Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut batal beli
tiga unit kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia. Keputusan ini
dilakukan setelah perwakilan TNI AL melihat langsung kondisi dua kapal
selam bekas milik Rusia beberapa waktu lalu.
"Kita sudah melihat ke Rusia. Ada dua kapal selam jenis Kilo Class yang sudah dua tahun tidak digunakan Angkatan Laut Rusia," kata Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut, seusai menghadiri gelar kekuatan Alat Utama Sistim Persenjataan di Dermaga Ujung Markas Armada TNI AL Wilayah Timur (Armatim), Rabu (12/3/2014).
Menurut Marsetio, dari luar, dua kapal selam milik Rusia itu memang tampak bagus. Namun di dalam ternyata banyak peralatan yang sudah rusak. Apalagi, dua kapal itu sudah dua tahun dikandangkan.
Ketika berada di Rusia, kata Kasal, tim dari TNI AL juga melihat kapal selam Kilo Class yang baru. Namun mahalnya harga yang ditawarkan menjadikan rencana pembelian kapal selam jenis ini urung dilakukan.
Kapal selam jenis Kilo Class sendiri merupakan kapal selam canggih dengan kemampuan menembakkan rudal yang cukup jauh. Kapal ini diperlukan untuk memperkuat kemampuan Alutsista TNI AL.
Menurut Marsetio, untuk membangun kekuatan minimum, TNI AL membutuhkan minimal 12 kapal selam. Saat ini TNI AL juga sudah memesan tiga kapal selam dari Korea. Dari tiga kapal ini, satu diantaranya akan dibangun di Indonesia oleh PT PAL. "Ini adalah bagian dari transfer teknologi," ujarnya.
Dengan transfer teknologi, Marsetio berharap Indonesia mampu memproduksi Kapal Selam secara mandiri sehingga mampu lebih cepat mewujudkan minimal 12 kapal selam.
Di tempat yang sama, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan mengatakan untuk mewujudkan keinginan memiliki 12 Kapal Selam, dirinya mendorong perusahaan dalam negeri segera mampu memproduksi kapal selam sendiri.
"Transfer teknologi dari Korea kita butuhkan sehingga ke depan kita mampu membangun sendiri Kapal Selam secara mandiri, efisien dan lebih murah," ujarnya.
. (SuaraSurabaya)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 13 Maret 2014
Angkatan Laut Batal Beli Kapal Selam Bekas dari Rusia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
semesti nya langsung di beli aja kapal selam baru walaupun harga nya mahal. tidak usah di tawar tawar lagi malui aja dech.
BalasHapusUNTUK MENJAGA KESELAMATAN PERAIRAN INDONESIA 3 UNIT KAPAL SELAM KILO MAJAL,TAPI UNTUK DI KORUPSI GAK PERNAH BILANG KELEBIHAN.KALAU MASIH ADA YG BISA DI KORUPSI ,JALAN TERUSSSSSS
BalasHapustot ngapusi dr korea
BalasHapus