18,025 triliun kepada 20 K/L. Sedangkan sisa sebesar Rp15,4 miliar belum teralokasikan.
Askolani mengungkapkan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mendapatkan porsi dana hasil optimalisasi terbesar yakni Rp6,599 triliun. Posisi kedua didapuk oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebesar Rp5,650 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, hingga saat ini dana hasil optimalisasi tersebut baru teralokasi sebesar Rp18,025 triliun kepada 20 K/L. Sedangkan sisa sebesar Rp15,4 miliar belum teralokasikan.
Askolani mengungkapkan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mendapatkan porsi dana hasil optimalisasi terbesar yakni Rp6,599 triliun. Posisi kedua didapuk oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebesar Rp5,650 triliun.
Kementrian Perhubungan Keluarkan Larangan Berlayar ke Filipina
Seperti residivis yang tidak jera berulah. Begitulah aksi kelompok bersenjata di Filipina. Mereka selalu menyandera orang demi mendapatkan uang tebusan, termasuk awak kapal berbendera Indonesia. Menyikapi bahaya laten kelompok bersenjata di Filipina, Kementerian Perhubungan lantas mengeluarkan maklumat.
Maklumat pelayaran ini menyerukan melarang kapal berbendera Merah Putih berlayar menuju Filipina. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Tonny Budiono mengatakan larangan ini terkait penyanderaan terhadap tujuh WNI dari kapal tugboat Charles 001 dan Tongkang Robby milik PT Rusianto Bersaudara yang dilakukan kelompok militan di Filipina.
“Hal ini (larangan) untuk mengantisipasi terulangnya kejadian pembajakan dan penyanderaan kapal Indonesia yang melintasi perairan Filipina. Dan kami siap memanfaatkan peralatan navigasi yang ada,” ucap dia dalam keterangan resmi yang diterima Koran Sindo di Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Menurutnya, masalah pembajakan tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditoleransi. "Untuk itu saya minta kepada seluruh Kepala Distrik Navigasi agar menginstruksikan setiap Stasiun Radio Operasi Pantai (SROP) memonitor dan me-relay indikasi atau berita marabahaya sedini mungkin,” ucap dia.
Maklumat pelayaran ini menyerukan melarang kapal berbendera Merah Putih berlayar menuju Filipina. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Tonny Budiono mengatakan larangan ini terkait penyanderaan terhadap tujuh WNI dari kapal tugboat Charles 001 dan Tongkang Robby milik PT Rusianto Bersaudara yang dilakukan kelompok militan di Filipina.
“Hal ini (larangan) untuk mengantisipasi terulangnya kejadian pembajakan dan penyanderaan kapal Indonesia yang melintasi perairan Filipina. Dan kami siap memanfaatkan peralatan navigasi yang ada,” ucap dia dalam keterangan resmi yang diterima Koran Sindo di Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Menurutnya, masalah pembajakan tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditoleransi. "Untuk itu saya minta kepada seluruh Kepala Distrik Navigasi agar menginstruksikan setiap Stasiun Radio Operasi Pantai (SROP) memonitor dan me-relay indikasi atau berita marabahaya sedini mungkin,” ucap dia.
Tiga Negara Ini Kerap Kali Lechlan dan Langgar Kedaulatan Indonesia
Indonesia sebagai sebuah negara bangsa dengan gugusan pulau-pulau terbesar di dunia, sudah sepantasnya diperhitungkan dalam kancah internasional. Namun, hal itu tak lantas menjadi jaminan, bahwa bangsa yang terdiri dari beragam suku ini akan dihargai oleh negara-negara lain, terutama negara tetangganya.
Sebut saja Malaysia sebagai negara 'sepersusuan' dari klan Melayu, yang hidup berdampingan dengan Indonesia. Tak jarang, Malaysia sebagai negara tetangga terdekat Indonesia justru menunjukkan sikap yang seakan-akan sedang mencari masalah, dengan berbagai klaim terkait sejumlah aspek budaya yang sudah berabad-abad dikenal dunia sebagai ciri khas Indonesia.
Di satu sisi, hal ini sebenarnya merupakan bukti bahwa Indonesia sebagai negara bangsa yang 'mengaku' besar, nyatanya juga dituntut untuk berbuat sesuatu demi menjaga kekayaan intelektual warisan leluhurnya.
Meski demikian, tak dipungkiri bahwa memang ada sejumlah negara yang memang terkesan menyepelekan Indonesia, dengan melakukan sikap-sikap yang bisa menimbulkan polemik akibat melanggar hal-hal vital yang dianggap krusial oleh bangsa ini.
Sebut saja Malaysia sebagai negara 'sepersusuan' dari klan Melayu, yang hidup berdampingan dengan Indonesia. Tak jarang, Malaysia sebagai negara tetangga terdekat Indonesia justru menunjukkan sikap yang seakan-akan sedang mencari masalah, dengan berbagai klaim terkait sejumlah aspek budaya yang sudah berabad-abad dikenal dunia sebagai ciri khas Indonesia.
Di satu sisi, hal ini sebenarnya merupakan bukti bahwa Indonesia sebagai negara bangsa yang 'mengaku' besar, nyatanya juga dituntut untuk berbuat sesuatu demi menjaga kekayaan intelektual warisan leluhurnya.
Meski demikian, tak dipungkiri bahwa memang ada sejumlah negara yang memang terkesan menyepelekan Indonesia, dengan melakukan sikap-sikap yang bisa menimbulkan polemik akibat melanggar hal-hal vital yang dianggap krusial oleh bangsa ini.
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa
Mengenal KRI Irian, legenda kapal perang raksasa milik TNI AL
Armada China terus bikin ulah di laut Natuna. Mereka menghalang-halangi TNI AL yang hendak menangkap kapal China yang maling ikan di perairan Indonesia. Tindakan China ini sudah mengganggu kedaulatan Indonesia.
Mengenang sejarah, dulu Presiden Soekarno benar-benar membangun kekuatan armada Angkatan Laut. Soekarno sadar betul Indonesia adalah negara kepulauan. Untuk menjaganya perlu Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang sangat tangguh. Tak ada yang berani macam-macam.
Di laut, Indonesia pernah memiliki armada laut terbesar akibat hubungan baik dengan Rusia. Bahkan periode 1960-an, Indonesia memiliki sebuah kapal perang terbesar di Asia dan belahan bumi bagian selatan. Namanya KRI Irian, dibeli dari Rusia tahun 1962.
KRI Irian sebelumnya bernama Ordzhonikidze atau Object 055. Nama kapal diambil dari nama Menteri Industri Berat era Stalin, Grigory 'Sergo' Ordzhonikidze). Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad. Peletakan lunas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949, diluncurkan tanggal 17 September 1950, dan pertama kali dioperasikan tanggal 30 Juni 1952 oleh Armada Baltik Uni Soviet.
Mengenang sejarah, dulu Presiden Soekarno benar-benar membangun kekuatan armada Angkatan Laut. Soekarno sadar betul Indonesia adalah negara kepulauan. Untuk menjaganya perlu Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang sangat tangguh. Tak ada yang berani macam-macam.
Di laut, Indonesia pernah memiliki armada laut terbesar akibat hubungan baik dengan Rusia. Bahkan periode 1960-an, Indonesia memiliki sebuah kapal perang terbesar di Asia dan belahan bumi bagian selatan. Namanya KRI Irian, dibeli dari Rusia tahun 1962.
KRI Irian sebelumnya bernama Ordzhonikidze atau Object 055. Nama kapal diambil dari nama Menteri Industri Berat era Stalin, Grigory 'Sergo' Ordzhonikidze). Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad. Peletakan lunas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949, diluncurkan tanggal 17 September 1950, dan pertama kali dioperasikan tanggal 30 Juni 1952 oleh Armada Baltik Uni Soviet.
Kursi Pelontar Super Tucano Jalani Pengecekan dan Pemeliharaan oleh Tim MBA Inggris
Tim Martin Baker Aircraft (MBA), sebuah perusahaan produsen kursi injeksi lontar dan peralatan keamanan penerbangan asal Inggris melakukan kunjungan ke Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang. Kedatangan mereka dalam rangka mengecek dan pemeliharaan kursi lontar pesawat tempur Super Tucano dan pesawat tempur lainnya di di Skadron Udara 21.
Kepala Penerangan Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, tim dipimpin oleh Tony Gaunt dan Keith Wilson yang bekerja selama tiga hari, 20-23 Juni 2016.
"Mereka memberikan materi pengetahuan tentang kursi lontar (ejection seat) bagi para penerbang dan crew pesawat tempur TNI Angkatan Udara," kata Londong di Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Kamis (23/6).
Pembelajaran tersebut selain untuk crew pesawat Super Tucano juga personel pesawat tempur Hawk 100/200 milik Skadron Udara 1 Pontianak dan personil Skadron Udara 12 Pekanbaru. Pembelajaran juga diberikan pada Skadron Udara 15 Madiun yang mempunyai pesawat T-50i, dan personel Skadron Pendidikan 102 Adi Sucipto untuk pesawat KT-1 Wong Bee. Materi meliputi cara melipat payung kursi lontar dan memasang kursi lontar.
Kepala Penerangan Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, tim dipimpin oleh Tony Gaunt dan Keith Wilson yang bekerja selama tiga hari, 20-23 Juni 2016.
"Mereka memberikan materi pengetahuan tentang kursi lontar (ejection seat) bagi para penerbang dan crew pesawat tempur TNI Angkatan Udara," kata Londong di Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Kamis (23/6).
Pembelajaran tersebut selain untuk crew pesawat Super Tucano juga personel pesawat tempur Hawk 100/200 milik Skadron Udara 1 Pontianak dan personil Skadron Udara 12 Pekanbaru. Pembelajaran juga diberikan pada Skadron Udara 15 Madiun yang mempunyai pesawat T-50i, dan personel Skadron Pendidikan 102 Adi Sucipto untuk pesawat KT-1 Wong Bee. Materi meliputi cara melipat payung kursi lontar dan memasang kursi lontar.
Jumat, 24 Juni 2016
Satelit mata-mata Amerika Serikat terdeteksi di atas Indonesia
Minggu lalu, roket Delta IV lepas landas dari Florida untuk membawa satelit mata-mata militer rahasia luar angkasa. Menariknya, lokasi satelit ini lantas ditemukan oleh pakar astronomi amatir asal Australia.
Seperti yang dilansir oleh Daily Mail (23/06), sesaat setelah peluncuran roket Delta IV, video peluncuran langsung diputus agar lokasi si satelit tetap jadi rahasia. Sayangnya, tiga hari setelah peluncuran, satelit mata-mata itu terdeteksi oleh seorang pelacak satelit Australia bernama Marco Langbroek.
Di bantu dua temannya, Paul Camilleri dan Ted Molczan, Langbroek berhasil mendeteksi lokasi satelit mata-mata itu di atas Selat Malaka yang kemudian melintasi pulau Sumatera. Langbroek menambahkan bila satelit itu terlihat mengarah ke barat.
Seperti yang dilansir oleh Daily Mail (23/06), sesaat setelah peluncuran roket Delta IV, video peluncuran langsung diputus agar lokasi si satelit tetap jadi rahasia. Sayangnya, tiga hari setelah peluncuran, satelit mata-mata itu terdeteksi oleh seorang pelacak satelit Australia bernama Marco Langbroek.
Di bantu dua temannya, Paul Camilleri dan Ted Molczan, Langbroek berhasil mendeteksi lokasi satelit mata-mata itu di atas Selat Malaka yang kemudian melintasi pulau Sumatera. Langbroek menambahkan bila satelit itu terlihat mengarah ke barat.
Label:
Intelijen,
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Satelit
Prioritaskan Berantas Korupsi, Komjen Tito wajib contoh Kapolri Jenderal Hoegeng
Komjen Pol Tito Karnavian menjalani fit and proper test sebagai calon Kapolri di Komisi III DPR, kemarin. Visi misi dan program yang dimilikinya jika memimpin Polri pun dipaparkannya kepada para anggota Dewan.
Salah satunya adalah soal korupsi kolusi dan nepotisme (KKN). Komjen Tito menyatakan, salah satu program prioritas yang dimilikinya adalah antikorupsi.
"Kelima, membudayakan perilaku antikorupsi bagi setiap anggota Kepolisian Republik Indonesia," kata Komjen Tito dalam fit and proper test calon Kapolri di Komisi III DPR, Jakarta, Kamis (23/6) kemarin.
Komjen Tito berjanji akan berusaha menghilangkan korupsi di internal Polri. Salah satu caranya adalah dengan membentuk tim antikorupsi internal di tubuh Polri.
Selain itu, Komjen Tito juga nantinya akan mendorong para pejabat di Polri melaporkan harta kekayaannya kepada pengawas internal Polri.
Salah satunya adalah soal korupsi kolusi dan nepotisme (KKN). Komjen Tito menyatakan, salah satu program prioritas yang dimilikinya adalah antikorupsi.
"Kelima, membudayakan perilaku antikorupsi bagi setiap anggota Kepolisian Republik Indonesia," kata Komjen Tito dalam fit and proper test calon Kapolri di Komisi III DPR, Jakarta, Kamis (23/6) kemarin.
Komjen Tito berjanji akan berusaha menghilangkan korupsi di internal Polri. Salah satu caranya adalah dengan membentuk tim antikorupsi internal di tubuh Polri.
Selain itu, Komjen Tito juga nantinya akan mendorong para pejabat di Polri melaporkan harta kekayaannya kepada pengawas internal Polri.
Menanti Wajah Baru Densus 88 di Bawah Kepemimpinan Kapolri Tito
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menunjuk dan menyerahkan nama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Tito bahkan sudah menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and propertest di DPR, Kamis (23/6).
Perjalanan Tito meraih tongkat Tribarata 1 sepertinya bakal berjalan mulus. Apa lagi, sejumlah anggota DPR memastikan Tito akan diloloskan pada sidang paripurna yang akan digelar Senin (27/6) mendatang.
Jika nantinya Tito resmi menjadi orang nomor satu di Polri, bagaimanakah wajah baru Densus 88, mengingat nama Tito mulai mencuat sejak memimpin Kepala Densus 88.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan optimis Tito mampu memberi warna baru bagi Densus 88. Terlebih, prestasi yang ditorehkan Tito sewaktu memimpin Densus 88 cukup cemerlang.
Perjalanan Tito meraih tongkat Tribarata 1 sepertinya bakal berjalan mulus. Apa lagi, sejumlah anggota DPR memastikan Tito akan diloloskan pada sidang paripurna yang akan digelar Senin (27/6) mendatang.
Jika nantinya Tito resmi menjadi orang nomor satu di Polri, bagaimanakah wajah baru Densus 88, mengingat nama Tito mulai mencuat sejak memimpin Kepala Densus 88.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan optimis Tito mampu memberi warna baru bagi Densus 88. Terlebih, prestasi yang ditorehkan Tito sewaktu memimpin Densus 88 cukup cemerlang.
Label:
Densus 88,
Isu Politik,
Isu Terorisme,
POLRI
Dunia Kaget Militer Indonesia Berani Tembaki Kapal China
Tindakan militer Indonesia yang melepaskan tembakan ke arah kapal China di Natuna, Kepulauan Riau, menjadi pembicaraan hangat, baik di kawasan ASEAN maupun dunia. Mungkin selama ini mereka tidak menyangka Indonesia akan berani melakukan hal itu. Sebelumnya, negara negara ASEAN tidak ada yang berani melepaskan tembakan ke kapal China yang mencuri ikan. Untuk itu mereka pun terkejut dan takjub dengan tindakan tegas Indonesia.
Tingkat ketegangan di perairan Natuna telah meningkat. Sebelumnya, Indonesia telah menawarkan perdamaian kepada China. Indonesia tidak ada urusan dengan sengketa/klaim Laut China Selatan, selama China tidak mengganggu perairan Natuna. Namun tawaran itu, terlihat di lapangan ditolak China, dengan tetap mengirim kapal ikan dan Cost Guardnya ke perairan Natuna.
China yang sedang merasa besar, sedang menggertak negara-negara ASEAN. Negara yang takut akan dia telan, tanpa harus bersusah payah. Namun gertakannya itu tidak mempan untuk Indonesia. Kita akan lihat, apa respon China atas tindakan ini dan Indoensia harus siap mengantisipasinya.
Tingkat ketegangan di perairan Natuna telah meningkat. Sebelumnya, Indonesia telah menawarkan perdamaian kepada China. Indonesia tidak ada urusan dengan sengketa/klaim Laut China Selatan, selama China tidak mengganggu perairan Natuna. Namun tawaran itu, terlihat di lapangan ditolak China, dengan tetap mengirim kapal ikan dan Cost Guardnya ke perairan Natuna.
China yang sedang merasa besar, sedang menggertak negara-negara ASEAN. Negara yang takut akan dia telan, tanpa harus bersusah payah. Namun gertakannya itu tidak mempan untuk Indonesia. Kita akan lihat, apa respon China atas tindakan ini dan Indoensia harus siap mengantisipasinya.
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim
Rapat di Kapal Perang, Presiden Minta TNI Intensifkan Patroli di Natuna
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung wilayah Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6/2016). Dalam peninjauan itu, Jokowi menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri terkait di Kapal KRI Imam Bonjol milik TNI Angkatan Laut.
Menurut Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, dalam rapat tersebut Jokowi meminta percepatan pembangunan Natuna.
Jokowi menginginkan agar pembangunan dilakukan secara menyebar. Bukan saja di wilayah Jawa, tapi juga pulau terluar dan di wilayah perbatasan seperti Natuna. "Kali ini perhatian Presiden Joko Widodo ditujukan kepada Kepulauan Natuna sebagai salah satu pulau terdepan di Indonesia," ujar Ari melalui siaran persnya, Kamis (23/6/2016).
Presiden Jokowi juga menginstruksikan kepada menteri terkait agar pembangunan di Natuna dipercepat karena Natuna termasuk salah satu pulau terdepan di Indonesia.
Menurut Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, dalam rapat tersebut Jokowi meminta percepatan pembangunan Natuna.
Jokowi menginginkan agar pembangunan dilakukan secara menyebar. Bukan saja di wilayah Jawa, tapi juga pulau terluar dan di wilayah perbatasan seperti Natuna. "Kali ini perhatian Presiden Joko Widodo ditujukan kepada Kepulauan Natuna sebagai salah satu pulau terdepan di Indonesia," ujar Ari melalui siaran persnya, Kamis (23/6/2016).
Presiden Jokowi juga menginstruksikan kepada menteri terkait agar pembangunan di Natuna dipercepat karena Natuna termasuk salah satu pulau terdepan di Indonesia.
Label:
Internasional,
Isu Politik,
Kapal Perang,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim
Amerika Serikat Konflik Natuna dengan China Berpotensi Mengganggu Stabilitas Regional
Insiden-insiden penerobosan nelayan Cina di perairan Natuna, Kepulauan Riau, tak luput dari perhatian Washington. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Amerika Serikat (AS) menilai, tren pendampingan para nelayan oleh patroli laut Cina dalam kejadian-kejadian itu mengkhawatirkan.
Dalam sambungan telepon dengan sejumlah jurnalis Asia, termasuk Republika, pada Rabu (22/6), Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, masih menganalisis lokasi persis insiden yang terjadi di Laut Natuna pada Jumat (17/6) pekan lalu. Kendati demikian, fakta bahwa petugas resmi Pemerintah Cina hadir dalam insiden tersebut menjadi perhatian khusus AS.
Apalagi, pengawalan petugas tersebut bukan yang pertama kalinya dalam insiden di Natuna. “Pendampingan oleh patroli laut Cina terhadap para nelayan tersebut adalah tren yang mengganggu,” kata seorang pejabat senior Kemenlu AS menjawab pertanyaan Republika.
Kemenlu AS juga menilai, penyertaan petugas militer dalam kegiatan nelayan Cina mengindikasikan ada upaya penegasan jangkauan klaim Cina atas wilayah-wilayah terluar di Laut Cina Selatan. Hal tersebut, kata pejabat senior tersebut, berpotensi mengganggu stabilitas regional.
Dalam sambungan telepon dengan sejumlah jurnalis Asia, termasuk Republika, pada Rabu (22/6), Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, masih menganalisis lokasi persis insiden yang terjadi di Laut Natuna pada Jumat (17/6) pekan lalu. Kendati demikian, fakta bahwa petugas resmi Pemerintah Cina hadir dalam insiden tersebut menjadi perhatian khusus AS.
Apalagi, pengawalan petugas tersebut bukan yang pertama kalinya dalam insiden di Natuna. “Pendampingan oleh patroli laut Cina terhadap para nelayan tersebut adalah tren yang mengganggu,” kata seorang pejabat senior Kemenlu AS menjawab pertanyaan Republika.
Kemenlu AS juga menilai, penyertaan petugas militer dalam kegiatan nelayan Cina mengindikasikan ada upaya penegasan jangkauan klaim Cina atas wilayah-wilayah terluar di Laut Cina Selatan. Hal tersebut, kata pejabat senior tersebut, berpotensi mengganggu stabilitas regional.
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
Perbatasan NKRI,
TNI AL
Kamis, 23 Juni 2016
TNI Akan Bangun Pangkalan Militer Disetiap Pintu Gerbang Masuk Indonesia
Tentara Nasional Indonesia tak hanya membangun pangkalan militer di Natuna –kepulauan kaya minyak bumi dan gas di barat laut Kalimantan yang berhadapan dengan wilayah sengketa Laut China Selatan. Pangkalan militer juga dibangun di titik-titik lain yang menjadi ‘gerbang’ Indonesia.
“Bukan cuma di Natuna, tapi juga misal di Saumlaki,” kata Wakil Ketua Komisi I Bidang Pertahanan Tubagus Hasanuddin di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (22/6).
Saumlaki yang terletak di Pulau Yamdena, Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Di wilayah terluar di bagian timur Indonesia itu, TNI memiliki Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) yang berada di bawah komando Pangkalan Utama AL (Lantamal) IX Ambon, jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur.
Lanal tipe C di Saumlaki yang dipimpin Letnan Kolonel tersebut hendak ditingkatkan statusnya menjadi tipe B di bawah pimpinan Kolonel. Dermaga yang dapat menampung empat kapal patroli akan dibangun di sini.
“Bukan cuma di Natuna, tapi juga misal di Saumlaki,” kata Wakil Ketua Komisi I Bidang Pertahanan Tubagus Hasanuddin di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (22/6).
Saumlaki yang terletak di Pulau Yamdena, Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Di wilayah terluar di bagian timur Indonesia itu, TNI memiliki Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) yang berada di bawah komando Pangkalan Utama AL (Lantamal) IX Ambon, jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur.
Lanal tipe C di Saumlaki yang dipimpin Letnan Kolonel tersebut hendak ditingkatkan statusnya menjadi tipe B di bawah pimpinan Kolonel. Dermaga yang dapat menampung empat kapal patroli akan dibangun di sini.
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
Propesionalisme TNI
Satelit Buatan Indonesia Lapan-A3 Berhasil Meluncur ke Antariksa
Satelit Lapan-A3 hasil buatan antara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mencatatkan sejarah setelah berhasil diluncurkan dari Sriharikota, India menuju orbit di luar angkasa, Rabu (22/6).
Diluncurkan di Tanah Hindustan pada pukul 9.25 waktu setempat atau sekitar 10.55 WIB, Satelit Lapan-A3 ini telah mengangkasa di orbit polar setinggi 500 kilometer.
Lapan-A3 bukan satu-satunya yang menebeng roket PSLV C-34 milik India.
Roket PSLV-C34 India memboyong 20 satelit sekaligus yang ukurannya kecil. Selain Lapan-A3 dari Indonesia, 19 lainnya berasal dari Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat.
Diluncurkan di Tanah Hindustan pada pukul 9.25 waktu setempat atau sekitar 10.55 WIB, Satelit Lapan-A3 ini telah mengangkasa di orbit polar setinggi 500 kilometer.
Lapan-A3 bukan satu-satunya yang menebeng roket PSLV C-34 milik India.
Roket PSLV-C34 India memboyong 20 satelit sekaligus yang ukurannya kecil. Selain Lapan-A3 dari Indonesia, 19 lainnya berasal dari Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat.
Label:
Industri Pertahanan,
Lapan,
Produk Nasional,
RISET,
Satelit
Rabu, 22 Juni 2016
Panglima TNI Akan Kirim Lima Kapal Perang dan Pesawat Pengintai ke Perairan Natuna
“Alarm” di Natuna kembali berdering pascainsiden penembakan kapal nelayan China oleh TNI Angkatan Laut. Indonesia menyalahkan China yang memasuki zona ekonomi eksklusifnya di Laut Natuna, sedangkan China mengklaim perairan itu sebagai zona perikanan tradisionalnya.
“Kami akan mengerahkan lima KRI (kapal perang Republik Indonesia) untuk mengintai (Natuna),” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai rapat dengan Komisi I Bidang Pertahanan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, semalam.
Kelima kapal perang yang akan dilengkapi oleh satu pesawat C-212 itu memiliki misi khusus mengamankan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna. Di dalam ZEE, suatu negara berhak melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam.
“Kami akan mengerahkan lima KRI (kapal perang Republik Indonesia) untuk mengintai (Natuna),” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai rapat dengan Komisi I Bidang Pertahanan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, semalam.
Kelima kapal perang yang akan dilengkapi oleh satu pesawat C-212 itu memiliki misi khusus mengamankan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna. Di dalam ZEE, suatu negara berhak melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam.
TNI Akan Tempatkan 3 Kompi Pasukan Elit dan Patroli Kapal Selam di Natuna
Komisi I Bidang Pertahanan DPR mengungkapkan rencana Tentara Nasional Indonesia membangun pangkalan militer di Natuna. Sebagai gerbang Indonesia di barat laut Kalimantan, Natuna selama ini dianggap rawan karena berhadapan dengan Laut China Selatan yang menjadi sengketa sejumlah negara di Asia.
“Panglima TNI berencana membuat Natuna jadi pangkalan militer,” kata Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais usai rapat tertutup dengan Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, semalam.
Anggaran untuk membangun pangkalan militer di Natuna, ujar Hanafi, sesungguhnya telah dialokasikan sejak tahun lalu. Namun ia mengaku lupa besarannya.
Akhir Maret, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat mengemukakan niatnya mengirim armada dari tiga matra TNI ke Natuna. Ia mengaku jengkel melihat kondisi Natuna yang minim penjagaan. Padahal 83 ribu kilometer persegi perairan Indonesia di wilayah itu bersinggungan langsung dengan kawasan sengketa Laut China Selatan.
“Panglima TNI berencana membuat Natuna jadi pangkalan militer,” kata Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais usai rapat tertutup dengan Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, semalam.
Anggaran untuk membangun pangkalan militer di Natuna, ujar Hanafi, sesungguhnya telah dialokasikan sejak tahun lalu. Namun ia mengaku lupa besarannya.
Akhir Maret, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat mengemukakan niatnya mengirim armada dari tiga matra TNI ke Natuna. Ia mengaku jengkel melihat kondisi Natuna yang minim penjagaan. Padahal 83 ribu kilometer persegi perairan Indonesia di wilayah itu bersinggungan langsung dengan kawasan sengketa Laut China Selatan.
Label:
Kapal Perang,
Kapal Selam,
Kedaulatan Bangsa,
Korpaskhas,
Marinir RI,
Maritim,
Perbatasan NKRI,
Propesionalisme TNI,
TNI AD,
TNI AL,
TNI AU
Pakar Kelautan : China yang Memperkeruh Situasi LCS
Ungkapan protes China yang meminta Indonesia tidak mengambil tindakan yang dapat memperumit dan memperkeruh hubungan kedua negara, mendapat respon dari Pakar hukum laut internasional Hasyim Djalal. Menurut Hasyim justru China-lah yang membuat sulit dan memperkeruh situasi.
“Seolah Indonesia disudutkan padahal selama ini tak ada permusuhan. Ini membuat situasi tak enak. (Natuna) itu wilayah kedaulatan Indonesia, dan karenanya menurut hukum Indonesia berhak berbuat sesuatu di situ,” tegas Hasyim.
Mantan diplomat kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat itu berkata, hukum laut internasional menetapkan zona ekonomi eksklusif ialah 200 mil laut dari garis pangkal suatu negara, dan hal ini sudah diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Indonesia mempertahankan zona ekonomi eksklusifnya sesuai hukum internasional. Hukum laut membenarkan Indonesia membuat zona ekonomi eksklusif. Indonesia punya kedaulatan atas kekayaan alamnya,” kata Hasyim kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/6).
“Seolah Indonesia disudutkan padahal selama ini tak ada permusuhan. Ini membuat situasi tak enak. (Natuna) itu wilayah kedaulatan Indonesia, dan karenanya menurut hukum Indonesia berhak berbuat sesuatu di situ,” tegas Hasyim.
Mantan diplomat kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat itu berkata, hukum laut internasional menetapkan zona ekonomi eksklusif ialah 200 mil laut dari garis pangkal suatu negara, dan hal ini sudah diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Indonesia mempertahankan zona ekonomi eksklusifnya sesuai hukum internasional. Hukum laut membenarkan Indonesia membuat zona ekonomi eksklusif. Indonesia punya kedaulatan atas kekayaan alamnya,” kata Hasyim kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/6).
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
TNI AL
Satelit LAPAN Diluncurkan Hari ini, Tonton Video Strimingnya
Otoritas antariksa nasional India, Indian Space Research Organisation (ISRO), sejak pekan lalu mengabarkan bahwa satelit milik Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), LAPAN-A3 (disebut juga LAPAN/IPB) dijadwalkan meluncur hari ini, Rabu (22/6/2016).
Berita ini tentu sangat menggembirakan, mengingat peluncuran satelit sempat mengalami penundaan karena kendala teknis. Peneliti Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN Robertus Heru Triharjanto mengatakan, peluncuran LAPAN-A3 mundur dari rencana semula (20/6/2016).
"Pemasangan satelit yang akan diluncurkan ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Total, ada 20 satelit yang harus dipasang," kata Heru.
Satelit LAPAN-A3 diluncurkan dengan menumpang (piggyback) roket PSLV-C34 milik India. Peluncurannya menumpang misi utama peluncuran Cartosat, serta dua satelit buatan perguruan tinggi di India, yaitu Sathyabamasat dan Swayam.
Berita ini tentu sangat menggembirakan, mengingat peluncuran satelit sempat mengalami penundaan karena kendala teknis. Peneliti Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN Robertus Heru Triharjanto mengatakan, peluncuran LAPAN-A3 mundur dari rencana semula (20/6/2016).
"Pemasangan satelit yang akan diluncurkan ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Total, ada 20 satelit yang harus dipasang," kata Heru.
Satelit LAPAN-A3 diluncurkan dengan menumpang (piggyback) roket PSLV-C34 milik India. Peluncurannya menumpang misi utama peluncuran Cartosat, serta dua satelit buatan perguruan tinggi di India, yaitu Sathyabamasat dan Swayam.
Label:
Industri Pertahanan,
Lapan,
RISET,
Satelit
Orang-orang Hebat di Balik Peluncuran BRIsat
Pada Sabtu 18 Juni 2016, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meluncurkan satelitnya dari Kourou, French Guiana, Amerika Selatan.
Roket Ariane 5 yang dirakit oleh Arianespace, perusahaan asal Prancis, menjadi pembawa satelit BRIsat milik BRI menuju orbitnya di luar angkasa.
Siapa sebenarnya orang-orang hebat di balik peluncuran BRIsat ini?
Ada setidaknya 4 orang dari BRI yang menangani peluncuran BRIsat di Kourou. detikFinance berkesempatan menemui orang-orang ini, di Hotel De Roches, Kourou, Minggu (19/6/2016).
Meraka adalah Hexana Trisasongko yang bertindak sebagai Mission Director saat peluncuran BRIsat, Meiditomo Sutyarjoko selaku Spacecraft Mission Director Deputy, Eko Cahyono selaku Spacecraft System Engineering Manager, dan Lukman Hakim sebagai Program Manager Deputy.
Roket Ariane 5 yang dirakit oleh Arianespace, perusahaan asal Prancis, menjadi pembawa satelit BRIsat milik BRI menuju orbitnya di luar angkasa.
Kiri ke kanan: Eko Cahyono, Hexana Trisasongko, Meiditomo Sutyarjoko, dan Lukman Hakim |
Siapa sebenarnya orang-orang hebat di balik peluncuran BRIsat ini?
Ada setidaknya 4 orang dari BRI yang menangani peluncuran BRIsat di Kourou. detikFinance berkesempatan menemui orang-orang ini, di Hotel De Roches, Kourou, Minggu (19/6/2016).
Meraka adalah Hexana Trisasongko yang bertindak sebagai Mission Director saat peluncuran BRIsat, Meiditomo Sutyarjoko selaku Spacecraft Mission Director Deputy, Eko Cahyono selaku Spacecraft System Engineering Manager, dan Lukman Hakim sebagai Program Manager Deputy.
Satelit BRI Mengorbit, Anak Didik BJ Habibie Kembali ke Tanah Air
Program satelit PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yakni BRIsat tak hanya memberikan kebanggaan bagi Indonesia dan perbankan tanah air.
Ada sisi lain dari proyek BRIsat yang sukses meluncur ke orbit dari Kourou, French Guiana, Amerika Selatan pada Sabtu (18/6) 18.38 waktu Kourou.
Berkat proyek yang digagas sejak tahun 2013, anak didik mantan pendiri PT Dirgantara Indonesia (PTDI), yang juga eks Presiden RI, BJ Habibie kembali ke tanah air.
Insinyur satelit yang pernah disekolahkan Habibie dan bekerja di luar negeri akhirnya balik ke Indonesia untuk terlibat dalam perencanaan, peluncuran dan pengoperasian BRIsat.
Kedua orang itu adalah Meiditomo Sutyarjoko selaku Spacecraft Mission Director Deputy BRIsat dan Eko Cahyono selaku Spacecraft System Engineering Manager BRIsat.
Ada sisi lain dari proyek BRIsat yang sukses meluncur ke orbit dari Kourou, French Guiana, Amerika Selatan pada Sabtu (18/6) 18.38 waktu Kourou.
Berkat proyek yang digagas sejak tahun 2013, anak didik mantan pendiri PT Dirgantara Indonesia (PTDI), yang juga eks Presiden RI, BJ Habibie kembali ke tanah air.
Insinyur satelit yang pernah disekolahkan Habibie dan bekerja di luar negeri akhirnya balik ke Indonesia untuk terlibat dalam perencanaan, peluncuran dan pengoperasian BRIsat.
Kedua orang itu adalah Meiditomo Sutyarjoko selaku Spacecraft Mission Director Deputy BRIsat dan Eko Cahyono selaku Spacecraft System Engineering Manager BRIsat.
Selasa, 21 Juni 2016
Ketua Kompolnas : Komjen Tito Perwira yang Profesional
Ketua Kompolnas Luhut Pandjaitan memaparkan rekam jejak Komjen Tito Karnavian yang sudah diajukan sebagai calon Kapolri. Luhut menyebut Tito sebagai sosok yang profesional.
"Komjen Tito ini perwira yang profesional. Dalam beberapa pertemuan, saya saat di luar negeri jadi pembicara, saya minta Tito berkomentar, bicara. Dalam tanya jawab, dia memberikan jawaban. Sangat baik dan diapresiasi counterpart," papar Luhut saat rapat Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2016).
Kompolnas juga menjaring suara dari masyarakat. Hasilnya, nama Tito yang kemudian diajukan untuk menjadi pucuk pimpinan Polri.
"Komjen Tito ini perwira yang profesional. Dalam beberapa pertemuan, saya saat di luar negeri jadi pembicara, saya minta Tito berkomentar, bicara. Dalam tanya jawab, dia memberikan jawaban. Sangat baik dan diapresiasi counterpart," papar Luhut saat rapat Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2016).
Kompolnas juga menjaring suara dari masyarakat. Hasilnya, nama Tito yang kemudian diajukan untuk menjadi pucuk pimpinan Polri.
Label:
Parlemen,
POLRI,
Prestasi Militer
Identitas Tujuh Awak Kapal China yang Ditangkap di Natuna
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana muda TNI A. Taufiq R mmembenarkan bahwa pihak TNI Angkatan Laut telah menangkap kapal ikan berbendera China di Laut Natuna saat menggelar jumpa pers di Markas Komando Armabar, Gunung Sahari, Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Taufik mengatakan, kapal ikan yang ditangkap tersebut memiliki nama Han Tan Cou 19038 dan terdiri dari 6 awak pria serta 1 awak perempuan. Berikut identitas ketujuh Kapal Ikan China Han Tan Cau 19038:
Taufik mengatakan, kapal ikan yang ditangkap tersebut memiliki nama Han Tan Cou 19038 dan terdiri dari 6 awak pria serta 1 awak perempuan. Berikut identitas ketujuh Kapal Ikan China Han Tan Cau 19038:
Penangkapan Kapal Ikan China di Natuna Sesuai Hukum Internasional
Panglima
Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI A
Taufiq R menegaskan aksi penangkapan kapal ikan berbendera China di
perairan Natuna pada Jumat (17/6/2016) sudah sesuai prosedur.
Saat aksi penangkapan tersebut, TNI Angkatan Laut berhasil mengamankan Kapal Han Tan Cou 19038 karena terdeteksi sedang menjaring ikan di perairan Indonesia.
"Kami menegakkan hukum di wilayah perairan Indonesia. Sesuai hukum internasional dan nasional tindakan kami tersebut benar," ujar Taufiq di Markas Komando Armabar, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2016).
Taufiq menjelaskan, selama ini China mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayah Traditional Fishing Ground mereka. Sedangkan, aturan Traditional Fishing Ground tidak dikenal dalam hukum internasional.
Saat aksi penangkapan tersebut, TNI Angkatan Laut berhasil mengamankan Kapal Han Tan Cou 19038 karena terdeteksi sedang menjaring ikan di perairan Indonesia.
"Kami menegakkan hukum di wilayah perairan Indonesia. Sesuai hukum internasional dan nasional tindakan kami tersebut benar," ujar Taufiq di Markas Komando Armabar, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2016).
Taufiq menjelaskan, selama ini China mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayah Traditional Fishing Ground mereka. Sedangkan, aturan Traditional Fishing Ground tidak dikenal dalam hukum internasional.
Pangarmabar: Satu dari 11 Kapal Ikan China Ditangkap karena Tebar Jaring
Indonesia dan China kembali bersitegang. Kapal perang Repulik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut melepas rentetan tembakan peringatan di perairan Natuna, Laut China Selatan, yang salah satunya diklaim China mengenai kapal nelayan mereka.
Negeri Tirai Bambu meradang, melayangkan protes ke pemerintah RI. Indonesia bergeming, menyatakan China melanggar kedaulatan wilayah Indonesia dengan memasuki perairan Natuna. China tak mau disalahkan, menyebut lokasi insiden berada di zona perikanan tradisional mereka.
Konflik maritim kedua negara bukan hanya sekali terjadi di perairan Natuna. Sementara China menyebut sebagian wilayah itu sebagai traditional fishing ground mereka, sesungguhnya kawasan tersebut bisa dibilang “battle ground” antara Indonesia dan China.
Sepanjang 2016, sedikitnya tiga kali insiden terjadi di Natuna antara dua negara. Terbaru ialah Jumat pekan lalu, 17 Juni, saat KRI Imam Bonjol-383 yang sedang berpatroli di perairan itu menerima laporan intai udara yang menyebut ada 12 kapal asing sedang mencuri ikan di perairan Natuna.
Negeri Tirai Bambu meradang, melayangkan protes ke pemerintah RI. Indonesia bergeming, menyatakan China melanggar kedaulatan wilayah Indonesia dengan memasuki perairan Natuna. China tak mau disalahkan, menyebut lokasi insiden berada di zona perikanan tradisional mereka.
Konflik maritim kedua negara bukan hanya sekali terjadi di perairan Natuna. Sementara China menyebut sebagian wilayah itu sebagai traditional fishing ground mereka, sesungguhnya kawasan tersebut bisa dibilang “battle ground” antara Indonesia dan China.
Sepanjang 2016, sedikitnya tiga kali insiden terjadi di Natuna antara dua negara. Terbaru ialah Jumat pekan lalu, 17 Juni, saat KRI Imam Bonjol-383 yang sedang berpatroli di perairan itu menerima laporan intai udara yang menyebut ada 12 kapal asing sedang mencuri ikan di perairan Natuna.
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
TNI AL
Anggaran Dipangkas, Polri Setop Kunjungan Luar Negeri
Kepolisian Republik Indonesia mesti menghentikan program kunjungannya ke luar negeri sebagai dampak pemangkasan anggaran sebesar Rp1,56 triliun.
"Yang namanya ke luar negeri, untuk saat ini tidak perlu dilaksanakan, kecuali ada hal-hal dan kondisi yang sangat perlu," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Senin (20/6).
Dia mengatakan, Polri siap melakukan efisiensi dan tidak mempermasalahkan pemangkasan anggaran ini. "Karena untuk kepentingan bangsa," ujar Boy.
Secara keseluruhan, Polri memiliki pagu anggaran pada APBN 2016 sebesar Rp73 triliun. Jumlah anggaran tersebut dibagi ke dalam 13 program dan 89 kegiatan di rencana kerja dan anggaran Polri.
"Yang namanya ke luar negeri, untuk saat ini tidak perlu dilaksanakan, kecuali ada hal-hal dan kondisi yang sangat perlu," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Senin (20/6).
Dia mengatakan, Polri siap melakukan efisiensi dan tidak mempermasalahkan pemangkasan anggaran ini. "Karena untuk kepentingan bangsa," ujar Boy.
Secara keseluruhan, Polri memiliki pagu anggaran pada APBN 2016 sebesar Rp73 triliun. Jumlah anggaran tersebut dibagi ke dalam 13 program dan 89 kegiatan di rencana kerja dan anggaran Polri.
KN Ular Laut Bakamla Tangkap Kapal Ikan Tanpa Izin Di Laut Seram
Kapal nelayan KMN INKA MINA 973 ditangkap ketika membawa sejumlah ikan campuran di perairan Seram. Kapal berukuran 33 GT ini ditangkap oleh KN Ular Laut-4805 yang tengah bergabung dalam Operasi Nusantara V.
KN Ular Laut menyergap kapal nelayan tersebut di wilayah perairan Laut Seram Indonesia. Kapal tersebut dinahkodai oleh J. Makasaehe dengan jumlah ABK sebanyak 18 orang.
Komandan KN Ular Laut 4805 Bakamla RI Mayor Laut (P) Bambang Arif Hermawan segera memerintahkan perwira jaga untuk mendekat dan melakuka pemeriksaan terhadap kapal nelayan itu. Saat dilakukan pemeriksaan, nahkoda tidak dapat menunjukkan surat atau dokumen operasional kapal.
"Karena kapal tersebut tidak memiliki dokumen atau surat yang mendukung kegiatan penangkapan ikan, saya memerintahkan agar kapal nelayan tersebut di ad hoc menuju ke Dermaga Bakamla Halong Ambon. Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman penyidikan sebelum diserahkan kepada Kepala Kedinasan kelautan dan Perikanan guna penyelesaian perkara lebih lanjut", ujar Bambang Arif Hermawan dalam siaran persnya, Selasa (21/6/2016).
KN Ular Laut menyergap kapal nelayan tersebut di wilayah perairan Laut Seram Indonesia. Kapal tersebut dinahkodai oleh J. Makasaehe dengan jumlah ABK sebanyak 18 orang.
Komandan KN Ular Laut 4805 Bakamla RI Mayor Laut (P) Bambang Arif Hermawan segera memerintahkan perwira jaga untuk mendekat dan melakuka pemeriksaan terhadap kapal nelayan itu. Saat dilakukan pemeriksaan, nahkoda tidak dapat menunjukkan surat atau dokumen operasional kapal.
"Karena kapal tersebut tidak memiliki dokumen atau surat yang mendukung kegiatan penangkapan ikan, saya memerintahkan agar kapal nelayan tersebut di ad hoc menuju ke Dermaga Bakamla Halong Ambon. Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman penyidikan sebelum diserahkan kepada Kepala Kedinasan kelautan dan Perikanan guna penyelesaian perkara lebih lanjut", ujar Bambang Arif Hermawan dalam siaran persnya, Selasa (21/6/2016).
Kemlu Jelaskan Soal Peristiwa Penindakan Terhadap Kapal Nelayan Cina
TNI AL menangkap kapal berbendera Cina yang melakukan ilegal fishing di Kepulauan Natuna. Indonesia juga membantah ada nelayan Cina yang terkena luka tembak dalam aksi itu.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam keterangan persnya, Senin (20/6/2016), membeberkan peristiwa penangkapan kapal Cina. Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menyebut kapal perang TNI melihat belasan kapal ikan asing (KIA) yang masuk ke wilayah Indonesia.
"Jumat 17 Juni 2016 pukul 04.24 WIB pagi, Kapal TNI AL memergoki 10 hingga 12 kapal ikan asing (KIA) di perairan Natuna di ZEE Indonesia. Beberapa KIA terlihat sedang melempar jaring dan diduga sedang melakukan IUU Fishing," ujar Arrmanatha.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam keterangan persnya, Senin (20/6/2016), membeberkan peristiwa penangkapan kapal Cina. Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menyebut kapal perang TNI melihat belasan kapal ikan asing (KIA) yang masuk ke wilayah Indonesia.
"Jumat 17 Juni 2016 pukul 04.24 WIB pagi, Kapal TNI AL memergoki 10 hingga 12 kapal ikan asing (KIA) di perairan Natuna di ZEE Indonesia. Beberapa KIA terlihat sedang melempar jaring dan diduga sedang melakukan IUU Fishing," ujar Arrmanatha.
Kapalnya Terobos Perairan Natuna, China Salahkan Indonesia
Pemerintah China tidak hanya memprotes keras atas aksi penembakan kapal perang Indonesia terhadap kapal nelayan China yang memasuki perairan Natuna. China juga menuduh Indonesia yang salah.
Penembakan kapal perang Angkatan Laut Indonesia terhadap kapal nelayan China di perairan Natuna terjadi hari Jumat. Penembakan dilakukan, karena kapal nelayan China diduga mencuri ikan di perairan Natuna, Indonesia.
“Tindakan Indonesia melanggar hukum internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari situs kementerian itu, Senin (20/6/2016).
Indonesia, kata Hua Chunying, sudah menyalahgunakan kekuatan militer untuk mem-bully kapal nelayan China.
Penembakan kapal perang Angkatan Laut Indonesia terhadap kapal nelayan China di perairan Natuna terjadi hari Jumat. Penembakan dilakukan, karena kapal nelayan China diduga mencuri ikan di perairan Natuna, Indonesia.
“Tindakan Indonesia melanggar hukum internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari situs kementerian itu, Senin (20/6/2016).
Indonesia, kata Hua Chunying, sudah menyalahgunakan kekuatan militer untuk mem-bully kapal nelayan China.
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Maritim,
Perbatasan NKRI
Senin, 20 Juni 2016
Pangdam III Siliwangi, Mayor Jenderal Hadi Prasojo Geng Motor Berulah Tembak Ditempat
Panglima Kodam III Siliwangi, Mayor Jenderal Hadi Prasojo geram melihat sepak terjang geng motor dan begal di Bandung. Apalagi sampai berani-beraninya menghabisi seorang prajurit TNI.
Menurutnya perlu tindakan tegas. Kalau perlu tembak di tempat karena aksi geng motor ini sudah meresahkan. Tapi Mayjen Hadi mengaku tetap menghargai aparat kepolisian.
"Saya enggak mau kecolongan yang kedua. Karena sudah banyak anggota saya ini dibegal. Tapi kita tetap kerja sama dengan kepolisian. Patroli-patroli selama ini sama polisi. Karena di depan tetap polisi," ungkapnya.
Mayjen Hadi Prasojo memimpin Kodam III Siliwangi sejak Agustus 2015 lalu. Dia menggantikan Mayjen Dedi Kusnadi Thamim. Sebelumnya, Hadi adalah staf khusus Panglima TNI.
Menurutnya perlu tindakan tegas. Kalau perlu tembak di tempat karena aksi geng motor ini sudah meresahkan. Tapi Mayjen Hadi mengaku tetap menghargai aparat kepolisian.
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo. ©2016 merdeka.com/andrian salam wiyono |
"Saya enggak mau kecolongan yang kedua. Karena sudah banyak anggota saya ini dibegal. Tapi kita tetap kerja sama dengan kepolisian. Patroli-patroli selama ini sama polisi. Karena di depan tetap polisi," ungkapnya.
Mayjen Hadi Prasojo memimpin Kodam III Siliwangi sejak Agustus 2015 lalu. Dia menggantikan Mayjen Dedi Kusnadi Thamim. Sebelumnya, Hadi adalah staf khusus Panglima TNI.
Pemerintah Indonesia Harus Punya Satelit Sendiri
Setelah beberapa kali tertunda, akhirnya satelit milik BRI diluncurkan Sabtu (18/6/2016) sore waktu Guyana Prancis, Amerika Selatan.
Satelit yang dinamai BRIsat ini menghabiskan dana lebih dari Rp 3 triliun. BRI sendiri mengklaim bisa berhemat Rp 200 miliar per tahun. Penggunaannya pun akan disisihkan sebagian untuk kepentingan pemerintah.
Pakar keamanan cyber Pratama Persadha menilai ini adalah langkah maju, karena sudah lama Indonesia praktis tidak memiliki satelit sendiri, walau kali ini dimiliki oleh BUMN.
"Kita apresiasi langkah strategis BRI. Dalam jangka panjang, satelit BRIsat ini pastinya tidak hanya untuk bisnis, tapi juga mendukung program pemerintah, utamanya dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara," jelasnya dalam keterangannya yang diterima detikINET, Senin (20/6/2016).
Satelit yang dinamai BRIsat ini menghabiskan dana lebih dari Rp 3 triliun. BRI sendiri mengklaim bisa berhemat Rp 200 miliar per tahun. Penggunaannya pun akan disisihkan sebagian untuk kepentingan pemerintah.
Pakar keamanan cyber Pratama Persadha menilai ini adalah langkah maju, karena sudah lama Indonesia praktis tidak memiliki satelit sendiri, walau kali ini dimiliki oleh BUMN.
"Kita apresiasi langkah strategis BRI. Dalam jangka panjang, satelit BRIsat ini pastinya tidak hanya untuk bisnis, tapi juga mendukung program pemerintah, utamanya dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara," jelasnya dalam keterangannya yang diterima detikINET, Senin (20/6/2016).
China Tuding Aparat RI Tembaki Kapal Nelayan China
Kementerian Luar Negeri China mengatakan, bahwa otoritas keamanan Indonesia telah menembaki kapal nelayan berbendera China pada Jumat lalu. Satu orang awak kapal dikabarkan menderita luka-luka.
"Sebuah kapal Angkatan Laut Indonesia menembaki sebuah kapal nelayan China pada hari Jumat, melukai satu orang," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/6).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, otoritas Indonesia bukan hanya menembaki kapal nelayan mereka, tapi juga menahan kapal nelayan bersama dengan krunya.
"Sebuah kapal Angkatan Laut Indonesia menembaki sebuah kapal nelayan China pada hari Jumat, melukai satu orang," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/6).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, otoritas Indonesia bukan hanya menembaki kapal nelayan mereka, tapi juga menahan kapal nelayan bersama dengan krunya.
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...