Jenazah sang Empu Ageng H. Edhi Soenarso (83) dilepas secara kemiliteran. Selain dikenal sebagai Empu Ageng dalam bidang seni patung, Edhi Soenarso pernah berkarier di militer di Resimen V Siliwangi, Jawa Barat.
Salah satu anak Edhi Soenarso, Satya Soenarso mewakili keluarga kemudian menyerahkan jenazah ayahnya untuk di makamkan secara militer oleh TNI dari Kodim 0732 Sleman, di Makam Seniman, Girisapto, Imogiri, Bantul. Edhi dimakamkan secara militer sebagai veteran pejuang anggota pasukan Samber Nyawa Divisi I, Batalyon III, Resimen V Siliwangi. Sebelum dimakamkan jenazah Empu Ageng Edhi Soenarso akan disemayamkan di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) di Jl Parangtritis, Sewon, Bantul.
Upacara pelepasan jenazah di rumah duka di Dusun Nganti, Desa Sedangadi, Kecamatan Mlati, Sleman pada pukul 13.30 WIB dihadiri banyak pelayat. Para pelayat adalah tetangga, para seniman dan koleganya saat mengajar di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Hadir pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Anies Baswedan saat memberikan pidato sambutan mengungkapkan kenangan masa kecil saat bertempat tinggal tidak jauh dari rumah Edhi Soenarso di Jl Kaliurang, Km 5,5. Anies mengungkapkan dirinya bersama adik-adiknya dan teman SD sering main ke rumah sekaligus bengkel patung tempat bekerja Edhi Soenarso.
"Di tepi jalan Kaliurang yang kala itu masih lengang, tepatnya di km 5,5 ada sebuah rumah luas dengan berbagai bongkahan material komponen patung-patung. Di belakang rumah itu ada bengkel patung di mana saya dan teman-teman SD masa itu sering main dan menyaksikan proses pembentukan patung-patung," ungkap Anies.
Anies dan teman-teman mengenal sosok seniman dan pemilik bengkel patung tadi sebagai Pak Edhi Soenars. Edhi Soenarso mungkin tidak mengenal anak-anak usia SD yang suka melihat di bengkel. Namun oleh Edhi dibiarkan ketika mereka melihat dari dekat.
"Itu mengesankan. Pak Edhi Soenarso dan almarhum istrinya adalah tokoh dengan pergaulan nasional tapi berinteraksi dekat dengan lingkungan di kampungnya. Di rumahnya yang cukup besar untuk ukuran masa itu, berbagai acara UKEL-GOTRO, nama paguyuban kampung kami di jalan Kaliurang dilakukan," papar Anies.
Menurut Anies, maestro sekelas Edhi Soenarso tak muncul di republik ini setiap saat. Maestro sekelas Edhi Soenarso muncul dari kombinasi limpahan bakat, tempaan pengalaman, dan aliran dedikasi berkarya yang tak henti.
Dari Pak Edhi Soenarso bisa belajar bahwa gelaran ribuan karya seni rupa yang dihasilkannya tidak muncul begitu saja dengan mudahnya. Mereka muncul melalui kerja keras yang dilakukan dengan cinta, kreativitas dan sepenuh jiwa. Kerja keras dan rasa cinta terhadap bidang yang digelutinya ini yang mengukuhkannya menjadi peletak dasar-dasar seni patung modern Indonesia di awal masa perkembangannya.
"Pak Edhi juga seorang pelopor teknologi cor logam untuk monumen, menyambung tradisi logam yang lama terputus dalam kesenian," kata Anies.
Dari Pak Edhi Soenarso kita belajar ada banyak media untuk menampakkan rasa cinta terhadap tanah air, ada banyak cara berkontribusi terhadap negara," tambahnya.
Melalui karya-karya monumentalnya ini lanjut Anies, Edhi Soenarso tidak hanya menunjukkan betapa besar rasa cintanya terhadap tanah air. Namun ia mengajak setiap orang yang melihatnya untuk mendapatkan pengalaman rasa yang sama.
Tak hanya dari karya Pak Edhi Soenarso, namun juga dari perjalanan hidupnya mendapat teladan seorang anak bangsa yang menyerahkan hidupnya untuk negaranya.
Edhi Soenarso mengawali kontribusinya terhadap negara melalui perjuangan mengangkat senjata, bertaruh nyawa. Dia juga anggota pasukan Samber Nyawa Divisi I, Batalyon III, Resimen V Siliwangi. Pada usianya yang ke-14, ia sudah mencicipi mendekam penjara oleh tentara KNIL Belanda.
"Gelar Empu Ageng Seni yang disandangkan, dan sungguh pantaslah kita menghargai dan meneladaninya sebagai salah satu maestro terhebat yang pernah dimiliki bangsa Indonesia," kata Anies.
Sementara itu Mieke Susanto, mewakili para seniman mengungkapkan selama hidupnya Edhi sangat dekat dengan murid-muridnya. Selama satu tahun terakhir, Mieke juga mencatat semua hal yang dilakukan Edhi Soenarso.
"Dia bukan hanya seniman tapi juga guru yang terus memberi ilmu," kata Mieke.
"Dia tidak hanya sekedar guru tapi juga pejuang yang sampai detik-detik terakhir terus memperjuangkan yakni hadirnya museum di rumahnya," tambah Mieke.
Selain jadi pejuang lanjut Mieke, dia juga jadi legenda karena dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi para seniman dalam dunia senirupa. "Dia juga jadi tokoh panutan seniman," kata Mieke. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 05 Januari 2016
Kepergian Edhi Soenarso Sang "Maestro Seni Patung" dan Pejuag 45 Dilepas Secara Militer
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar