PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperoleh penugasan pemerintah untuk melakukan proses produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone. Tahap awal, PTDI hampir menyelesaikan sertikat tipe (type certificate) PTTA Wulung.
PTTA Wulung merupakan hasil pengembangan drone yang awalnya dirancang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Setelah keluar hasil prototype drone bernama Wulung, selanjutnya PTDI diberi tugas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk melakukan tahap sertifikasi hingga produksi.
Secara bentuk PTDI tidak melakukan perubahan, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat terbang ini melakukan perombakan dari material hingga sistem drone tersebut.
"Pesawat ini bentuk luar luar mirip dengan dikembangkan oleh BPPT, tetapi secara dalamannya sudah jauh berbeda yakni mulai dari material dan proses pembuatan. Kemudian sistem itu sudah jauh berbeda dengan yang dipakai dan dikembangkan teman-teman BPPT," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).
PTDI melakukan persiapan proses produksi untuk Wulung sejak 2014. Wulung sudah menjalani berbagai uji agar bisa mengantongi sertifikat tipe. Pada akhir Januari 2016, Wulung ditargetkan bisa memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Bila proses sertifikasi tuntas, Wulung telah memenuhi standar industri penerbangan dan siap diproduksi massal. Rencananya, 3 unit Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan (Kemhan) mulai awal Februari 2016, setelah sertifikat tipe terbit.
Selain itu, Bona juga menjelaskan, fungsi drone made in Bandung ini yakni dirancang untuk melakukan misi pengawasan, pemantauan, hingga intelijen alias mata-mata. Saat terbang, Wulung mampu terbang dari pusat take off hingga radius 100-120 kilometer (km), dan mampu terbang selama 4 jam non stop. Wulung mampu terbang dengan ketinggian 8.000 kaki (feet).
"Wulung bisa terbang sejauh 100-120 km," sebutnya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 25 Januari 2016
Drone Wulung Buatan PTDI yang Terbang Hingga Radius 120 Km
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar