Dermaga kapal selam TNI AL di Watusampu sedang dalam pembangunan dan ditargetkan selesai akhir tahun 2016.
Komandan Pangkalan TNI AL Watusampu Palu, Kolonel (P) Yanu Madawanto mengatakan, pembangunan tahap pertama sedang berlangsung dan menelan biaya lebih dari Rp 21 miliar. “Tahun ini dilanjutkan ke tahap kedua dan ketiga yang sekaligus sudah selesai,” ujar Kolonel Yanu, 2/2/2016.
Dermaga kapal selam di Watusampu akan melengkapi dua dermaga kapal selam lainnya, yakni di Komando Armada Barat (Koarmabar) di Jakarta dan Komando Armada Timur (Koarmatim) Surabaya. Dermaga kapal selam di Palu nantinya menjadi Komando Armada Tengah (Koarmateng).
Kolonel Yanu Madawanto mengatakan, pembangunan dermaga Palu sempat tertunda satu bulan karena proses negosiasi pembelian kapal selam di Korea Selatan dan Rusia masih berjalan. Namun saat ini negosiasi sudah selesai sehingga pembangunan dilanjutkan.
Penggalian untuk pembuatan dermaga sedang dilakukan dan akan selesai dalam waktu dekat untuk dilanjutkan ke tahap kedua.
Pada saat rampungnya dermaga Palu, dua kapal selam baru yang memperkuat TNI AL akan ditempatkan di dermaga ini. “Dua kapal selam baru akan tiba awal dan akhir tahun 2017, sehingga dermaga ditargetkan telah siap sebelumnya, paling tidak di akhir 2016″, ujar Danlanal.
Dalam Rencana Strategis Minimum Essential Forces (MEF), TNI AL telah merencanakan penambahan armada kapal selam. Kementerian Pertahanan telah menyepakati pembelian kapal selam jenis Changbogo dengan sistem transfer of technology (ToT) dari Korea Selatan dan kapal selam jenis Kilo dari Rusia, berukuran lebar 6 meter dan panjang 100 meter.
Watusampu dijadikan pangkalan kapal selam karena dari sisi topografi kelautan sangat idel dengan kedalaman pesisir yang baik.
Pengembangan menjadi pangkalan kapal selam, masih membutuhkan waktu karena pangkalan tidak sekadar tersedianya dermaga untuk kapal selam. Berbagai infrastruktur harus tersedia, mulai dari dermaga, sarana penunjang, termasuk asrama bagi personel dan sebagainya. “Tapi arahnya ya pada pembentukan pangkalan,” ujar Kolonel Yanu. (Beritapalu)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 04 Februari 2016
Dermaga Palu Akan Tampung Kapal Selam Buatan Korea Selatan dan Rusia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
perbedaan panjang kapal selam rusia dan korea 64 banding 100 meter, tapi kapal selam korea lebih kembung 3 meter di bagian atas pas sebagai loading 2 holycopter
BalasHapus