Perdana Menteri Australia,Tony Abbott, pada Senin (16/12/2013), mendesak Pemerintah Indonesia untuk memaafkan Australia terkait masalah penyadapan. Abbott mendesak Indonesia melupakan masalah itu dan melanjutkan kerjasama lagi dengan Australia.
Abbott sangat berharap, Indonesia segera melanjutkan kerjasama terutama soal pencegahan penyelundupan manusia. ”Penyelundupan manusia adalah kejahatan di Indonesia, dan saya berpikir bahwa Indonesia harus melanjutkan kerjasama dengan kami,” kata Abbott.
Mengutip laman ABC, Abbott ingin agar Indonesia bangkit dengan memaafkan dan melupakan masalah penyadapan. Kemudian, melanjutkan kerjasama untuk mencegah laju kapal para pencari suaka yang menuju Australia.
”Saya pikir salah satu alasan mengapa telah terjadi gelombang kedatangan para ‘manusia perahu’ selama beberapa minggu terakhir, karena dihentikannya kerjasama ini,” ujar Abbott.
”Jika kita dapat memastikan kapal (pencari suaka) tidak berlabuh di Australia, masih ada kesempatan bagi Indonesia untuk dapat membantu kami di sini.”
Australia kini kewalahan mengatasi gelombang kedatangan para pencari suaka, setelah Indonesia menghentikan kerjasama pencegahan laju kapal “manusia perahu” itu.
Penghentian kerjasama itu dilakukan Indonesia, setelah skandal penyadapan intelijen Australia terhadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para pejabat Indonesia lainnya pada 2009 terbongkar. Skandal penyadapan itu, dibocorkan bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Joseph Snowden, 30. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 16 Desember 2013
Abbott Desak Indonesia Maafkan Australia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
kmrn2 pede bener blg indonesia yg rugi jika stop kerjasama sekarang berbalik aussie yg kelabakan, parah nih mulutnya abbot seperti pepatah aja mulutmu harimaumu, dimaafkan kok mesti memaksa
BalasHapusSirahe abot tambah abot.. keakean pikiran
BalasHapusIni dah kebalik balik, lah mereka ga minta maaf kok kita disuruh memaafkan. Dah pd sarap kali
BalasHapusMampus mampus lu.....abbott.
BalasHapusjangan di maafkan. mereka seharusnya tak perna bisa di jadikan sahabat. timor-timur sudah lepas dari NKRI karena ulah mereka dan amrik, sekarang lagi menggarap papua. mereka itu hanya mementingkan dirinya saja. membuat indonesia baik kepada mereka hingga mendapatkan keuntungan di tambah dengan standar ganda mereka untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dari indonesia ( masalah papua barat )
BalasHapus