Militer yang kuat dapat meningkatkan nilai tawar terhadap kedaulatan dan batas teritorial suatu negara. Akhir-akhir ini perkembangan teknologi militer negara-negara di kawasan Asia Pasifik menunjukkan peningkatan yang cukup pesat. Menyikapi hal tersebut Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) melaksanakan uji coba penembakan torpedo kapal selam, di sekitar perairan Selat Bali.
Uji coba ini sangat peting bagi pengembangan Alat Utama Sitem Senjata (Alutsista) TNI AL, sekaligus wahana penelitian untuk memoderenisasai sistem persenjataan strategis guna menciptakan senjata bawah air yang ampuh dan handal. Torpedo merupakan jenis senjata bawah air yang memilki fungsi sebagi senjata pamungkas bagi kapal selam.
Ada beberapa jenis Torpedo yang digunakan oleh kapal selam, diantaranya adalah Torpedo SUT (Survace and Underwater Target) yang terpasang disalah satu kapal selam TNI AL KRI Cakra-401. Senjata pamungkas yang dimilki TNI AL tersebut sudah terintegrasi dengan sistem persenjataan kapal selam.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, TNI AL terus melakukan pengkajian dan penelitian terhadap sistem dan persenjataan bawah air tersebut. Penelitian dilakukan oleh jajaran Dinas Persenjataan dan Elektonika Angkatan Laut (Disenlekal), melibatkan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbagal), Labinlek, dan PT. DI.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur dimana moderenisasi kapal selam sebagai unsur senjata strategis yang canggih dan modern. Kapal selam merupakan salah satu kekuatan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL yang memiliki daya tempur tinggi terhadap kekuatan lawan. Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efek daya gentar (deterrent effect).
Untuk meningkatkan tujuan itu diadakan latihan penembakan torprdo kepala latihan oleh KRI Cakra di Selat Bali. Latihan itu menggunakan sasaran berupa Sea Rider yang dilengkapi dengan Noise Maker. Penggunaan sea rider sebagai sasaran bertujuan untuk melatih kemampuan operator sonar dan kemampuan deteksi bawah air kapal selam. Dimana pencarian target tersebut memilki tingkat kesulitan yang tinggi.
Meskipun menggunakan sasaran Sea Rider kapal selam berhasil melaksanakan uju joba penembakan torpedo kepala latihan dengan baik. Hal ini merupakan keberhasilan yang dicapai oleh TNI Angkatan Laut dalam meningkatkan profesionalisme prajurit. Disamping itu hal tersebut merupakan salah satu kreatifitas prajurit TNI AL yang berhasil memodifikasi beberapa komponen dan sistem senjata torpedo kapal selam.
Latihan penembakan torpedo kepala latihan oleh KRI Cakra memiliki makna strategis bagi perkembangan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peningkatan profesionalisme prajurit TNI AL. Uji coba tersebut melibatkan tiga kapal perang yaitu KRI Cakra-401, KRI Frans Kisiepo-368 dan KRI Soputan-923. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto, S.H., M.A.P.
(Dispenarmatim)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 09 April 2013
TNI AL Ujicoba Torpedo Kapal Selam Produksi Dalam Negeri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
yang paling sulit dalam pembuatan torpedo adalah teknologi eletrikal pengarah sasaran. jadi begitu torpedo tembakan dapat mengikuti sasaran terus menerus. kalo cuman terpedo biasa. itu sih teknologi tahun 1940an.
BalasHapus