Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akhirnya memutuskan tidak melanjutkan program pesawat tempur canggih generasi ke-5 pesaing F-22. Program pesawat siluman tersebut dihentikan karena beberapa sebab, salah satunya keterbatasan anggaran.
"Ada masalah dana, juga kenyataannya dengan moratorium maka penerimaan pegawai kurang jadi kita kurang orang. Sehingga itu cuma jadi impian," kata Peneliti Utama LAPAN Sulistyo Atmadi kepada detikFinance, Jumat (20/3/2015).
Mimpi pria yang sebentar lagi memasuki masa pensiun ini tampaknya sulit terwujud. Apalagi pengembangan jet tempur canggih generasi 5 yang bernama Lapan Fighter Experiment (LFX) baru masuk tahapan awal. Setidaknya butuh waktu sekitar 10 tahun untuk mewujudkan rancangan awal hingga menjadi purwarupa (prototype) pesawat tempur.
"Baru awal banget, itu baru belajar bagaimana rancang pesawat atau conseptual design. Tahapannya ada desain awal, desain detil, pengujian desain, kemudian pembuatan prototype," jelasnya.
Meski program dihentikan, ia mengaku bangga telah melakukan kaderisasi pengembangan jet tempur kepada para peneliti muda LAPAN. Ke depan, sumber daya manusia LAPAN akan diarahkan mendukung program jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX), yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dan Korea Selatan.
"Tujuan kita bukan sampai bikin pesawat. Kita siapkan sumber daya manusia untuk mampu dukung KFX/IFX," ujarnya.
Meski menghentikan program pesawat tempur, LAPAN bersama PT Dirgantara Indonesia (Persero) kini tengah sibuk menyelesaikan purwarupa pesawat penumpang kecil bernama N219. Pesawat berpenumpang 19 orang ini ditargetkan akan diperkenalkan ke publik atau roll out pada Agustus 2015. N219 dinilai sebagai kebangkitan awal industri penerbangan RI pasca krisis ekonomi 1998. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 22 Maret 2015
Lapan Hentikan Pengembangan Jet Tempur Siluman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswaduuuh...sayang banget kalo dihentikan program LFX nya,10 thn gak mslah pelan2 yg ptig jdi prototipe nya sambil menunggu IFX KFX sya kwatir program IFX gagal total dan cuma berita yg ditertawakn dunia,pdhal sya bermimpi indonesia bsa membuat pesawat tempur sdri tnpa tergantung AS,RUSIA...ayoo donk semangat..
BalasHapusGandiwa saja dulu diselesaikan.....jangan sebatas miniatur saja.
BalasHapus