Sejak tahun 2004, Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) telah mengembangkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) atau tanpa awak.
Di tahun 2013 ini, BPPT mulai menyiapkan program perintis industrialisasi untuk memproduksi PUNA secara massal.
Menurut Kepala BPPT, Marzan A Iskandar, untuk mendukung program PUNA perlu kerja sama antara regulator, industri, dan pengguna.
"BPPT telah berkerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (DI), PT LEN Industri, dan Kementerian Pertahanan (Kemhan)," kata Marzan, saat ditemui di acara MoU kerja sama pengembangan dan Penerapan Teknologi Kedirgantaraan, di BPPT, Jakarta, hari ini.
Ia menjelaskan, BPPT bertindak sebagai pembuat teknologi, sementara PT DI sebagai yang memproduksi, PT LEN Industri bertugas untuk penerapan teknologi sistem kontrol. Sedangkan, Kemhan sebagai penggunanya.
"PUNA terbaru ini diberi nama PUNA BPPT01A-200-PA7 Wulung. Pesawat nirawak ini nantinya memiliki misi militer dalam pengawasan sistem pertahanan dan keamanan nasional," ujar Marzan.
Berbangga
Sementara itu, Andi Alisjahbana, Direktur Teknologi dan pengembangan Rekayasa PT Dirgantara Indonesia mengatakan, kerja sama ini sangat penting untuk kemajuan sistem inovasi nasional.
"Kerja sama ini akan memiliki program kelanjutan. Ke depan kami akan melakukan perluasan di bidang teknologi pertahanan, teknologi dirgantara, dan teknologi energi," kata Andi.
Ia pun menegaskan, PT DI akan selalu siap memproduksi barang-barang yang dibuat berdasarkan penerapan teknologi BPPT, sehingga manfaatnya dapat diperluas kepada masyarakat. "Ini adalah kolaborasi antara peneliti, industri, dan pengguna," ujar Andi.
Respons baik pun diberikan oleh Kemhan terhadap pembuatan PUNA Wulung. Menurut Darlis Pangaribuan, Direktur Teknik Industri Pertahan Kemenhan, selama ini penciptaan teknologi BPPT sangat jarang digunakan oleh Kemhan.
"Pasca ujicoba PUNA Wulung di Bandara Halim Perdana Kusuma pada Oktober tahun 2012, Kemenhan pun tertarik untuk menggunakan pesawat nirawak itu kebutuhan pengawasan oleh TNI," kata Darlis.
Meskipun teknologi PUNA Wulung masih kalah canggih dari pesawat nirawak buatan luar negeri, dia mengatakan, Kemenhan sangat bangga menggunakan produk buatan anak negeri.
"Ini untuk mendukung kemandirian produksi dalam negeri. Kami berharap ke depan, BPPT terus mengembangkan teknologi PUNA Wulung agar dapat digunakan secara maksimal oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Republik Indonesia," kata Darlis.
"Kemhan sudah memesan PUNA Wulung untuk satu skuadron, tapi jumlahnya masih belum pasti, apakah 12, 16, atau 24 unit. Sampai akhir tahun ini (2013), PUNA Wulung akan diproduksi sebanyak tiga unit. "Tahun depan, pesawat ini akan diproduksi lebih banyak lagi, untuk memenuhi permintaan dari Kemhan sebanyak satu skuadron," kata Marzan.
Berikut spesifikasi teknis PUNA BPPT01A-200-PA7 Wulung:
Tipe : Low Boom, High Wing, T-tail
Bentang sayap : 6,34 meter
Berat kosong/struktur : 60 kg (max)
Berat Muatan : 25 kg (max)
Berat lepas landas : 130 kg (max)
Kecepatan jelajah : 55 knot (min)
Ketahan terbang : 4 jam (max)
Jarak jelajah : 200 km (max)
Ketinggian terbang : 12.000 feet (max)
Jarak lepas landas : 300 meter
Pendaratan : Darat
Sistem propulsi : Mesin bensinn 2 tak, max 22 HP
Muatan : Kamera video/kamera digital
Sistem kendali : Manual/autopilot/auto navigation
(Viva News)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 29 April 2013
PT Dirgantara Indonesia Segera Produksi Masal Pesawat Nirawak PUNA Wulung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
alhamdulillah......satu lagi karya anak bangsa yg membuatku bangga.walaupun sekarang PUNA masih kalah canggih dari produk luarnegri tapi suatu saat(tidak akan lama lagi)aku yakinakan bisa membuat dengan kwalitasnya yang sama.pesawat angkut,peswat Patmar,PUNA,heli angkut dan serbu sudah bisa produksi.Senjata mulai amunisi, pistol,SS,gatling gun,bom jet tempur,torpedo,roket,kendaraan taktis,panser,tank amphibi sampai tank darat sebentar lagi akan diproduksi,hampir semua jenis kapal perang sudah bisa diproduksi, dan kapal selam sedang dalam pengerjaan,jadi hanya pesawat tempur dan rudal yang masih belum bisa membuat,tapi dalam wwktu yang tidak lama lagi pura putri terbaik bangsa akan menciptaj-kan itu dan indonesia akan mandiri dan jaya
BalasHapusBangga jadi anak indonesia,
BalasHapussebagai langkah awal menuju kemandirian alutsista.
BalasHapusBangsa indonesia memang banyak yg pandai..! Tapi hrs terus didukung pemerintah,jgn sampai kepandaian bangsa indonesia dimanfaatkan negara lain..Maju terus indonesiaku..!
BalasHapus