Para prajurit TNI yang bertugas di saat-saat terakhir lepasnya Timor Timur, punya banyak kisah menarik. Selain mempertaruhkan nyawa, hati mereka pun remuk redam menyaksikan Provinsi ke-28 Indonesia itu akan lepas.
Salah satu momen yang belum banyak diketahui adalah saat pasukan elite TNI AU menyelamatkan brankas uang milik Bank Indonesia di Dili. Saat itu aksi bumi hangus dan jarah menjarah di Dili nyaris tak bisa dikendalikan. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1999.
Wakil Gubernur Dili, Marsma TNI Musiran didatangi oleh seorang pegawai Bank Indonesia. Pegawai itu meminta agar brankas BI segera diselamatkan. Sudah ada upaya beberapa orang yang mencoba membongkarnya paksa. Bahkan dengan menembaki brankas tersebut. Untungnya belum bisa dibuka.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Tampilkan postingan dengan label Kisah Heroik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Heroik. Tampilkan semua postingan
Minggu, 03 Januari 2016
Selasa, 27 Oktober 2015
Kisah Peterjun ‘Gila’ dari KKO
Sekitar bulan Mei dan Juni 1966, Korps Komando Operasi (KKO) yang kini berganti nama menjadi Korps Marinir TNI AL telah mengirim beberapa calon Free Fall Jumper ke SPKAD Batujajar guna mengikuti pendidikan terjun bebas. Tetapi di sana tidak cukup tersedia fasilitas bagi calon peterjun bebas dari KKO AL sehingga terpaksa mereka kembali ke Surabaya sambil menunggu kesempatan-kesempatan berikutnya.
Pada saat menunggu itulah, 2 orang calon peterjun bebas yakni Kopral KKO Eddies dan Prako Soebekti mengambil inisiatif sendiri merintis penerjunan bebas tanpa guru .
Dengan ketekunan dan keyakinan yang penuh dan resiko, mereka belajar dari pengalaman atau lebih tepatnya belajar dari nalurinya sendiri sehingga akhirnya mereka berhasil terjun bebas dari ketinggian 3000 kaki dengan hanya memakai Payung tipe D1 buatan USSR (saat ini Rusia).
Pada saat menunggu itulah, 2 orang calon peterjun bebas yakni Kopral KKO Eddies dan Prako Soebekti mengambil inisiatif sendiri merintis penerjunan bebas tanpa guru .
Dengan ketekunan dan keyakinan yang penuh dan resiko, mereka belajar dari pengalaman atau lebih tepatnya belajar dari nalurinya sendiri sehingga akhirnya mereka berhasil terjun bebas dari ketinggian 3000 kaki dengan hanya memakai Payung tipe D1 buatan USSR (saat ini Rusia).
Senin, 26 Oktober 2015
Trik Kapten Muslihat Pecundangi Tentara Sekutu
Kota Bogor dalam sudut pandang sejarah, tidak dipandang sebagai kota yang bergairah dalam perjuangan nasional. Tidak banyak sejarah perjuangan dari kota ini yang mengemuka dan dibicarakan oleh masyarakat.
Namun, ada satu sosok yang menjadi trademark dan cukup kesohor namanya seantero Bogor dan namanyapun diabadikan menjadi salah satu jalan utama, sepanjang Stasiun Bogor. Ya dia adalah Kapten Muslihat, pejuang asal Pandeglang yang mengabdikan dirinya untuk wilayah Bogor.
Hal menarik dari sosoknya adalah strategi perang Sang Kapten yang mengadopsi gaya gerilya milik Panglima Besar Sudirman.
"Pernah dalam suatu pertempuran di Panaragan, ketika komandan pleton dari barisan lain memerintahkan untuk pasukannya berperang dengan tiarap, Leptu (pangkat Muslihat sebelum gugur-red) tidak demikian. Ia memerintahkan pasukannya untuk berdiri dan hadapi tentara Inggris secara terbuka," kisah Mahrup, Sejarawan yang juga Koordinator Pemandu Museum Perjuangan Bogor saat berbincang dengan detikcom.
Namun, ada satu sosok yang menjadi trademark dan cukup kesohor namanya seantero Bogor dan namanyapun diabadikan menjadi salah satu jalan utama, sepanjang Stasiun Bogor. Ya dia adalah Kapten Muslihat, pejuang asal Pandeglang yang mengabdikan dirinya untuk wilayah Bogor.
Hal menarik dari sosoknya adalah strategi perang Sang Kapten yang mengadopsi gaya gerilya milik Panglima Besar Sudirman.
"Pernah dalam suatu pertempuran di Panaragan, ketika komandan pleton dari barisan lain memerintahkan untuk pasukannya berperang dengan tiarap, Leptu (pangkat Muslihat sebelum gugur-red) tidak demikian. Ia memerintahkan pasukannya untuk berdiri dan hadapi tentara Inggris secara terbuka," kisah Mahrup, Sejarawan yang juga Koordinator Pemandu Museum Perjuangan Bogor saat berbincang dengan detikcom.
Label:
Kisah Heroik,
Nasionalisme,
Patriotisme,
Veteran Perang
Sabtu, 24 Oktober 2015
Mengenal Laksamana Maeda, "Seorang Jepang yang Membantu" Indonesia Merdeka
Jumat 17 Agustus 1945 dini hari, kesibukan luar biasa tampak di sebuah rumah berlantai 2 di Jalan Meiji Dori No 1, Jakarta Pusat. Di luar terlihat puluhan pemuda bergerombol dengan wajah serius bercampur tegang. Mereka tengah menunggu apa yang akan diputuskan para senior di lantai 1 rumah tersebut.
Di dalam rumah, suasana tak kalah tegang. Menjelang santap sahur hari ke-8 Ramadan itu, Sukarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Subardjo di ruang tengah rumah itu tengah merumuskan naskah Proklamasi yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara merdeka.
Singkat cerita, ketika draft Proklamasi selesai dibuat pagi itu, masalah muncul. Saat naskah akan diketik, di rumah itu tak ada mesin tik. Untungnya, Satsuki Mishima, anak buah Laksamana Muda Tadashi Maeda, mengetahui di mana bisa meminjam mesin ketik pada dini hari itu.
![]() |
Laksamana Maeda dan keluarga (kebudayaanindonesia.net) |
Di dalam rumah, suasana tak kalah tegang. Menjelang santap sahur hari ke-8 Ramadan itu, Sukarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Subardjo di ruang tengah rumah itu tengah merumuskan naskah Proklamasi yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara merdeka.
Singkat cerita, ketika draft Proklamasi selesai dibuat pagi itu, masalah muncul. Saat naskah akan diketik, di rumah itu tak ada mesin tik. Untungnya, Satsuki Mishima, anak buah Laksamana Muda Tadashi Maeda, mengetahui di mana bisa meminjam mesin ketik pada dini hari itu.
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Kisah Heroik,
Nasionalisme,
Patriotisme
Mengenang Oeroeg, Persahabatan Belanda dan TNI di Masa Perang
Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan ulang tahunnya yang ke-70 pada 5 Oktober 2015. Mereka merupakan salah satu garda terdepan bangsa ini dalam merebut kemerdekaan dari penjajah.
Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 tidak semerta-merta membuat bangsa ini terbebas, Belanda masih berusaha menguasai kembali Bumi Pertiwi melalui agresi militernya pada 1947 silam.
Pertempuran sengit kerap terjadi di masa itu. TNI yang di mata Belanda dianggap tak lebih sebagai ekstrimis tersebut pantang menyerah mempertahankan setiap jengkal Tanah Air. Namun selalu ada sisi lain di balik sebuah peperangan. Seperti yang tergambar dalam film berbahasa Belanda, Oeroeg yang rilis 1993 silam.
Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 tidak semerta-merta membuat bangsa ini terbebas, Belanda masih berusaha menguasai kembali Bumi Pertiwi melalui agresi militernya pada 1947 silam.
Pertempuran sengit kerap terjadi di masa itu. TNI yang di mata Belanda dianggap tak lebih sebagai ekstrimis tersebut pantang menyerah mempertahankan setiap jengkal Tanah Air. Namun selalu ada sisi lain di balik sebuah peperangan. Seperti yang tergambar dalam film berbahasa Belanda, Oeroeg yang rilis 1993 silam.
Saat Tentara Jepang Pembela Kemerdekaan RI Terbaring Lemah
Pada 1945 Jepang dinyatakan kalah dalam Perang Dunia II. Sebagian tentara Jepang di Indonesia kembali ke negara asal. Tapi sebagian lagi ternyata memilih tetap berada di Indonesia untuk membantu pejuang Indonesia melawan pasukan Belanda.
Dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (17/8/2014), Yayasan Warga Persahabatan mencatat, 903 orang tentara Jepang memilih membela Indonesia. Dari jumlah itu, 243 orang gugur dalam pertempuran, 228 lainnya dinyatakan hilang dan 324 orang akhirnya memilih Indonesia sebagai tanah air baru.
Salah satu di antara mereka yang menjadikan Indonesia sebagai tanah airnya, Sakari Ono atau kini dikenal sebagai Rahmat Shigeru Ono. Di usia 20-an, Sakari Ono dikirim ke Indonesia. Ia ditugaskan memberi pelatihan teknik bertempur pada pejuang Indonesia.
![]() |
Sakari Seorang Veteran Kemerdekaan yang berasal dari Jepang lalu beralih ke warga negara Indonesia, Ia merasa perjuanganya sia-sia melihat banyaknya kasus korupsi yang terjadi di bangsa ini. |
Dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (17/8/2014), Yayasan Warga Persahabatan mencatat, 903 orang tentara Jepang memilih membela Indonesia. Dari jumlah itu, 243 orang gugur dalam pertempuran, 228 lainnya dinyatakan hilang dan 324 orang akhirnya memilih Indonesia sebagai tanah air baru.
Salah satu di antara mereka yang menjadikan Indonesia sebagai tanah airnya, Sakari Ono atau kini dikenal sebagai Rahmat Shigeru Ono. Di usia 20-an, Sakari Ono dikirim ke Indonesia. Ia ditugaskan memberi pelatihan teknik bertempur pada pejuang Indonesia.
Label:
Kisah Heroik,
Nasionalisme,
Patriotisme,
Veteran Perang
Senin, 03 Februari 2014
Mengenang 52 Tahun Pertempuran Laut Aru
Ingin Perjuangan Yos Sudarso Difilmkan untuk Luruskan Sejarah
SEJARAH heroik pertempuran Laut Aru yang menenggelamkan KRI Matjan Tutul pada 15 Januari, 52 tahun silam, masih membekas di memori Pelda (pur) Andrijan.
Pensiunan TNI-AL itu merupakan salah seorang saksi hidup pertempuran yang menewaskan 21 prajurit, termasuk perwira tertinggi di kapal itu, Komodor Yos Sudarso.
Wajah Pembantu Letnan Dua (Pelda) Laut (pur) Andrijan terlihat sendu. Tatapan matanya yang tajam berubah drastis tatkala air mata membasahi pelupuk mata. Dengan rasa haru, dia berusaha mengingat peristiwa 15 Januari 1962 itu: perebutan Irian Barat (sekarang Papua) melawan armada Angkatan Laut Belanda.
SEJARAH heroik pertempuran Laut Aru yang menenggelamkan KRI Matjan Tutul pada 15 Januari, 52 tahun silam, masih membekas di memori Pelda (pur) Andrijan.
Pensiunan TNI-AL itu merupakan salah seorang saksi hidup pertempuran yang menewaskan 21 prajurit, termasuk perwira tertinggi di kapal itu, Komodor Yos Sudarso.
Wajah Pembantu Letnan Dua (Pelda) Laut (pur) Andrijan terlihat sendu. Tatapan matanya yang tajam berubah drastis tatkala air mata membasahi pelupuk mata. Dengan rasa haru, dia berusaha mengingat peristiwa 15 Januari 1962 itu: perebutan Irian Barat (sekarang Papua) melawan armada Angkatan Laut Belanda.
Label:
Kisah Heroik,
Nasionalisme,
Patriotisme,
TNI AL
Jumat, 26 April 2013
Kisah Istana Presiden Soekarno dibom Mig-17 TNI AU
Sebuah helikopter berwarna hijau gelap tiba-tiba terbang rendah di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Helikopter itu sempat membuat heboh dan menjadi tontonan ribuan warga Jakarta yang terjebak kemacetan di ruas jalan Sudirman-MH Thamrin. Heli itu bahkan sempat digelari heli misterius.
Akhirnya TNI AD mengaku helikopter itu milik mereka. Heli sedang terbang dalam misi latihan. Kadispen TNI AD Brigjen Rukman Ahmad enggan menjelaskan dalam rangka latihan apa.
Letak Bundaran HI tak jauh dari Istana Kepresidenan. Ada kisah menegangkan antara pesawat militer dengan Istana Kepresidenan. Dulu seorang pilot Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pernah menerbangkan pesawat tempur Mig-17 dan mengebom Istana Presiden Soekarno.
Akhirnya TNI AD mengaku helikopter itu milik mereka. Heli sedang terbang dalam misi latihan. Kadispen TNI AD Brigjen Rukman Ahmad enggan menjelaskan dalam rangka latihan apa.
Letak Bundaran HI tak jauh dari Istana Kepresidenan. Ada kisah menegangkan antara pesawat militer dengan Istana Kepresidenan. Dulu seorang pilot Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pernah menerbangkan pesawat tempur Mig-17 dan mengebom Istana Presiden Soekarno.
Rabu, 03 April 2013
Mengenal Sosok Idjon Djanbi "Bapak Kopassus" TNI AD
Setelah penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta beredar notes di facebook, email maupun pesan berantai. Seseorang mengaku bernama 'Idjon Djanbi' memaparkan analis soal penembakan lapas yang mengakibatkan empat orang tahanan tewas.
'Idjon Djanbi' menepis pelaku penyerangan anggota Kopassus. Dia malah menuding serangan itu dilakukan oleh polisi. Sejumlah foto diposting untuk memperkuat argumennya.
Tak jelas siapa 'Idjon Djanbi' penulis notes itu. Apakah Kopassus, intel TNI, polisi atau sekadar penggembira saja. Sejatinya, nama Idjon Djanbi adalah pendiri, pelatih pertama sekaligus komandan pertama korps pasukan elite TNI AD yang kini bernama Kopassus.
Mantan anak buah Idjon Djanbi yang pernah dilatihnya mengenang sosok Idjon sebagai perwira lapangan yang disiplin. Sosoknya langsing dan gesit.
'Idjon Djanbi' menepis pelaku penyerangan anggota Kopassus. Dia malah menuding serangan itu dilakukan oleh polisi. Sejumlah foto diposting untuk memperkuat argumennya.
Tak jelas siapa 'Idjon Djanbi' penulis notes itu. Apakah Kopassus, intel TNI, polisi atau sekadar penggembira saja. Sejatinya, nama Idjon Djanbi adalah pendiri, pelatih pertama sekaligus komandan pertama korps pasukan elite TNI AD yang kini bernama Kopassus.
Mantan anak buah Idjon Djanbi yang pernah dilatihnya mengenang sosok Idjon sebagai perwira lapangan yang disiplin. Sosoknya langsing dan gesit.
Kamis, 14 Februari 2013
Ketika Pasukan Gerilya Pak Dirman Disergap P-51 Mustang
Pada bulan Desember 1948 militer Belanda yang masih bercokol di Indonesia khususnya di Pulau Jawa melancarkan agresi militer kedua bersandi Operation Kraai. Serbuan militer yang dirancang oleh Kepala Staf Angkatan Darat Belanda yang berkuasa di Indonesia, Jenderal Simon Spoor, itu langsung menggegerkan rakyat Indonesia yang baru tiga tahun memproklamirkan kemerdekaan.
Agresi militer Belanda kedua yang disebut sebagai Aksi Polisional (Politionele Acties) yang dilancarkan pada 19 Desember 1948 itu diklaim militer Belanda sebagai upaya melumpuhkan aksi kekerasan yang terus berlangsung sejak Perjanjian Linggarjati di Istana Merdeka, Jakarta pada 15 Desember 1946 disusul kesepakatan damai melalui Perjanjian Renville. Salah satu poin Perjanjian Linggarjati adalah Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia yang meliputi Pulau Jawa, Sumatra, dan Madura.
Agresi militer Belanda kedua yang disebut sebagai Aksi Polisional (Politionele Acties) yang dilancarkan pada 19 Desember 1948 itu diklaim militer Belanda sebagai upaya melumpuhkan aksi kekerasan yang terus berlangsung sejak Perjanjian Linggarjati di Istana Merdeka, Jakarta pada 15 Desember 1946 disusul kesepakatan damai melalui Perjanjian Renville. Salah satu poin Perjanjian Linggarjati adalah Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia yang meliputi Pulau Jawa, Sumatra, dan Madura.
Minggu, 20 Januari 2013
Misi Garuda III Congo - 30 Personel RPKAD Lumpuhkan 3000 Milisi Kongo
Di belahan Bumi Afrika yang bergolak, kembali mengudang Misi Perdamaian TNI dengan nama Garuda III Kongo di bawah pimpinan Alm. Letjen TNI (Purn) Kemal Idris. Pasukan ini berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962, dan berada di medan tugas selama delapan bulan. Mereka di tempatkan di Albertville. Di tempat ini telah disiapkan satu kekuatan pasukan besar, yang terdiri dari 2 batalyon kavaleri. Sedangkan Batalyon Arhanud di tempatkan di Elizabethville, yang menjadi wilayah kekuasaan tiga kelompok militia yang ingin memisahkan diri, di bawah pimpinan Moises Tsommbe dari pemerintah Republic Democratic of Congo pimpinan Presiden Kasavubu. Daerah ini terkenal dengan kekayaan mineralnya.
Sempat terjadi beberapa pertempuran sengit antara pasukan PBB dari India melawan kelompok-kelompok pemberontak tersebut. Disini interaksi antara pasukan Garuda III dengan pasukan PBB lainnya sangat erat. Mereka terdiri dari pasukan Filipina, India, bahkan Malaysia. Walaupun ditanah air konfrontasi Ganyang malaysia dikumandangkan, interaksi persahabatan antara Garuda III dengan Malaysia tetap terjalin rapat. Tanpa sedikit pun permusuhan. Pasukan PBB asal India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya. Mereka terorganisir dengan sangat baik. Mereka ditempatkan di kawasan-kawasan vital yang penting dan strategis.
![]() |
Pasukan Garuda II Saat di Congo tahun 1961 (wikimedia.org) |
Sempat terjadi beberapa pertempuran sengit antara pasukan PBB dari India melawan kelompok-kelompok pemberontak tersebut. Disini interaksi antara pasukan Garuda III dengan pasukan PBB lainnya sangat erat. Mereka terdiri dari pasukan Filipina, India, bahkan Malaysia. Walaupun ditanah air konfrontasi Ganyang malaysia dikumandangkan, interaksi persahabatan antara Garuda III dengan Malaysia tetap terjalin rapat. Tanpa sedikit pun permusuhan. Pasukan PBB asal India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya. Mereka terorganisir dengan sangat baik. Mereka ditempatkan di kawasan-kawasan vital yang penting dan strategis.
Label:
Kisah Heroik,
KOPASSUS,
PBB,
Prestasi Militer
Rabu, 09 Januari 2013
Biografi Singkat Sultan Ageng Titajasa
Sultan Ageng Tirtayasa, beliau adalah pahlawan yang berasal dari provinsi Banten. Lahir pada tahun 1631. Beliau putra dari Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640 - 1650. Perjuangan beliau salah satunya adalah menentang Belanda karena VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan kesultanan dan rakyat Banten.
Dimasa mudanya beliau diberi gelar Pangeran surya. Peran Sultan Ageng dalam perkembangan Islam di Banten sangat berpengaruh. Dia menginginkan Banten mempunyai kerajaan Islam. Langkah yang beliau tempuh pertama dalam sektor ekonomi. Kesejahteraan rakyat ditingkatkan melalui pencetakan sawah-sawah baru serta irigasi yang sekaligus berfungsi sebagai sarana perhubungan.
Sultan Ageng tidak hanya mendobrak perekonomian rakyat menjadi lebih baik tetapi juga berperan besar di bidang keagamaan. Dia mengangkat Syekh Yusuf, seorang ulama asal Makassar, menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan urusan keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang pemerintahan. Dia juga menggalakkan pendidikan agama, baik di lingkungan kesultanan maupun di masyarakat melalui pondok pesantren.
![]() |
Sultan Ageng Titajasa merdeka.com |
Dimasa mudanya beliau diberi gelar Pangeran surya. Peran Sultan Ageng dalam perkembangan Islam di Banten sangat berpengaruh. Dia menginginkan Banten mempunyai kerajaan Islam. Langkah yang beliau tempuh pertama dalam sektor ekonomi. Kesejahteraan rakyat ditingkatkan melalui pencetakan sawah-sawah baru serta irigasi yang sekaligus berfungsi sebagai sarana perhubungan.
Sultan Ageng tidak hanya mendobrak perekonomian rakyat menjadi lebih baik tetapi juga berperan besar di bidang keagamaan. Dia mengangkat Syekh Yusuf, seorang ulama asal Makassar, menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan urusan keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang pemerintahan. Dia juga menggalakkan pendidikan agama, baik di lingkungan kesultanan maupun di masyarakat melalui pondok pesantren.
Selasa, 08 Januari 2013
Biografi Singkat Jenderal Besar Muhammad Soeharto
Biografi Singkat
Jenderal Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Dia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Jenderal Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Dia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Minggu, 06 Januari 2013
Kisah Dibalik Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar)
Awal Mula Keluarnya Supersemar (Versi Resmi / Pemerintah)
Menurut versi resmi, awalnya keluarnya supersemar terjadi ketika pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri". Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden' Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak "pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal" yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.

Berdasarkan laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter yang sudah disiapkan. Sementara Sidang akhirnya ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J. Leimena yang kemudian menyusul ke Bogor.
Menurut versi resmi, awalnya keluarnya supersemar terjadi ketika pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri". Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden' Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak "pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal" yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.

Berdasarkan laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter yang sudah disiapkan. Sementara Sidang akhirnya ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J. Leimena yang kemudian menyusul ke Bogor.
Senin, 24 Desember 2012
Tour of Duty: Operasi Seroja Timor Timur
![]() |
Operasi Seroja Timor Timur 1975 |
Danton 3 Kompi A, Yonif 305/17 Kostrad, Letda Inf. Agustadi Sasongko Purnomo pagi itu sedang mengikuti latihan Ton Yudha Wastu Pramuka Jaya, dari Pusaka Ratu ke Cikampek dengan jarak 25 km. Tiba-tiba datang seseorang mengaku Lettu CPM mendekat dan memerintah:
” Ikut aku !”
Letda Agus hanya terdiam kemudian dibawa naik jeep ke asrama dan disuruh mengemasi barang-barangnya. Agus kemudian dititipkan ke Korum Yonif Linud 305/Tengkorak.
Letda Agus alias Aguk diperintahkan menghadap Danki A Kapten Inf. Shaleh, tanggal 3 Desember 1975. Ia ditunjuk sebagai Danton di Kompi A Yonif 328, dengan tugas baru, berperang ke Timor Lorosae. Batonnya Sersan Tardi, menyerahkan payung dan senjata yang masih dalam kotak. Letda Aguk dibekali amunisi 400 butir, logistik untuk 4 hari.
Anggota Peleton Letda Aguk kebanyakanya orang Sunda, sehingga ia mencoba menyapa, “kumaha?”.
” Masuk tentara tahun berapa?”
” Siap 1957 Komandan!”
” Pengalaman operasi?”
” Siap, PRRI/Permesta, Trikora, Dwikora, Penumpasan DI/TII!”.
Ternyata anggotanya banyak yang sudah kenyang pengalaman tempur. Mereka pandai mendeteksi musuh dengan cara mencium dedaunan sebagai akan ada kontak atau tidak. Untuk mengimbangi kehebatan para anggotanya, Aguk menggunakan referensi “Buku Primbon Adamakna”.
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Kisah Heroik,
Prestasi Militer,
TNI AD
Rabu, 05 Desember 2012
Catatan Mozaik Kapal Selam Whiskey Class Indonesia
ARC - Sejarah perjuangan dan pertempuran Indonesia bagaikan mozaik-mozaik yang berceceran dimana-mana. Bertemu dengan salah satu saksi sejarah dan merekam kenangannya, sungguh sebuah pengalaman tak terlupakan. Apalagi, ketika sang saksi menggelontorkan sejumlah mozaik yang tercecer.
Redaksi ARC beruntung bisa bertemu langsung dengan salah satu saksi sejarah. Beliau adalah Kolonel Purnawirawan Arifin Rosadi. Saat kampanye perang memperebutkan Irian Barat, pak Arifin bertugas sebagai Kepala Kamar Mesin kapal selam KRI Nagabanda dengan pangkat Kapten. Usianya sudah cukup tua. Salah satu kakinya bahkan sudah diamputasi karena alasan kesehatan. Di usianya tersebut, pak Arifin masih semangat menceritakan pengalamannya. Semangatnya tak beda dengan anak muda usia 20-an. Nada bicaranya masih tegas, lantang dan lancar.
Seperti diketahui, pada masa Trikora, Indonesia membeli 12 buah kapal selam kelas whiskey. Awalnya pembelian sebenarnya hanya 2 buah. Namun, karena situasi yang makin genting, Indonesia membeli lagi 4 buah kapal selam.
![]() |
Kapal Selam Whiskey Class ALRI Era 60-anall foto : ARC |
Redaksi ARC beruntung bisa bertemu langsung dengan salah satu saksi sejarah. Beliau adalah Kolonel Purnawirawan Arifin Rosadi. Saat kampanye perang memperebutkan Irian Barat, pak Arifin bertugas sebagai Kepala Kamar Mesin kapal selam KRI Nagabanda dengan pangkat Kapten. Usianya sudah cukup tua. Salah satu kakinya bahkan sudah diamputasi karena alasan kesehatan. Di usianya tersebut, pak Arifin masih semangat menceritakan pengalamannya. Semangatnya tak beda dengan anak muda usia 20-an. Nada bicaranya masih tegas, lantang dan lancar.
Seperti diketahui, pada masa Trikora, Indonesia membeli 12 buah kapal selam kelas whiskey. Awalnya pembelian sebenarnya hanya 2 buah. Namun, karena situasi yang makin genting, Indonesia membeli lagi 4 buah kapal selam.
Label:
Kapal Selam,
Kisah Heroik,
Nasionalisme,
Patriotisme
Selasa, 04 Desember 2012
Indonesia Membutuhkan Ikon Pahlawan Laut
Indonesia
membutuhkan ikon pahlawan di laut sebagaimana tokoh-tokoh seperti
Sinbad, Kapten Hawk, Colombus, hingga Marcopolo di negara-negara lain.
Ikon kepahlawanan di laut dibutuhkan untuk menumbuhkan watak dan
karakter anak bangsa. Sejumlah nama pahlawan laut di Indonesia, seperti
Hang Tuah, Malahayati, Nala, hingga komandan Pasukan M, Kapten Markadi,
belum berhasil menjadi ikon.
"Ikon-ikon pahlawan laut seperti di negara lain saat ini belum tumbuh di Indonesia," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Soeparno, saat meluncurkan buku Pasukan M, di Jakarta, Senin (3/12).
Khusus Kapten Markadi, dia patut menjadi ikon karena ketokohannya yang menyerupai Bima dalam babad Mahabarata. "Ibarat Bima, dia memiliki karakter gagah, teguh, kuat, tabah, jujur, berhati lembut, dan rendah hati," kata dia.
Bahkan, kata Kasal, Pasukan M yang hanya menggunakan perahu kecil mampu mengusir pasukan Belanda yang memiliki kapal lebih canggih. Pertempuran yang dilakoni Pasukan M ini dinilai sebagai pertempuran laut pertama di Indonesia. Pertempuran itu juga dinilai sebagai operasi gabungan pertama yang melibatkan rakyat.
![]() |
KSAL Laksamana TNI Soeparno (kanan) foto detik.com |
"Ikon-ikon pahlawan laut seperti di negara lain saat ini belum tumbuh di Indonesia," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Soeparno, saat meluncurkan buku Pasukan M, di Jakarta, Senin (3/12).
Khusus Kapten Markadi, dia patut menjadi ikon karena ketokohannya yang menyerupai Bima dalam babad Mahabarata. "Ibarat Bima, dia memiliki karakter gagah, teguh, kuat, tabah, jujur, berhati lembut, dan rendah hati," kata dia.
Bahkan, kata Kasal, Pasukan M yang hanya menggunakan perahu kecil mampu mengusir pasukan Belanda yang memiliki kapal lebih canggih. Pertempuran yang dilakoni Pasukan M ini dinilai sebagai pertempuran laut pertama di Indonesia. Pertempuran itu juga dinilai sebagai operasi gabungan pertama yang melibatkan rakyat.
Selasa, 03 Juli 2012
Laksamana Malahayati adalah Laksamana Laut Pertama di Dunia (1585-1604)
Sejarah menunjukkan, bahwa di ujung barat kepulauan Nusantara terdapatlah sebuah Kerajaan Islam Aceh Darussalam,
yang tercatat sebagai satu dari lima kerajaan Islam terbesar di
jamannya. Sebagai sebuah kerajaan yang terletak di ujung barat, maka
Kerajaan Aceh Darussalam menjadi pintu gerbang pelayaran di Selat
Malaka. Oleh karenanya tidak mengherankan bahwa Kerajaan Aceh Darussalam
memiliki Armada Laut yang luar biasa kuatnya. Dalam perjalanan sejarah,
pada masa pemerintahan salah seorang Sultan yaitu Baginda Sultan
Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil pada abad ke 16 – 17 tepatnya pada
tahun 1589 hingga 1604, sejarah mencatat nama besar seorang pahlawan
perempuan yaitu LAKSAMANA MALAHAYATI. Ia adalah seorang
Laksamana perang perempuan yang memimpin lebih kurang 1000 orang
pasukan Inong Balee (satu-satunya pasukan yang terdiri dari kaum
perempuan) dengan gagah berani. Menjadi
menarik, karena Laksamana Malahayati bukan saja hanya Laksamana pertama
di Indonesia, melainkan ia adalah seorang Laksamana perempuan pertama
di dunia. Petarung garis depan. Pemimpin laskar Inong Balee yang
disegani musuh dan kawan.
Sabtu, 23 Juni 2012
Video Film trailer TNI terbaru garapan First Avemedia Movie
Film trailer TNI terbaru garapan First Avemedia Movie
Mungkin banyak yang belum tahu akan kehadiran salah satu film Indonesia produksi Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat dan Avemedia yang berjudul “Panggilan Pertiwi” ini.
Disturadarai oleh Allo Geaffary, trailer film “Panggilan Pertiwi” pertama kali rilis pada tanggal 16 Desember 2008 di youtube. Jika dilihat dari trailer yang ditayangkan, banyak sekali adegan-adegan perang dengan sudut pengambilan gambar yang keren. Mulai dari chopper shot, hingga baku tembak dan ledakan-ledakan bombastis.
Mungkin banyak yang belum tahu akan kehadiran salah satu film Indonesia produksi Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat dan Avemedia yang berjudul “Panggilan Pertiwi” ini.
![]() |
Disturadarai oleh Allo Geaffary, trailer film “Panggilan Pertiwi” pertama kali rilis pada tanggal 16 Desember 2008 di youtube. Jika dilihat dari trailer yang ditayangkan, banyak sekali adegan-adegan perang dengan sudut pengambilan gambar yang keren. Mulai dari chopper shot, hingga baku tembak dan ledakan-ledakan bombastis.
Jumat, 22 Juni 2012
Sepenggal Cerita Unik Presiden Soekarno
Perintah pertama Soekarno sebagai Presiden
Sosok Soekarno punya seribu cerita unik yang mengundang senyum. Kira-kira apa perintah pertama Presiden Soekarno saat menjadi Presiden?
Sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang. Mereka menetapkan Soekarno sebagai Presiden RI pertama dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI.
Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon itu. Sederhana saja, PPKI memilih Soekarno sebagai presiden. Berbeda sekali dengan sidang paripurna di DPR yang penuh keriuhan, protes serta gontok-gontokan.
Kisah ini diceritakan Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.
Sosok Soekarno punya seribu cerita unik yang mengundang senyum. Kira-kira apa perintah pertama Presiden Soekarno saat menjadi Presiden?
Sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang. Mereka menetapkan Soekarno sebagai Presiden RI pertama dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI.
![]() |
Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon itu. Sederhana saja, PPKI memilih Soekarno sebagai presiden. Berbeda sekali dengan sidang paripurna di DPR yang penuh keriuhan, protes serta gontok-gontokan.
Kisah ini diceritakan Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.
Label:
Kisah Heroik,
Pahlawan Nasional,
Patriotisme
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Vietnam baru saja kehilangan salah satu pahlawan perangnya, Jenderal Vo Nguyen Giap. Ratusan ribu orang mengantar kepergian Vo Nguyen Giap, ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...