Pemerintah menandatangi kontrak senilai USD285 juta dengan perusahaan Brazil, Embraer dalam pembelian 16 unit pesawat tempur Super Tucano. Kontrak yang dilakukan dua kali, yakni tahun 2010 dan 2011 juga menyebut kedatangan burung besi yang digunakan TNI AU bakal datang empat unit per tahun dimulai sejak 2012.
Namun, usai penerimaan empat unit pada 2012, di tahun selanjutnya terdapat keterlambatan. Alhasil, Kementerian Pertahanan mengajukan klaim sebesar lima persen yang menjapai USD5 juta dari nilai kontrak kepada Embraer.
"Jadi gini, dengan kedatangan yang tertunda di suku cadang ini, kita berhak mengajukan komplain denda lima persen, karena memang itu sudah lewat tahunnya," ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemenhan, Laksda TNI Leonardi saat berbincang dengan Okezone di ruang kerjanya, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016).
Meski demikian, Embraer menolak klaim pemerintah untuk membayar denda keterlambatan. Leonardi memastikan, pihaknya menyiapkan argumen agar perusahaan Brazil itu untuk bertanggungjawab.
"Tapi dia (Embaer) sampai sekarang punya alasan untuk menjawab, yang namanya denda kan pasti, dia argumen kita argumen," imbuhnya.
Bahkan, Leonardi mengaku belum mengetahui secara pasti alasan penolakan pembayaran denda oleh Embraer.
"Waktu itu sih memang, saya tidak tau pasti. Apakah karena produksi, apakah karena masalah penerbangan kesini, atau forwardernya bermasalah. Dia minta ganti ganti forwarder, itu kan bisa mundur waktunya, terus sudah gitu, kita tetep komplain kan. Nah dia (Embaer) tidak mau menerima," tukasnya. (OkeZone)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 16 Februari 2016
Pengiriman Telat, Pemerintah RI Ajukan Klaim 5 Persen kepada Produsen Super Tucano
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
kedengaran agak menyebalkan kl perdebatan sama produsen brazil.. coba TNI mencari teknologi pswt pemburu darat khusus yang dijual rusia. coba tot jg.
BalasHapus