Produk senapan sniper SPR-2 yang diproduksi oleh BUMN Indonesia, yaitu PT Pindad (Persero), tak kalah dengan produk sniper sejenis yang diproduksi oleh produsen asing.
Saat dipakai kesatuan TNI, senapan sniper yang desainnya muncul di film Rambo IV ini memiliki tingkat akurasi lebih tinggi daripada senapan sniper asing.
"Saat uji di beberapa tempat, SPR-2 akurasinya sangat baik dan lebih baik dari produk luar. Salah satu yang kita tahu, personil Kodam Iskandar Muda, dites sama prajurit ternyata SPR-2 akurasi lebih baik," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, kepada detikFinance, Rabu (11/5/2016).
Lanjut Silmy, tak banyak perusahaan senjata di dunia yang mengembangkan dan memproduksi senapan sniper. Alasannya, pasar senapan sniper sangat terbatas. Namun, hal itu tak menjadi alasan bagi Pindad untuk berhenti mengembangkan dan memproduksi senapan untuk penembak jitu.
"Produsen senjata sniper dunia nggak banyak karena pasar sedikit, namun karena alasan kemandirian kita berusaha buat senjata yang bersaing walau kuantitas nggak banyak," tuturnya.
Senapan yang dibuat di Bandung itu mampu menembak hingga jarak 2.000 meter atau 2 kilometer (km). Kuatnya daya jangkau senjata SPR-2 ini karena menggunakan peluru kaliber 12,7 mm x 99 atau disebut kaliber 50, dengan kapasitas per magasin 5 peluru.
Senjata ini juga dilengkapi dengan peredam dan mampu menembus baja setebal 2 cm.
Saat ini, senjata ini telah dipakai oleh TNI, seperti Kopassus TNI AD. SPR-2 pertama kali diserahkan kepada pemesannya di 2015.
"Ini masih baru, delivery (pengiriman) 2015 itu merupakan pesanan 2014," sebutnya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 12 Mei 2016
Senapan Sniper SPR-2 Buatan Pindad Lebih Baik dari Produk Asing
Label:
Industri Pertahanan,
Pindad,
Produk Nasional,
Sniper
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar