TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Australia menggelar latihan tempur bersama di Landasan Utama (Lanud) El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam latihan itu, Indonesia mengerahkan lima pesawat tempur jenis F-16, sementara Australia delapan pesawat tempur jenis F-18 Hornets.
Komandan Lanud Eltari Kupang Kolonel Penerbang Andi Wijaya di Markas Lanud Eltari Kupang, Selasa (25/8/2015), mengatakan, latihan akan dimulai hari ini hingga Kamis (27/8/2015) nanti.
"Latihan bersama dengan kode AMX Elang Ausindo 2015 bertujuan untuk meningkatkan kerja sama persahabatan antar-angkatan AU Australia dan TNI AU. Latihan ini juga untuk tukar-menukar ilmu mengenai taktik manuver," kata Andi.
"Jadi, mungkin sharing bagaimana taktik yang baik dan bagus dengan jenis pesawat yang berbeda. Selain itu juga untuk merencanakan bersama guna melaksanakan satu misi," kata Andi yang didampingi Asisten Komando Operasi AU II Kolonel Penerbang Eko Dono dan Kepala Penerangan Komando Operasi AU II Letnan Kolonel Andi Arman.
Menurut Andi, dua jenis pesawat tempur, yakni F-16 dan F-18, ini sekelas, tetapi punya karakteristik dan kelebihan masing-masing. "Ada yang lebih unggul di ketinggian, ada yang justru unggul di ketinggian yang lebih rendah, dan itu semua bergantung pada bagaimana cara mengoperasikannya," ujar Andi.
Kegiatan latihan tempur ini baru pertama dilaksanakan di Kupang dan rencananya pada tahun 2016 akan dilakukan di Darwin, Australia.
Andi juga mengaku bahwa TNI AL memiliki keterbatasan gedung untuk menampung kru dan teknisi asal Australia sehingga akhirnya mereka diinapkan di hotel di Kota Kupang.
Menurut Andi, kegiatan latihan ini juga bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Kupang sebagai ajang promosi wisata bagi para kru pesawat dari Australia yang berjumlah 125 orang. "Momen ini juga harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah untuk promosi wisata," kata dia. (Kompas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 26 Agustus 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
sayang australia gagal memiliki jet f35 australia tetap berbangga dengan f18 yang tidak mungkin mengalahkan sukhoi su 27 rusia
BalasHapuslebih canggi berkelas dimiliki oleh tni au
BalasHapus