Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menjelaskan penyebab jatuhnya pesawat Heli MI-17 milik TNI Angkatan Darat karena hempasan angin kencang ketika akan mendarat di Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu (9/11).
"Hempasan angin ini tak bisa dihindari sehingga bagian ekor helikopter menabrak pohon. Akibat tabrakan tersebut, heli semakin tak terkendali hingga akhirnya terguling dan terbakar lantaran ada bahan bakar minyak (BBM) di bagian pesawat," kata Panglima TNI di sela-sela acara Operasi Kebangsaan dengan tema "Mari Bung Lebih Indonesia Lagi" di Gedung Kesenian Pasar Baru Jakarta, Senin malam.
Menurut dia, hal itu terungkap berdasarkan hasil investigasi sementara yang dilakukan oleh TNI AD. Namun, Mabes TNI juga melakukan investigasi agar nanti ada keseimbangan.
"Saya ingin mencari penyebab yang sesungguhnya agar ke depan bisa dihindari," kata Moeldoko.
Selain membawa bahan bangunan untuk membangun pos perbatasan di Kabupaten Malinau, helikopter itu membawa warga sipil untuk ikut membantu membangun pos perbatasan tersebut.
Panglima TNI menegaskan penyebab jatuhnya helikopter buatan Rusia itu bukan disebabkan oleh "human error" atau kerusakan mesin, melainkan karena faktor cuaca.
"Bukan human error atau kerusakan mesin. Helikopter dalam kondisi baik, bahkan sebelum ke Malinau, heli sempat terbang ke suatu tempat dari Kota Tarakan," katanya seraya menargetkan investigasi akan selesai pada pekan ini.
Ia menambahkan helikopter buatan tahun 2010 itu merupakan helikopter yang cukup handal, bahkan dirinya seringkali menggunakannya.
"Saya meyakini helikopter ini bandel (handal), saya sering pakai helikopter MI-17 ini," katanya.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Rukman Ahmad dalam konferensi pers, Sabtu (9/11) menyatakan TNI AD telah membentuk tim investigasi untuk memastikan penyebab kecelakaan. Tim Investigasi beranggotakan enam orang dan Tim Recovery berangotakan 12 orang ke Tarakan yang telah diberangkat pada hari Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB.
"Tim akan bekerja secepat mungkin dan melihat apa penyebab jatuhnya helikopter ini. Setelah itu mungkin kita baru tahu apa penyebabnya," katanya di Mabes TNI AD Jakarta.
Menurutnya penyebab kecelakaan bukan dikarenakan kesalahan pilot maupun karena kelebihan muatan. "Dari sisi muatan untuk sementara bukan sesuatu yang diperkirakan sebagai penyebab. Yang jelas, helikopter oleng sebelum jatuh," katanya.
Helikopter yang jenisnya turut diperbantukan untuk misi perdamaian dunia ini disebutkan jatuh dan terbakar saat mendarat di helipad, sekitar 300 meter dari pospamtas di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia pada pukul 10.45 Wita.
Kronologis berawal sekitar pukul 09.00 Wita, Heli MI-17 take off dari tarakan dengan enam kru dan satu pengawas yang kesemuanya anggota militer beserta dua orang warga sipil pemborong bangunan pos. Pada pukul 10.15 Wita heli mendarat di Desa Apauping untuk mengangkut 10 orang pekerja sehingga total penumpang menjadi 19 orang, terdiri atas tujuh militer dan 12 orang sipil.
Pada pukul 10.25 Wita, Heli take off menuju Pos Long Bulan Malinau. 20 menit berselang, heli yang sempat hilang kontak tersebut diketahui jatuh sekitar 300 meter dari Helipad. Heli melakukan proses Aproach pada ketinggian kurang lebih 30 meter dan oleng, sehingga menyebabkan heli jatuh di lokasi hutan/jurang dengan perkiraan jarak 800 meter dari permukaan laut.
Kadispenad mengugkapkan penggunaan helikopter untuk mengangkut material bangunan menuju Pos Long Bulan Malinau dikarenakaan tidak adanya akses jalan darat atau jalan air berupa sungai.
Sebanyak 13 korban meninggal dunia terdiri atas lima orang militer dan delapan sipil. Kelima korban tewas militer adalah Kapten Cpn Wahyu Ramdan (FE/Flight Engineering), Kapten Czi Sardi (anggota Denzibang Tarakan/pengawas), Lettu Cpn Agung Budi Harjo (Pilot), Lettu Cpn Rohmad (Co-Pilot) dan Serka Aan Prayitno (Mekanik).
Sedanggkan kedelapan sipil yang meninggal dalam kecelakaan itu masing-masing adalah Desi (pekerja pembangunan pos Pamtas asal Jakarta), Wahyu (pekerja pembangunan pos Pamtas asal Jakarta), Belong Lenggang (warga Desa Apauping), Ling-ling (warga Desa Apauping), Asun (warga Desa Apauping), Sam (warga Desa Apauping), Ging (warga Desa Apauping), Rodes (warga Desa Apauping).
Lima korban selamat yang menderita luka bakar terdiri atas dua anggota militer dan empat orang sipil. Kedua anggota militer bernama Sertu Joko Karsono dan Praka Tigor MT Siburian. Sementara empat sipil selamat yaitu Mendan, Albert, Fredi dan Njuk.
Kadispenad memastikan TNI AD telah mengambil langkah-langkah dalam penanganan kecelakaan, diantaranya evakuasi korban luka yang dilakukan bekerjasama dengan PT Pertamina dan perusahaan swasta National Utility Helicopter berupa bantuan Helly Bell 412. Sedangkan evakuasi korban meninggal mulai dilakukan tanggal 10 November 2013 menggunakan Helly MI-17 dan Cassa 212 dari Semarang.
Jasad terlebih dahulu dibawa ke Tarakan dan selanjutnya dibawa menggunakan pesawat Hercules ke daerah asal korban yang berada di luar Pulau Kalimantan. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 12 November 2013
Angin Kencang Penyebab Helikopter Mi17 TNI AD Jatuh di Kalimantan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
masih lebih hebat super puma deh ... heli butut,design jadul.
BalasHapus