Presiden terpilih Joko Widodo pernah mengatakan dalam debat calon presiden 2014 bahwa pembelian Tank Leopard tidak tepat karena akan merusak jalan-jalan yang ada di Indonesia.
"Tank Leopard terlalu berat, sekitar 62 ton. Nggak cocok untuk jalan kita, jembatan. Kalau kita mau beli alutsista harus dihitung apakah wilayah kita cocok, apakah kondisi kita kuat," kata Jokowi menanggapi tentang pembelian salah satu alutsista TNI yaitu tank Leopart dalam debat Capres 22 Juni lalu.
Pernyataan Jokowi tersebut langsung dibantah oleh tandingannya Mantan Danjen Kopasus Prabowo Subianto. Dengan tegas Prabowo mengatakan justru Tank Leopard sangat dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi Indonesia.
"Dalam sejarah perang di Vietnam, mereka pakai main battle tank buatan Rusia. Jadi ada anggapan tank 60 ton nggak cocok di wilayah-wilayah Indonesia nggak sepenuhnya benar. Saya sependapat dengan bapak kita harus memperkuat industri dalam negeri, dan saya sangat dukung untuk memperkuat industri dalam negeri tapi tank Leopard ini sudah keputusan TNI AD jadi harus kita manfaatkan gunakan," sanggah Prabowo.
Beda dengan TNI, di bawah Komando Panglima TNI Jenderal Moeldoko, prajurit TNI langsung di depan masyarakat luas membuktikan kecanggihan tank Leopart dan sekaligus mematahkan penyataan Jokowi tentang tank Leopart tersebut.
Dihimpun dari berbagai sumber, berawal dari dalam acara HUT TNI ke 69 yang jatuh pada 7 Oktober 2014, TNI memamerkan sekaligus memperagakan seluruh alutsista TNI di Dermaga Ujung Surabaya termasuk Tank Leaopart ini.
Tank Leopard yang berbobot 62 ton ini ternyata mampu dan terbukti tidak merusak jalan sekalipun tank tersebut juga telah di naiki oleh puluhan masyarakat yang berebut ingin merasakan Tank Leopart ini.
Seperti di Dermaga Ujung Surabaya, Tank Leopart ini bukan hanya sekali melintas di jalan raya tetapi justru telah melintas berkali-kali. Setelah tank melintas berkali -kali tidak ada kerusakan sedikitpun pada aspal jalan di Surabaya, hal ini juga dibuktikan oleh masyarakat surabaya yang ingin membuktikan kebenaran argumen Jokowi tentang Tank Leopart.
"Tidak rusak kok jalannya, lagi pula tank ini jalannya enak, bener tidak rusak, Jokowi salah duga kalau begitu," jelas Sumarno, warga Blauran, Surabaya.
Begitu juga dengan Pia, seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, menurut Pia, dirinya hanya mau membuktikan bahwa sangkaan Presiden Jokowi tentang tank Leopart itu salah.
"Saya. Sama teman-teman hanya mau membuktikan bahwa pernyataan Jokowi salah dan Penyataan Prabowo Subianto benar tentang tank Leopart ini," kata Pia.
"Tidak mungkin pemerintah terutama TNI asal beli, pasti TNI telah memsesuaikan dengan keadaan Indonesia tentang alutsistanya," tambahnya.
Bukan hanya di Surabaya saja, kekhawatiran Jokowi tentang Tank Leopart pun juga terpatahkan di kota Semarang, Jogjakarta dan DKI Jakarta.
Masih dalam rangkaian HUT TNI, Tank Leopart ini juga di pamerkan di kota Semarang. Sebanyak empat Tank Leopard bersama sebuah Tank M113 dipamerkan bagi warga Semarang yang sedang berolahraga di Car Free Day (CFD) Lapangan Pancasila Simpang Lima.
Kendaraan berat tersebut, keluar dari depan Markas Kodim 0733/BS kemudian menyusuri jalan raya depan Tugu Muda melewati Jalan Pandanaran dan berhenti di Simpang Lima.
Puluhan warga antusia ingin menaiki tank tersebut saat ingin balik pulang menuju Markas Kodim 0733/BS.
Tidak ada kendala beban. Maupun kondisi jalan saat tank tersebut melinta. Jalan-jalan kota. Semarang tetap mulus dan tidak tergores sama sekali.
Begitu juga dengan di Jogjakarta. Ribuan warga Yogyakarta antusias melihat karnaval Tank Leopard yang melintas di Jalan Malioboro. Bahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berada di barisan terdepan menaiki panser Anoa memimpin karnaval tank tersebut, Sabtu (11/10).
Ratusan warga berebut ingin menaiki tank-tank milik TNI AD jenis terbaru ini.
Karnaval tank Leopard dan tank jenis lain ini diawali dari Alun-alun Utara Yogyakarta kemudian ke arah utara menuju jalan P Senopati, jalan Mayor Suryotomo, jalan Mataram kemudian menuju jalan Malioboro dan kembali ke Alun-alun Utara Yogyakarta.
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, ini adalah bukti kebersamaan dan kedekatan TNI dengan rakyat yang tidak ada jarak.
"Saya hanya ingin bagaimana TNI sama masyarakat itu satu kondisi dalam kebersamaan yang makin dekat. Karena bagaimanapun anggota TNI toh juga warga masyarakat dimana dia berada juga berada di lingkungan masyarakat. Jadi supaya tidak punya jarak," kata Sultan di Alun-Alun Utara Yogyakarta usai keliling dengan naik panser TNI.
Dalam karnaval alutsista milik TNI ini, Tank Leopard yang diikutkan sebanyak 4 tank, tank marder 2 buah, dan tank M113 sebanyak 5 buah. Tank tersebut dibawa dari Surabaya yang digunakan saat perayaan HUT TNI lalu.
Sedangkan di Monas, Jakarta, keberadaan Tank Leopart pertama kali di pamerkan di halaman Tugu Monas.
Saat dilakukan demonstrasi tentang Tank Leopart, paving block Monas tak rusak digilas rantai Leopard.
Dalam catatannya beban Tank Leopard dibagi ke seluruh rantai rodanya, sehingga walau berbobot 62 ton, Leopard tak akan merusak jalan raya.
Sementara itu dalam HUT TNI ke 69 di Dermaga Ujung Surabaya, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko ikut naik kendaraan tempur jenis Tank Leopard bersama dengan petinggi angkatan darat dan juga Wakil Gubernur Jawa Timur Saifulah Yusuf dalam rangka gelar alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI.
"Alutsista ini dibeli menggunakan uang rakyat dan masyarakat juga bisa mengetahui secara langsung apa yang sudah diberi dengan uang rakyat tersebut," kata Jenderal Moeldoko di Surabaya, Rabu (8/10).
Ia mengemukakan, sedikitnya ada sekitar 90 alutsista yang dipamerkan dalam kegiatan kali ini, dan itu semua gabungan dari kesatuan TNI yang ada.
Masyarakat dipersilakan merasakan naik di atas Tank Leopard. Walau ditambahi puluhan orang, tank berbobot 62 ton itu tidak amblas ke dalam tanah seperti yang ditakutkan selama ini. (JN)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 16 Oktober 2014
Kekhawatiran Jokowi Tentang Tank Leopard Dipatahkan TNI dengan Pembuktian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tentara lebih tahu kebutuhannya , mending diem klo argumen kurang memahami teknisnya
BalasHapusini tank kebanggaan rakyat indonesia pastinya, apalagi pencinta ketahanan internasional pastinya. dari sekian lama nya indonesia dapat juga tank sekelas paling internasional , big super power
BalasHapus