Pasukan TNI siap melakukan operasi pembebasan dua WNI yang disandera kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Jeffry. Namun hal ini harus mendapat izin dari Papua Nugini.
Kapuspen TNI Mayjen Endang Sodik mengatakan, semua pasukannya sudah dalam posisi siaga. Tim dari berbagai kesatuan sudah siap 24 jam.
"Kopassus ada, Paskhas ada, Denjaka, Denbravo, sampai Kopsusgab apapun ada, don't worry kita siap," tegas Endang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (15/9/2015).
"Nanti setelah mereka memberikan kewenangan kepada kita, dan atas izin pemerintah PNG kita baru masuk," sambungnya.
Menurut Endang, kekuatan kelompok Jeffry hanya empat orang. Hanya saja, mereka menyandera dua WNI. Karena itu, keselamatan mereka perlu diperhatikan. Saat ini, cara-cara negosiasi masih dikedepankan karena tak ingin ada korban dari WNI.
"Itu kita serahkan pada PNG army dan Bupati Vanimo, bagaimana secara smooth bisa membebaskan dan selamat," imbuhnya.
Tenggat waktu negosiasi adalah siang nanti sekitar pukul 12.00 waktu PNG. Bila sudah melewati itu, TNI akan menunggu kabar dari PNG. Prinsipnya, militer PNG sudah diberi kepercayaan untuk proses pembebasan sandera. TNI tidak akan secara membabi buta masuk ke wilayah mereka.
"Kalau brak bruk saja 5 menit juga selesai kok, cuma kita tidak mau, karena kita menghormati kedaulatannya PNG dan kita tidak ingin ada korban baru lagi dari WNI kita, maka pembebasannya first negotiation dan diserahkan ke PNG army," paparnya.
Sandera dan kelompok bersenjata sudah diketahui lokasinya, yakni di dekat kawasan Keerom. Sejauh ini, belum ada keputusan soal permintaan barter tahanan. Yang pasti, soal tahanan diserahkan ke kepolisian.
"Kita belum tau siapa karena identitasnya juga belum jelas siapa, Polri yang tau. Karena itu masuk wilayah kriminal, Polri yang tahu. Dan sudah dikoordinasikan dengan Polri," urainya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 15 September 2015
Bila Diizinkan PNG, TNI Siap Geruduk OPM: 5 Menit Selesai Kok!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
BIN hrs bermain cantik dg merekrut para mahasiswa/pengusaha Indonesia di luar negeri, agar pulket terus mengalir dan dpt diolah sbg informasi spt kejadian di Papua Neguini (PNG) kita tdk tahu dimana posisi/bmgn utk berbuat melepaskannya..................
BalasHapus