Jenazah sang Empu Ageng H. Edhi Soenarso (83) dilepas secara kemiliteran. Selain dikenal sebagai Empu Ageng dalam bidang seni patung, Edhi Soenarso pernah berkarier di militer di Resimen V Siliwangi, Jawa Barat.
Salah satu anak Edhi Soenarso, Satya Soenarso mewakili keluarga kemudian menyerahkan jenazah ayahnya untuk di makamkan secara militer oleh TNI dari Kodim 0732 Sleman, di Makam Seniman, Girisapto, Imogiri, Bantul. Edhi dimakamkan secara militer sebagai veteran pejuang anggota pasukan Samber Nyawa Divisi I, Batalyon III, Resimen V Siliwangi. Sebelum dimakamkan jenazah Empu Ageng Edhi Soenarso akan disemayamkan di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) di Jl Parangtritis, Sewon, Bantul.
Upacara pelepasan jenazah di rumah duka di Dusun Nganti, Desa Sedangadi, Kecamatan Mlati, Sleman pada pukul 13.30 WIB dihadiri banyak pelayat. Para pelayat adalah tetangga, para seniman dan koleganya saat mengajar di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Hadir pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Tampilkan postingan dengan label Veteran Perang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Veteran Perang. Tampilkan semua postingan
Selasa, 05 Januari 2016
Senin, 26 Oktober 2015
Trik Kapten Muslihat Pecundangi Tentara Sekutu
Kota Bogor dalam sudut pandang sejarah, tidak dipandang sebagai kota yang bergairah dalam perjuangan nasional. Tidak banyak sejarah perjuangan dari kota ini yang mengemuka dan dibicarakan oleh masyarakat.
Namun, ada satu sosok yang menjadi trademark dan cukup kesohor namanya seantero Bogor dan namanyapun diabadikan menjadi salah satu jalan utama, sepanjang Stasiun Bogor. Ya dia adalah Kapten Muslihat, pejuang asal Pandeglang yang mengabdikan dirinya untuk wilayah Bogor.
Hal menarik dari sosoknya adalah strategi perang Sang Kapten yang mengadopsi gaya gerilya milik Panglima Besar Sudirman.
"Pernah dalam suatu pertempuran di Panaragan, ketika komandan pleton dari barisan lain memerintahkan untuk pasukannya berperang dengan tiarap, Leptu (pangkat Muslihat sebelum gugur-red) tidak demikian. Ia memerintahkan pasukannya untuk berdiri dan hadapi tentara Inggris secara terbuka," kisah Mahrup, Sejarawan yang juga Koordinator Pemandu Museum Perjuangan Bogor saat berbincang dengan detikcom.
Namun, ada satu sosok yang menjadi trademark dan cukup kesohor namanya seantero Bogor dan namanyapun diabadikan menjadi salah satu jalan utama, sepanjang Stasiun Bogor. Ya dia adalah Kapten Muslihat, pejuang asal Pandeglang yang mengabdikan dirinya untuk wilayah Bogor.
Hal menarik dari sosoknya adalah strategi perang Sang Kapten yang mengadopsi gaya gerilya milik Panglima Besar Sudirman.
"Pernah dalam suatu pertempuran di Panaragan, ketika komandan pleton dari barisan lain memerintahkan untuk pasukannya berperang dengan tiarap, Leptu (pangkat Muslihat sebelum gugur-red) tidak demikian. Ia memerintahkan pasukannya untuk berdiri dan hadapi tentara Inggris secara terbuka," kisah Mahrup, Sejarawan yang juga Koordinator Pemandu Museum Perjuangan Bogor saat berbincang dengan detikcom.
Label:
Kisah Heroik,
Nasionalisme,
Patriotisme,
Veteran Perang
Sabtu, 24 Oktober 2015
Saat Tentara Jepang Pembela Kemerdekaan RI Terbaring Lemah
Pada 1945 Jepang dinyatakan kalah dalam Perang Dunia II. Sebagian tentara Jepang di Indonesia kembali ke negara asal. Tapi sebagian lagi ternyata memilih tetap berada di Indonesia untuk membantu pejuang Indonesia melawan pasukan Belanda.
Dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (17/8/2014), Yayasan Warga Persahabatan mencatat, 903 orang tentara Jepang memilih membela Indonesia. Dari jumlah itu, 243 orang gugur dalam pertempuran, 228 lainnya dinyatakan hilang dan 324 orang akhirnya memilih Indonesia sebagai tanah air baru.
Salah satu di antara mereka yang menjadikan Indonesia sebagai tanah airnya, Sakari Ono atau kini dikenal sebagai Rahmat Shigeru Ono. Di usia 20-an, Sakari Ono dikirim ke Indonesia. Ia ditugaskan memberi pelatihan teknik bertempur pada pejuang Indonesia.
![]() |
Sakari Seorang Veteran Kemerdekaan yang berasal dari Jepang lalu beralih ke warga negara Indonesia, Ia merasa perjuanganya sia-sia melihat banyaknya kasus korupsi yang terjadi di bangsa ini. |
Dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (17/8/2014), Yayasan Warga Persahabatan mencatat, 903 orang tentara Jepang memilih membela Indonesia. Dari jumlah itu, 243 orang gugur dalam pertempuran, 228 lainnya dinyatakan hilang dan 324 orang akhirnya memilih Indonesia sebagai tanah air baru.
Salah satu di antara mereka yang menjadikan Indonesia sebagai tanah airnya, Sakari Ono atau kini dikenal sebagai Rahmat Shigeru Ono. Di usia 20-an, Sakari Ono dikirim ke Indonesia. Ia ditugaskan memberi pelatihan teknik bertempur pada pejuang Indonesia.
Label:
Kisah Heroik,
Nasionalisme,
Patriotisme,
Veteran Perang
Rabu, 02 September 2015
Kisah 50 prajurit Kopassus perang kalahkan ratusan pasukan Inggris [Video]
Peltu Soemadji adalah saksi hidup bagaimana pasukan Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) bertempur dengan gagah berani di belantara Kalimantan. Saat konfrontasi Dwikora mereka menghadapi pasukan terjun dan SAS Inggris serta Selandia Baru.
50 orang prajurit baret merah ini berani menghadang ratusan tentara Inggris yang diterjunkan dari helikopter. Mereka tak menyerah saat dibombardir meriam sepanjang hari. Bahkan benteng Inggris di Mapu berhasil dihancurkan.
50 orang prajurit baret merah ini berani menghadang ratusan tentara Inggris yang diterjunkan dari helikopter. Mereka tak menyerah saat dibombardir meriam sepanjang hari. Bahkan benteng Inggris di Mapu berhasil dihancurkan.
Kamis, 27 Agustus 2015
Pemuataran FIlm "Jedral Sudirman" Mulai hari ini
Film tentang sejarah nasional kembali diproduksi. Kali ini, kisah tokoh pahlawan Jenderal Sudirman difilmkan. Proses produksi film ini dibantu oleh TNI Angkatan Darat (AD). Film besutan sutradara Viva Westi ini bercerita tentang perjuangan Jenderal Sudirman yang turut dibantu oleh TNI AD dalam pembuatan film Jenderal Soedirman, memimpin pasukannya bergerilya melawan Belanda di tahun 1948.
Jenderal Sudirman sendiri dikenal sebagai pemimpin penting dalam perjuangan rakyat Indonesia. Saat menjadi jenderal pada usia 35 tahun, Sudirman dikenal sebagai sosok yang berseberangan dengan Presiden Soekarno. Saat itu dia memilih perang gerilya menelusuri rute sepanjang 1.500 kilometer.
Produser film ini, Letjen (Purn) Kiki Syanhakri, yang merupakan mantan wakil kepala staf TNI AD mengatakan, TNI AD memiliki peran dominan dalam penggarapan film ini. TNI AD terlibat sejak pemantapan materi film sampai proses pengambilan gambar. "Dinas sejarah TNI AD terlibat dalam pengembangan skenario. Kami juga melibatkan museum di Yogyakarta, dan museum tempat tinggal Jenderal Sudirman," kata Kiki, usai menonton film Jenderal Soedirman, di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/8).
Jenderal Sudirman sendiri dikenal sebagai pemimpin penting dalam perjuangan rakyat Indonesia. Saat menjadi jenderal pada usia 35 tahun, Sudirman dikenal sebagai sosok yang berseberangan dengan Presiden Soekarno. Saat itu dia memilih perang gerilya menelusuri rute sepanjang 1.500 kilometer.
Produser film ini, Letjen (Purn) Kiki Syanhakri, yang merupakan mantan wakil kepala staf TNI AD mengatakan, TNI AD memiliki peran dominan dalam penggarapan film ini. TNI AD terlibat sejak pemantapan materi film sampai proses pengambilan gambar. "Dinas sejarah TNI AD terlibat dalam pengembangan skenario. Kami juga melibatkan museum di Yogyakarta, dan museum tempat tinggal Jenderal Sudirman," kata Kiki, usai menonton film Jenderal Soedirman, di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/8).
Label:
Nasionalisme,
Patriotisme,
Veteran Perang
Jumat, 14 Agustus 2015
Kisah nenek Rusmina di medan perang, minum darah & bantai penjajah
Satu tahun lagi, usianya genap seabad. Kulitnya keriput termakan usia, tetapi semangatnya tak luntur. Dialah Rusmina (99), nenek asal Cirebon Jawa Barat yang kini hari senjanya dihabiskan di panti jompo Tresna Werdha Teratai Palembang, Sumatera Selatan.
Dengan menggelora, dia tak lelah menceritakan kisah hidupnya melawan penjajah Belanda di pertempuran bersejarah lima hari lima malam di Palembang tahun 1947.
"Waktu itu semangat saya berkobar, kalau lihat Belanda atau Jepang langsung emosi, biar tak bunuh saja," ungkapnya kepada merdeka.com, Kamis (13/8).
Dalam perang ini, nyawanya nyaris hilang setelah tertembak senjata Belanda. Beruntung, peluru datang dari samping dan hanya mengenai payudaranya sebelah kiri. Lantaran lukanya membahayakan, tim kesehatan memutuskan payudara Rusmina harus dioperasi. Belum sembuh betul, Rusmina kembali memanggul bambu runcing.
Dengan menggelora, dia tak lelah menceritakan kisah hidupnya melawan penjajah Belanda di pertempuran bersejarah lima hari lima malam di Palembang tahun 1947.
![]() |
Rusmina hidup di panti jompo. ©2015 Merdeka.com |
"Waktu itu semangat saya berkobar, kalau lihat Belanda atau Jepang langsung emosi, biar tak bunuh saja," ungkapnya kepada merdeka.com, Kamis (13/8).
Dalam perang ini, nyawanya nyaris hilang setelah tertembak senjata Belanda. Beruntung, peluru datang dari samping dan hanya mengenai payudaranya sebelah kiri. Lantaran lukanya membahayakan, tim kesehatan memutuskan payudara Rusmina harus dioperasi. Belum sembuh betul, Rusmina kembali memanggul bambu runcing.
Label:
Nasionalisme,
Patriotisme,
Veteran Perang
Senin, 10 Agustus 2015
Veteran Berusia 103 Tahun Kecewa Banyak Koruptor di Indonesia
Pakih Yuhana, veteran berusia 103 tahun asal Sumedang, kecewa dengan banyaknya koruptor di Indonesia yang terus menggerogoti keuangan negara.
Bagi Pakih, apa yang ia perjuangkan bersama seluruh rakyat Indonesia pada masa perjuangan jelas bukan hal yang mudah. Perjuangan keras hingga mempertaruhkan nyawa menjadi hal utama yang dikedepankan saat ingin mencapai kemerdekaan.
"Saya sakit hati. Saya merasa perjuangan kita sia-sia kalau melihat banyaknya koruptor di Indonesia," ucap Pakih saat ditemui di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (10/8/2015).
Bagi Pakih, apa yang ia perjuangkan bersama seluruh rakyat Indonesia pada masa perjuangan jelas bukan hal yang mudah. Perjuangan keras hingga mempertaruhkan nyawa menjadi hal utama yang dikedepankan saat ingin mencapai kemerdekaan.
![]() |
Pakih Yuhana. Foto: Oris Riswan/Okezone |
"Saya sakit hati. Saya merasa perjuangan kita sia-sia kalau melihat banyaknya koruptor di Indonesia," ucap Pakih saat ditemui di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (10/8/2015).
Label:
Isu Politik,
Nasionalisme,
Patriotisme,
Veteran Perang
Sabtu, 27 Desember 2014
Kisah Lucu Saat Kopassus Sergap Musuh di Belantara Jawa Barat
Usianya sudah 85 tahun, namun tubuhnya masih tegap. Di dada kiri seragam hijaunya, masih tersemat wing terjun dan brevet komando. Pria itu bernama Supardi. Seorang pensiunan letnan TNI yang kenyang dengan bau mesiu di medan tempur.
"Saya Letkol, bukan letnan kolonel tapi letnan kolot," canda Supardi saat berbincang dengan merdeka.com, di sela-sela kegiatan Bogor Membara: 1945! yang digelar Bogor Historical Community di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (25/12).
Letnan kolot dalam bahasa Sunda artinya letnan tapi tua. Sebutan untuk mereka yang pensiun dengan pangkat letnan.
Supardi dulu masuk generasi awal pasukan khusus TNI AD. Dulu namanya masih Korps Komando Angkatan Darat (KKAD). Kini pasukan inilah yang dikenal sebagai Kopassus.
![]() |
Supardi dan para veteran. ©2014 Merdeka.com |
"Saya Letkol, bukan letnan kolonel tapi letnan kolot," canda Supardi saat berbincang dengan merdeka.com, di sela-sela kegiatan Bogor Membara: 1945! yang digelar Bogor Historical Community di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (25/12).
Letnan kolot dalam bahasa Sunda artinya letnan tapi tua. Sebutan untuk mereka yang pensiun dengan pangkat letnan.
Supardi dulu masuk generasi awal pasukan khusus TNI AD. Dulu namanya masih Korps Komando Angkatan Darat (KKAD). Kini pasukan inilah yang dikenal sebagai Kopassus.
Label:
Kopaska,
Prestasi Militer,
Veteran Perang
Rabu, 27 Agustus 2014
'Samurai Jepang' Shigeru Ono bangga berjuang demi kemerdekaan RI
Veteran perang kemerdekaan RI, Rahmat Shigeru Ono meninggal dunia di Batu, Malang. Pria berusia 95 tahun ini adalah mantan tentara Jepang yang kemudian ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Belanda.
Komandan Kodim 0818 Kabupaten Malang dan Kota Batu, Letkol Inf Ahmad Solihin, punya kenangan khusus dengan Shigeru Ono.
Kalau yang saya tangkap dari cerita beliau. Beliau itu semangat sekali kalau cerita soal perjuangan Indonesia. Tapi kalau saya tanya waktu dia jadi tentara Jepang, nggak mau komentar. Kalau cerita bertempur dengan pejuang-pejuang diceritakan semangat sekali," kata Letkol Ahmad Solihin saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (26/8).
Komandan Kodim 0818 Kabupaten Malang dan Kota Batu, Letkol Inf Ahmad Solihin, punya kenangan khusus dengan Shigeru Ono.
Kalau yang saya tangkap dari cerita beliau. Beliau itu semangat sekali kalau cerita soal perjuangan Indonesia. Tapi kalau saya tanya waktu dia jadi tentara Jepang, nggak mau komentar. Kalau cerita bertempur dengan pejuang-pejuang diceritakan semangat sekali," kata Letkol Ahmad Solihin saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (26/8).
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Veteran Perang
Minggu, 10 November 2013
Korupsi kecewakan para pejuang
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini.
"Sangat mengecewakan. Orang tua terdahulu berjuang mendirikan Republik Indonesia, tetapi sekarang kasus korupsi dimana-mana," kata Soedijono di Semarang, Minggu.
Ia berharap para generasi penerus bangsa memiliki rasa nasionalisme yang tinggi di antaranya dengan tidak melakukan kejahatan korupsi.
"Sangat mengecewakan. Orang tua terdahulu berjuang mendirikan Republik Indonesia, tetapi sekarang kasus korupsi dimana-mana," kata Soedijono di Semarang, Minggu.
Ia berharap para generasi penerus bangsa memiliki rasa nasionalisme yang tinggi di antaranya dengan tidak melakukan kejahatan korupsi.
Sabtu, 17 Agustus 2013
Kisah Getir Pejuang yang Terlupakan
Hari ini, 17 Agustus 2013, masyarakat Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-68 tahun. Tentu tak ada manis kemerdekaan seperti saat ini tanpamereka yang berjuang melawan penjajahan.
Tapi tak selalu juga apa yang diperjuangkan dinikmati oleh para pejuang. Seorang veteran Muhammad Nuh, Warga Dusun Dalam, Kecamatan Utan sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat ini terpaksa harus hidup dalam penderitaan dan serba kekurangan. Ia tak memiliki apapun.
M.Nuh, adalah pengibar bendera merah putih di Tanah Sumbawa untuk pertama kalinya, ketika Indonesia merdeka. Ia mengibarkan sang saka Merah Putih di tanah Sumbawa, sesaat setelah pembacaan naskah Proklamasi oleh Presiden Soekarno.
Tapi tak selalu juga apa yang diperjuangkan dinikmati oleh para pejuang. Seorang veteran Muhammad Nuh, Warga Dusun Dalam, Kecamatan Utan sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat ini terpaksa harus hidup dalam penderitaan dan serba kekurangan. Ia tak memiliki apapun.
M.Nuh, adalah pengibar bendera merah putih di Tanah Sumbawa untuk pertama kalinya, ketika Indonesia merdeka. Ia mengibarkan sang saka Merah Putih di tanah Sumbawa, sesaat setelah pembacaan naskah Proklamasi oleh Presiden Soekarno.
Label:
Pahlawan Nasional,
Veteran Perang
Selasa, 23 Juli 2013
Presiden Kukuhkan 44 Pengurus Legiun Veteran RI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengukuhkan 44 orang Pengurus Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) masa bakti 2012-2017, di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI, CIlangkap, Jakarta Timur, Senin.
"Dengan ini saya kukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat LVRI dan Dewan Pertimbangan Pusat LVRI untuk masa bakti tahun 2012-2017," kata Presiden Yudhoyono saat mengukuhkan 44 pengurus LVRI itu.
Pengukuhan kepengurusan baru itu yang diketuai oleh Letjen (Purn) TNI Rais Abin itu berdasarkan Keputusan Presiden RI No 26/M Tahun 2013.
![]() |
foto : okezone.com |
"Dengan ini saya kukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat LVRI dan Dewan Pertimbangan Pusat LVRI untuk masa bakti tahun 2012-2017," kata Presiden Yudhoyono saat mengukuhkan 44 pengurus LVRI itu.
Pengukuhan kepengurusan baru itu yang diketuai oleh Letjen (Purn) TNI Rais Abin itu berdasarkan Keputusan Presiden RI No 26/M Tahun 2013.
Label:
Pahlawan Nasional,
Veteran Perang
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Vietnam baru saja kehilangan salah satu pahlawan perangnya, Jenderal Vo Nguyen Giap. Ratusan ribu orang mengantar kepergian Vo Nguyen Giap, ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...