Satelit Lapan A2/Orari berhasil diluncurkan ke antariksa. Menunggang roket milik India, Lapan A2/Orari kini siap memulai misi menjaga kedaulatan Nusantara.
Satelit berhasil diluncurkan pada pukul 11.30 WIB. Pada 21 menit 56 detik setelah peluncuran, roket PSLV C30 beserta 7 satelit, termasuk Lapan A2/Orari berhasil mencapai orbitnya pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi.
Dari kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Jakarta, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handaka, dan sejumlah tamu undangan menyaksikan peluncuran.
Peluncuran satelit ini bersejarah bagi Indonesia karena, untuk kali pertama, Indonesia berhasil meluncurkan satelit yang 100 persen dibuat di Indonesia. Lapan A2/Orari dirancang, diuji, dan akan dipantau oleh perekayasa Indonesia.
Thomas mengatakan, "Peluncuran satelit ini adalah lompatan besar pengembangan teknologi satelit. Bagi Lapan, peluncuran ini memupuk kepercayaan diri para perekayasa. Bagi Indonesia, ini adalah tahapan menuju kemandirian satelit."
Sebelum mencapai orbit, roket PSLV C30 dan satelit yang dibawanya melewati sejumlah tahap kritis. Roket pertama lepas pada 1 menit 52 detik setelah peluncuran. Roket kedua lepas pada 4 menit 23 detik. Sementara itu, roket ketiga lepas pada 9 menit 48 detik.
Roket keempat menyertai satelit hingga ketinggian orbitnya. Saat mencapai orbit, roket langsung mati dan memisahkan diri dari satelit.
Muatan utama roket, satelit Astrosat milik India, berhasil dilepaskan pada ketinggian 650,17 kilometer pada 22 menit 33 detik setelah peluncuran. Sementara itu, satelit Lapan A2/Orari lepas 23 menit 3 detik setelah peluncuran pada ketinggian 650,16 kilometer. Satelit lain lepas dengan rentang waktu 30 detik kemudian.
Thomas mengungkapkan, Lapan telah menyiapkan tim untuk mendeteksi satelit. Tim akan ditempatkan di Rancabungur, Bogor, dan Biak. Deteksi satelit akan berlangsung maksimal 7 hari.
Setelahnya, satelit perlu diposisikan menghadap Bumi sehingga bisa mengirimkan data dan memotret. Sejumlah sensor juga perlu dites. "Ini akan memakan waktu sekitar 1 bulan," kata Thomas. (Kompas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 28 September 2015
Berhasil diluncurkan Satelit Lapan A2/Orari memulai misi jaga kedaulatan NKRI [Video]
Label:
Industri Pertahanan,
Lapan,
Produk Nasional,
Satelit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Langkah bagus menuju kemandirian alutsista...saya bangga.
BalasHapusalon2 waton kelakon, falsafahnya orang jawi............lumayan dr pada ndak dan seharusnya melangkah kencang utk penelitian peroketan baru namanya NKRI...................
BalasHapus