Staf Khusus Kepresidenan Lenis Kogoya menuturkan para personel TNI harus memahami kondisi masyarakat Papua. Menurutnya, tugas yang diemban oleh para penjaga keamanan baik Polri/TNI sangat berat dari segi bahasa, kultur dan alam.
"Rakyat Papua agar diberi kebebasan di tempat tinggalnya, agar mereka bisa bernafas lega. Tentara harus ditarik ke kota, jika mereka (tentara) yang mendapatkan tugas di pedalaman harus belajar spiritual selama 15-10 tahun di pendalaman, itu solusinya ke depan," ucap Lenis.
Dia menyampaikan ini pada seminar nasional pembebasan Tapol-Napol asal Papua, resolusi penyelesaian permasalahan Papua di Aula DHN '45, Kompleks Gedung Juang '45, Jl Menteng Raya No.31, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (30/6).
Dia juga menambahkan, aparat yang bertugas di Papua disarankan sudah mahir bahasa dan budaya rakyat Papua, sehingga paham apa yang diingini rakyat di sana. "Ke depannya tidak boleh ada kekerasan kepada rakyat oleh aparat, pendekatan secara budaya lokal itu harus diutamakan," imbuhnya.
Untuk masalah pengawasan, Lenis mengatakan ke depannya akan dibahas bersama-sama tokoh Papua dan pemerintah.
"Terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua kita sudah ada tim bersama LSM, relawan juga ikut membantu," imbuhnya.
Begitupun perihal pelestarian alam, pemerintah sedang mengupayakan agar alam di Papua dijaga dan proses penebangannya pun harus diawasi oleh pemerintah. Saat ini sudah ada tim untuk mengawasi penebangan kayu, sehingga tidak menimbulkan kerusakan ekosistem di Papua.
Menurut Lenis yang juga Ketua Adat Papua menilai persoalan di tanah Papua itu harus cermat dan bijak. "Cium bau konfliknya apa? Baru kita tahu permasalahan yang terjadi. Kita lihat dulu yang salah yang mana, perlu kesabaran butuh waktu dalam penyelesaian konflik," tutupnya. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 30 Juni 2015
Tentara tugas di Papua harus belajar spiritual selama 15 tahun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar