Gudang amunisi yang sekilas seperti bukit itu sudah hampir rampung, tinggal membereskan interiornya. Sebanyak 18 garasi juga sedang dibangun secara bertahap. Sebanyak 545 prajurit di Kesatrian Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 1/105 Tarik Ajusta Yoda, Kodam V Brawijaya, Malang, Jawa Timur, pun secara bertahap mendapatkan pelatihan.
Aktivitas tak biasa itu dilakukan menjelang kedatangan Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Brasil atau Peluncur Roket Artillery Saturation Rocket System (Astros) II MK 6. Astros ini bukan peluncur roket sembarangan, teknologinya berkali-kali lipat lebih canggih dari meriam Howitzer yang menjadi andalan batalyon itu.
Mau bukti? Daya jangkau Howitzer ke sasaran paling jauh adalah 11 kilometer. Satu meriam membutuhkan enam prajurit untuk bisa mengoperasikannya. Selain itu, dibutuhkan tenaga lebih untuk mengarahkan meriam buatan 1942 itu ke sasaran. Adapun amunisi yang dipakai meriam buatan Amerika Serikat ini hanya untuk kaliber 105 milimeter.
Roket Astros lebih garang. Peluncur roket ini dipanggul oleh truk. Ini memudahkannya untuk berpindah tempat. Amunisinya pun bervariasi, mulai dari kaliber 127 mm (jenis SS-30), 180 mm (SS-40), 300 mm (SS-60 dan SS-80), hingga 450 mm (technical misile). Setiap amunisi juga memiliki daya jangkau berbeda-beda. Semakin besar ukurannya, semakin jauh jarak akurasinya.
Untuk amunisi 450 mm, jarak yang bisa ditempuh mencapai 300 kilometer. Sebagai gambaran, jika roket itu diluncurkan di Jakarta, sasaran yang ada di Semarang, Jawa Tengah, masih bisa diledakkan. Daya ledaknya pun tak bisa dibilang remeh. "Hanya dengan enam pucuk roket 300 mm bisa menghancurkan Gelora Bung Karno," kata Komandan Yonarmed 1/150, Letnan Kolonel Aria Yudha Setiawan. Tak hanya itu, satu peluncur roket hanya membutuhkan empat prajurit untuk mengoperasikannya.
Indonesia Pesan 36 Unit
Tak heran jika prajurit di jajaran Yonarmed amat menunggu kedatangan Astros. Ditambah, mereka sudah memegang Howitzer sejak 1962 atau selama 51 tahun. Meriam itu juga di negara pembuatnya sudah dimuseumkan. Astros diperkirakan paling cepat datang pada Desember 2014 secara bertahap. Indonesia memesan 36 Astros dari Brasil dengan harga 405 juta dollar AS.
Dalam jangka waktu setahun dari kedatangan pertama, Yonarmed diperkirakan sudah memiliki 18 roket peluncur Astros (1 batalyon) dan 18 kendaraan pendukung, meliputi kendaraan komandan, kendaraan fire control unit, kendaraan meteorologi, kendaraan bengkel, dan kendaraan suplai amunisi.
Secara semangat, prajurit di Yonarmed sudah siap 100 persen. Namun, secara organisasi, sampai saat ini masih terus dikembangkan. Bisa jadi jumlah prajurit di sana dikurangi dari 545 orang menjadi 503 orang. "Saat ini kami juga sedang mempersiapkan prajurit untuk bisa mengoperasikan Astros yang sistemnya sudah sepenuhnya digital, termasuk belajar bahasa," kata Wakil Komandan Yonarmed, Kapten David Eldo.
Rencana kepemilikan Astros tipe terbaru ini bahkan membuat gentar negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Malaysia hanya memiliki Astros generasi pertama. Yang menakutkan lagi, Astros ini belum memiliki senjata penangkal. (KJ)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 24 Agustus 2013
Kehadiran MLRS Astros II MK 6 dari Brazil Memberikan Efek Gentar Bagi Tetangga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar