Sebuah helikopter berwarna hijau gelap tiba-tiba terbang rendah di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Helikopter itu sempat membuat heboh dan menjadi tontonan ribuan warga Jakarta yang terjebak kemacetan di ruas jalan Sudirman-MH Thamrin. Heli itu bahkan sempat digelari heli misterius.
Akhirnya TNI AD mengaku helikopter itu milik mereka. Heli sedang terbang dalam misi latihan. Kadispen TNI AD Brigjen Rukman Ahmad enggan menjelaskan dalam rangka latihan apa.
Letak Bundaran HI tak jauh dari Istana Kepresidenan. Ada kisah menegangkan antara pesawat militer dengan Istana Kepresidenan. Dulu seorang pilot Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pernah menerbangkan pesawat tempur Mig-17 dan mengebom Istana Presiden Soekarno.
9 Maret 1960. Tepat siang bolong Istana presiden dihentakkan oleh ledakan yang berasal dari tembakan kanon 23 mm pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel 'Tiger' Maukar. Maukar adalah Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Nama 'Tiger' adalah call sign atau panggilan. Setiap penerbang tempur pasti punya nama panggilan.
Kanon yang dijatuhkan Daniel Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Soekarno. Untunglah Soekarno tak ada di situ. Soekarno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden.
"Sebuah pesawat udara yang terbang rendah menjatuhkan bingkisan mautnya tepat di kursi biasa aku duduk. Rupanya Tuhan tengah menggerakan tangan-Nya untuk melindungiku," kenang Soekarno soal peristiwa itu dalam buku biografinya yang ditulis Cindy Adams.
Setelah menjalankan aksinya Maukar mendaratkan jet tempur itu di persawahan wilayah Garut. Rencananya dia akan dijemput oleh para pejuang Darul Islam pimpinan Kartosoewiryo. Namun Maukar keburu tertangkap pasukan TNI. Berakhirlah petualangan salah satu pilot muda jagoan AURI itu.
Maukar membantah mencoba membunuh Soekarno. Aksinya hanya sekadar peringatan. Sebelum menembak Istana Presiden, dia sudah memastikan tak melihat bendera kuning dikibarkan di Istana sebagai tanda presiden ada di Istana. Dia tahu Istana sedang kosong. Maukar sendiri mengaku sangat mengagumi Soekarno. Aksi itu dilakukan karena kekecewaan dan hasutan para pejuang Minahasa yang kala itu merasa diperlakukan tak adil.
Maukar dijatuhi hukuman mati dan dipecat dari AURI. Tapi belakangan Soekarno mengampuninya. Dia menjalani hukuman selama delapan tahun sebelum bebas dan akhirnya menghabiskan hidup sebagai pendeta. (merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 26 April 2013
Kisah Istana Presiden Soekarno dibom Mig-17 TNI AU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar