Banyak persenjataan baru TNI AD hadir, di antaranya tank berat 2A6 Leopard, dari Jerman yang dihadirkan dalam peringatan hari jadi ke-69 TNI di dermaga Ujung, Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, pada 7 Oktober nanti.
Ratusan tank berat itu akan memperkuat jajaran persenjataan TNI AD nanti. Bagaimana mempersiapkan personel pengawak dan yang merawat mereka nanti?
"Yang jelas, tidak boleh ada praktik kanibal suku cadang," kata Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, di dermaga Ujung, Sabtu. Dia menyaksikan gladi resik upacara itu, yang akan dihadiri Presiden Susilo Yudhoyono dan Presiden terpilih, Joko Widodo.
"Jauh sebelum tank-tank itu datang, kami sudah mengalkulasi berbagai hal yang harus kami lakukan untuk memenuhi keperluan perawatan dan pemeliharaan itu. Membeli dan mendatangkan mereka adalah satu hal, merawat dan memelihara adalah hal lain yang tidak kalah serius," kata dia.
Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus, secara terpisah, merinci keterangan atasannya itu.
"Pada beberapa kasus, kami harus mengirim personel yang merawat persenjataan kami ke pabrik pembuat atau negara pembuat. Untuk Leopard, kami mengirim mereka ke Singapura, yang juga mengoperasikan Leopard ini," kata dia.
Hal ini, kata dia, sudah masuk ke dalam "budaya" pemakaian dan pemeliharaan pada fase yang jauh lebih modern.
Sejalan dengan perencanaan pembelian Leopard itu, kata dia, sudah dihitung jam operasional terkait pergantian suku cadangnya, mulai dari mesin, laras kanon 120 milimeternya, turret, sistem kendali dan komputer, dan lain sebagainya.
"Jadi semuanya disiapkan, bukan cuma membeli unit tank-nya saja," kata dia. Dia mencontohkan perawatan dan pemeliharaan itu dengan kendaraan bermotor modern masa kini yang sudah terkomputerisasi.
"Istilahnya, tidak bisa lagi pakai jasa "bengkel pinggir jalan". Harus terprogram dan terencana baik, sematang mungkin. Kami sangat serius tentang ini," kata dia. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar