Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam kondisi siaga satu dengan adanya kejadian penembakan sipir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan, Agus Susetyo. Polda DIY meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaannya dalam menjaga keamanan dan ketertiban di seluruh wilayah Yogyakarta.
"Saat ini Yogyakarta sudah dalam status siaga satu, dan dengan adanya kejadian tersebut, Polda DIY semakin meningkatkan patroli ke seluruh kawasan Yogyakarta agar masyarakat terayomi keamanannya," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Ani Puji Astuti, kepada Koran Jakarta, Jumat (9/8).
Ditanya tentang pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Marciano Norman, yang menyatakan ada keterkaitan antara penembakan dua polisi dan penjaga lapas, Ani mengatakan, penyidik Polda DIY belum melihat kaitan itu. "Kami masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait kasus penembakan tersebut dan belum dapat mengatakan ada kaitannya," kata Ani.
Untuk mengungkap kasus tersebut, pihaknya sudah meminta keterangan tiga saksi yang melihat, mendengar, dan mengetahui kejadian tersebut. "Tapi jumlah itu akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan penyidik," ujar Ani.
Dia menjelaskan kondisi korban saat ini sudah stabil dan sudah melewati masa kritis. "Meski sudah sadar, kami belum meminta keterangan dari korban dan menunggu waktu yang tepat," kata Ani.
Didesak tentang hasil pemeriksaan terhadap dua proyektil peluru yang ditemukan di lokasi kejadian, Ani mengatakan kedua proyektil tersebut masih terus diperiksa Tim Puslabfor Polri.
Menurut keterangan anak korban, Gamas Adiprasetyo, 13 tahun, sebelum kejadian, korban sedang duduk di teras Rumah Dinas Lapas Wogonunan, RT 30 RW 08, Kelurahan Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta. "Pelaku penembakan dua orang dengan rambut panjang berboncengan menggunakan sepeda motor warna gelap," kata dia.
Ia mengatakan salah satu pelaku turun dengan masih mengenakan helm, tiba-tiba terdengar suara letusan tembakan dua kali. "Kemudian pelaku lari ke arah selatan atau ke arah lapangan bulu tangkis," kata dia.
Kepala BIN, Marciano Norman, mengatakan serangkaian aksi teror yang menimpa anggota Polri dan sipir Lapas Wirogunan, Yogyakarta, dilakukan oleh pelaku dari kelompok yang sama. Pelaku memanfaatkan momen-momen saat aparat sedang lengah.
"Jadi, penembakan kemarin pagi, kemudian tadi pagi sipir di Yogyakarta, mengindikasikan bahwa memang ancaman yang selama ini mereka lemparkan terhadap aparat keamanan," kata Marciano, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/8).
Menurut Marciano, modus pelaku teror selalu sama. Oleh karena itu, kuat dugaan bahwa pelaku aksi teror akhir-akhir ini adalah orang yang sama. "Itu sinyalemen kuat dilakukan kelompok yang sama, yang pasti ada kaitan-kaitan dengan kelompok-kelompok itu," tandas dia.
Selalu Waspada
Menurut dia, aksi teror yang terjadi akhir-akhir ini merupakan peringantan kepada seluruh aparat agar selalu waspada dalam bertugas. Seluruh aparat harus selalu siap menghadapi teror. "Harus ditingkatkan kesiapan karena kita tidak boleh ada korban lagi, dan di sisi lain kita berikan dukungan sepenuhnya kepada Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk terus mengembangkan analisis-analisis," terang dia.
Secara terpisah, pengamat militer, MT Arifin, mengatakan kasus penembakan terhadap dua personel Polri di Ciputat dan Pamulang serta kasus penembakan terhadap sipir Lapas Wirogunan bukan termasuk aktivitas terorisme. Tiga kejahatan tersebut hanya kejahatan biasa yang harus segera diungkap penyidik kepolisian.
Menurut Arifin, kalau murni gerakan teroris, mereka mengincar target-target yang lebih besar dan kental kesan politis. "Sedangkan kalau kejadian penembakan dua polisi dan petugas sipir penjara itu hanya kejahatan jalanan, yang nuansa konflik horizontalnya lebih besar. Dapat dipicu karena pelaku tidak suka dengan pihak kepolisian," kata Arifin.
Dia menambahkan meskipun tiga kejadian tersebut menimbulkan ketakutan di masyarakat, secara teori, itu belum dapat dikatakan sebagai aktivitas terorisme. Karena itu, untuk mengungkap motif sesungguhnya, penyidik kepolisian harus segera mengungkap kasus tersebut. (KJ)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar