Kementerian Luar Negeri mengeluarkan anjuran bepergian (Travel Advisory) untuk para WNI yang bepergian ke Prancis. Kemenlu meminta agar para WNI selalu waspada dengan perkembangan keadaan di Prancis.
"Menyusul pemberlakuan keadaan darurat oleh Pemerintah Prancis tanggal 13 November 2015, pemerintah Prancis melakukan langkah-langkah peningkatan pengamanan dalam negeri dan memperketat pemeriksaan di pintu-pintu perbatasan dengan negara-negara tetangganya. Meski transportasi publik tetap terbuka namun perlu diantisipasi keterlambatan perjalanan karena peningkatan pemeriksaan di stasiun, bandara dan pelabuhan," kata pihak Kemenlu melalui siaran pers, Senin (16/11/2015).
Kemenlu meminta, agar WNI yang akan mengunjugi Prancis terus waspada. Sementara bagi para WNI yang bermukim di Prancis agar selalu memperhatikan perkembangan keadaan dan menghindari pusat-pusat keramaian.
"Agar Warga Negara Indonesia (WNI) yang hendak berkunjung ke Prancis lebih mewaspadai perkembangan dan memantau situasi keamanan yang berlangsung. Agar WNI yang telah berada di Prancis untuk tetap waspada dan menghindari tempat-tempat pusat keramaian," himbau Kemenlu.
"Agar memonitor perkembangan situasi di situs resmi pemerintah Prancis dan mematuhi himbauan serta kebijakan yang diberlakukan pemerintah setempat. Agar mengikuti perkembangan informasi di Kementerian Luar Negeri RI, KBRI Paris dan KJRI Marseille dari waktu ke waktu," imbuhnya.
Selain itu, para WNI juga harus selalu membawa tanda pengenal saat bepergian di Prancis. Jika mendapatkan masalah, WNI harus segera menghubungi KBRI agar segera mendapatkan bantuan.
"Senantiasa membawa kartu identitas diri/paspor selama bepergian serta membawa nomor-nomor telpon penting," jelas Kemenlu.
Adapun nomor-nomor penting yang bisa dihubungi para WNI di Prancis antara lain, KBRI Paris di alamat 47-49, Rue Cortambert, 75116 Paris atau melalui telepon +33621122109 (Sdr. Yoseph Tutu), +33609151317 (Sdri. Dila), +33613504920 (Sdr. Ramadhan). KJRI Marseille, 25 Boulevard Carmagnole 13008 Marseille, atau melalui hotline KJRI Marseille +33618221283 (Sdr. Robert Sitorus) dan Hotline Kementerian Luar Negeri +6281289009045 (Sdri. Upi). (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 17 November 2015
Kemenlu Minta WNI yang Kunjungi Prancis Selalu Waspada
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar