Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengisyaratkan pemerintah Republik Indonesia tetap akan membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia untuk menggantikan skuadron F-5 Tiger TNI Angkatan Udara yang uzur.
Ryamizard mengatakan penandatanganan kontrak pembelian Su-35 akan dilakukan di Rusia, negara asal jet tempur itu, dalam waktu dekat.
“Nanti (teken kontrak) di Rusia. Saya kan mau ke Rusia. Ada undangan untuk seminar sekalian di sana,” kata Ryamizard. Ia menyatakan proses pengadaan Su-35 terus berjalan.
Jika tak ada perubahan, Ryamizard terbang ke Rusia bulan depan, Maret. Ada delapan Sukhoi Su-35 yang akan dibeli pemerintah Indonesia. Harga satu unit diperkirakan US$65 juta atau sekitar Rp951 miliar.
Soal pembiayaan pesawat supermahal itu, bebepa waktu lalu Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto berkata, “Pembayaran dilakukan oleh pemerintah, tepatnya Kementerian Pertahanan. Mau dibayar tunai atau dicicil, terserah. Pokoknya dibayar sampai satu skuadron terpenuhi,” kata Dwi.
Soal kenapa pemerintah Indonesia memilih Sukhoi sedangkan ada pula tawaran dari Lockheed Martin Amerika Serikat yang menyodorkan F-16 Viper dan Saab Swedia yang menyodorkan paket hemat jet tempur Gripen, Ryamizard berkata, “F-16 sudah banyak, ada 30-an.”
Sukhoi Su-35 diincar TNI AU sejak lama. “Mimpi semua prajurit AU ialah punya pesawat tempur tercanggih saat ini,” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, akhir 2015.
Sukhoi mengklasifikasikan jet baru mereka itu sebagai pesawat generasi keempat++ dengan kecanggihan teknologi nyaris setara dengan pesawat siluman generasi kelima buatan AS, F-22 Raptor.
“Kami (TNI AU) beli pesawat tergantung uang pemerintah, tapi kami punya pilihan. Kalau boleh, ya beli Su-35. Kami punya Su-27, Su-30. Konsep beli pesawat itu harus baru, lengkap, dan satu tingkat di atas yang sudah ada, sehingga peralatannya lebih modern,” kata Dwi kepada CNNIndonesia.com.
Pembelian dengan teknologi lebih mutakhir diklaim Dwi juga untuk meningkatkan profesionalisme para penerbang. “Kalau beli yang sama, tidak ada peningkatan,” kata mantan Asisten Deputi Koordinator Strategi Politik Luar Negeri Kementerian Politik Hukum dan Keamanan itu.
Jika anggaran negara cukup, ujar Dwi, beli sekalian enam sampai delapan Sukhoi. "Kalau bisa satu skuadron Su-35. Kalau punya itu, kami tenang jaga kedaulatan udara RI."
Pemilihan Su-35, imbuh Dwi, bukan tanpa alasan. “Kami diuntungkan pernah melaksanakan pemeliharaan pesawat sejenis, dari Su-27, Su-30. Ini kan satu rumpun.”
TNI AU sesungguhnya juga mempertimbangkan F-16 Viper. “(Bisa) F-16 tapi yang sudah Blok 70 sehingga peralatannya sudah modern. Jadi kalau F-16 yang Blok 70, kalau Sukhoi yang Su-35,” ujar Dwi.
Dwi berharap pesawat baru tersebut bisa secepatnya datang karena F-5 TNI AU sudah waktunya pensiun. Armada F-5 Tiger itu sudah beroperasi sejak tahun 1980-an.
“Harus ada penggantinya. Kami tunggu pemerintah, tapi kami harapkan di program rencana strategi 2015-2019 ini, pesawat-pesawat baru sudah berdatangan,” kata Dwi.
Pekan lalu, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev dalam pertemuannya dengan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjdaitan di Kantor Kemenkopohukam, Jakarta, menawarkan sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) produksi negaranya kepada Indonesia. Selain Su-35, Negeri Beruang Merah menyodorkan kapal selam dan helikopter Mil Mi-17.
Saat itu Luhut berkata pada Rusia bahwa jual beli alutsista antardua negara harus disertai transfer teknologi. Ia menyerahkan soal pembelian alutsista tersebut kepada Ryamizard selaku Menteri Pertahanan. (CNN)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 15 Februari 2016
Menhan Isyaratkan Pemerintah RI Segera Beli Pesawat Tempur Sukhoi Su-35
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
untuk pembelian su 35 kt terlalu lama dan bertele tele.terlalu banyak meninbang sdg dikaji,,dsb.beda dgn jika pembelian pesawat dr AS, wlpun bekas keputusan cpt dan singkat..
BalasHapus