Pemerintah Inggris dan Belanda tidak terima begitu mengetahui bangkai kapal perangnya yang tenggelam di Laut Jawa saat berlangsungnya Perang Dunia Kedua hilang. Kedua negara itu menduga empat bangkai kapal perang dan sebuah kapal selam hilang karena dicuri.
Selain hilang, mereka juga menemukan dua kapal perang lainnya sudah dalam keadaan terpotong. Sejumlah besar bagian badan kapal sudah tidak ditemukan lagi, mereka beranggapan peristiwa itu sebagai penghinaan atas kuburan 2 ribu pelaut yang tewas dalam pertempuran laut.
Seperti apa dahsyatnya pertempuran di Laut Jawa hingga banyak memakan korban?
Pertempuran Laut Jawa, atau di dunia dikenal dengan nama Battle of Java Sea, disebut-sebut sebagai pertempuran laut terbesar kedua setelah Battle of Jutland, yang berlokasi dekat perairan Denmark dan Norwegia. Keduanya memiliki nilai penting dalam menentukan jalannya perang.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 19 November 2016
Pembelian Sukhoi Su-35 belum jelas, Saab Kembali goda TNI AU dengan jet tempur Gripen
Pemerintah telah memilih jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia untuk menggantikan F-5 Tiger, yang akan dipensiunkan. Keputusan ini diambil setelah TNI Angkatan Udara melakukan penilaian terhadap sejumlah produk yang ditawarkan.
Sayangnya, rencana untuk mendatangkan Sukhoi terbaru ternyata masih menemui hambatan, utamanya soal harga. Negosiasi berlangsung sangat alot, dan penandatanganan perjanjian masih jauh dari realisasi.
Masalah tersebut membuat produsen pesawat tempur lain mencoba kembali menjajaki kembali negosiasi dengan Indonesia. Setelah sebelumnya Lockheed Martin dengan F-16 Viper, kini Saab mencoba menawarkan lagi JAS 39 Gripen. Tak hanya jet tempur, mereka juga menawarkan pesawat pengintai bernama GlobalEye.
"Kami ingin membuka kesempatan agar Indonesia memiliki pesawat yang modern, pas dengan kebutuhan TNI AU," ujar Campaign Director for Gripen in Indonesia, Magnus Hagman saat berbincang dengan merdeka.com, di Hall D Jakarta International Expo, Jakarta, belum lama ini.
Sayangnya, rencana untuk mendatangkan Sukhoi terbaru ternyata masih menemui hambatan, utamanya soal harga. Negosiasi berlangsung sangat alot, dan penandatanganan perjanjian masih jauh dari realisasi.
Masalah tersebut membuat produsen pesawat tempur lain mencoba kembali menjajaki kembali negosiasi dengan Indonesia. Setelah sebelumnya Lockheed Martin dengan F-16 Viper, kini Saab mencoba menawarkan lagi JAS 39 Gripen. Tak hanya jet tempur, mereka juga menawarkan pesawat pengintai bernama GlobalEye.
"Kami ingin membuka kesempatan agar Indonesia memiliki pesawat yang modern, pas dengan kebutuhan TNI AU," ujar Campaign Director for Gripen in Indonesia, Magnus Hagman saat berbincang dengan merdeka.com, di Hall D Jakarta International Expo, Jakarta, belum lama ini.
Bangkai Kapal Perang Hilang, Belanda dan Inggris Protes Indonesia
Belanda dan Inggris protes ke Indonesia karena bangkai kapal perangnya hilang di Laut Jawa. Indonesia menegaskan menjaga bangkai kapal perang bukan tanggung jawabnya.
"Pemerintah Belanda tak bisa menyalahkan Pemerintah Indonesia karena mereka tak pernah meminta kami melindungi kapal-kapal itu. Tidak ada perjanjian atau pengumuman, jadi saat kapalnya hilang, itu bukan tanggung jawab kami," kata peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (18/11/2016).
Selama ini, imbuhnya, baik Belanda dan Inggris, belum pernah ada permintaan untuk penelitian bersama tentang bangkai kapal perang yang karam itu. Sehingga klaim bahwa bangkai kapal itu hilang, menurut Bambang, hanya klaim sepihak yang tak pernah menggandeng periset Indonesia.
"Bila dikatakan bangkai kapal hilang itu oleh pemulung besi, pakai apa teknologinya? Pemulung besi itu penyelam tradisional, pakai oksigen, bukan pakai kompresor. Itu dalamnya 60 meter, bangkai kapalnya itu panjang 170 meter, pakai teknologi apa mengangkatnya?" tutur Bambang.
"Pemerintah Belanda tak bisa menyalahkan Pemerintah Indonesia karena mereka tak pernah meminta kami melindungi kapal-kapal itu. Tidak ada perjanjian atau pengumuman, jadi saat kapalnya hilang, itu bukan tanggung jawab kami," kata peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (18/11/2016).
Selama ini, imbuhnya, baik Belanda dan Inggris, belum pernah ada permintaan untuk penelitian bersama tentang bangkai kapal perang yang karam itu. Sehingga klaim bahwa bangkai kapal itu hilang, menurut Bambang, hanya klaim sepihak yang tak pernah menggandeng periset Indonesia.
"Bila dikatakan bangkai kapal hilang itu oleh pemulung besi, pakai apa teknologinya? Pemulung besi itu penyelam tradisional, pakai oksigen, bukan pakai kompresor. Itu dalamnya 60 meter, bangkai kapalnya itu panjang 170 meter, pakai teknologi apa mengangkatnya?" tutur Bambang.
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Tidak lama lagi di tubuh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan terjadi pergantian kepemimpinan. Pasalnya, di penghujung bu...