Cari Artikel di Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Kopaska. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kopaska. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Maret 2019

Mengintip Latihan Keras Pasukan Elit TNI

Pasukan khusus atau elite yang dimiliki TNI begitu disegani dunia. Banyak prestasi yang ditorehkan para prajurit Tanah Air. Pasukan elite di dunia sejatinya sudah dikenal sejak awal abad ke 20 dan berkembang pesat selama perang dunia dunia kedua. Pasukan elite biasanya merupakan kelompok kecil yang sangat terlatih dan dipersenjatai dengan senjata khusus. 


Mengintip Latihan Keras Pasukan Elit TNI

Sebagai prajurit militer, TNI harus melewati latihan yang keras dan mengerikan. Mereka dididik menjadi prajurit-prajurit kuat, baik fisik maupun mental.

Tak heran jika sebagian orang geleng-geleng kepala ketika mendengar kisah latihan para TNI. Namun bagi para TNI, latihan-latihan itu tantangan yang harus ditaklukan. Berikut kisah-kisah latihan keras para prajurit TNI:



1. Kaki Tangan Terikat dan Renang 3 Km


Batalyon Intai Amfibi, atau disingkat Yon Taifib, merupakan salah satu pasukan elite di Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut ( TNI AL) yang dilatih keras. Dalam perang, mereka ini yang akan diterjunkan di garis depan untuk melakukan sabotase atau pembuka jalan bagi pasukan reguler.


Kaki Tangan Terikat dan Renang 3 Km

Sebelum pembaretan, setiap anggota baru akan dilatih sebagai tawanan, dan dibuang ke tengah laut dengan kaki dan tangan terikat. Kemudian, dalam pertahanan darat mereka akan dilepaskan di tengah hutan dan pegunungan agar berlatih bertahan hidup. Tak ada perbekalan yang diberikan, kecuali perlengkapan tempur, seragam dan tubuhnya saja. Latihan ini berlangsung selama sembilan bulan berturut-turut. Jika tak lulus, mereka akan dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.

"Saat kita kehabisan logistik, inilah berkah dari ilmu survival. Di mana dalam keadaan lapar kami tetap bisa bertahan hidup, kami juga belajar untuk mengetahui tanaman mana yang bisa dimakan maupun tidak," ujar anggota Yon Taifib-2, Letnan Satu (Mar) Suyono Lumbantoruan.



2. Latihan Komando Kopassus dan Kamp Tawanan Seperti Neraka


Untuk mendapatkan baret merah dan brevet komando Kopassus harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia. Latihan tersebut di antaranya, tahapan pertama yang harus dilalui adalah Tahap Basis, yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung. Di sini para calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.


Latihan Komando Kopassus

Selesai latihan basis, dilanjutkan dengan Tahap Hutan Gunung yang diadakan di Citatah, Bandung. Di sini para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.

Dalam Pelatihan Survival para calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan. Dengan latihan ini Para Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.


3. Ditembaki Peluru Tajam
 

Latihan yang dilakukan calon prajurit TNI rupanya bikin kagum media asal Inggris. Apalagi, latihan tersebut menggunakan peluru tajam yang setiap saat dapat merenggut nyawa prajurit.


Mereka memuat video latihan prajurit TNI dengan judul 'Lihat latihan mengerikan di Indonesia sebagai prajurit menghindari Peluruh Tajam dari senapan serbu saat merayap di dalam lumpur'. Latihan yang dimaksud adalah doper.

Video itu memperlihatkan enam prajurit dari Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU, di mana mereka dilatih dua orang dengan peluru asli. Dua pelatih tersebut menggunakan senapan semi otomatis AK-47 buatan Soviet. (Merdeka)

Rabu, 04 Mei 2016

20 siswa Pendidikan Komando Pasukan Katak Ikuti Latihan dan Praktek Cast and Recovery

Setelah melakukan latihan terjun Statik dan Freefall, selama satu bulan, 20 siswa Pendidikan Komando Pasukan Katak (Dikkopaska) Angkatan 39, melanjutkan kegiatannya dengan melaksanakan Latihan dan Praktek Cast and Recovery yang dipimpin Komandan Sekolah Kopaska Mayor Laut (P) Yudo Ponco di perairan selat Madura Surabaya, (3/5/2016).

 20 siswa Pendidikan Komando Pasukan Katak Ikuti Latihan dan Praktek Cast and Recovery

Ke 20 prajurit ini adalah Angkatan ke-39 yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah Pasukan Katak, di Pusat Pendidikan Khusus, Komando Pendidikan Operasi Laut, Surabaya.

Selasa, 12 April 2016

Pasukan Khusus TNI Sudah Ditempatkan di Filipina

Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (KASAU), Marsekal Agus Supriatna mengatakan bahwa sudah ada personel TNI yang ditempatkan di Filipina.

Marsekal Agus menjelaskan bahwa begitu pemerintah Filipina memberi sinyal militer negara lain boleh beroperasi di wilayah mereka, para personel TNI itu akan beraksi untuk membebaskan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.


Pasukan Khusus TNI Sudah Di Tepmatkan di Filipina

“Kami sudah siap. Semua sudah di sana. Sudah dibawa. Tinggal tunggu mandat dan izin dari Filipina saja,” kata Marsekal Agus di Halim Perdanakusuma, Sabtu (09/04).

Namun, Marsekal Agus tidak menjelaskan secara rinci terkait satuan TNI yang sudah ditempatkan di Filipina dan berapa jumlahnya. Para personel TNI tersebut masih menunggu militer Filipina yang sedang berupaya membebaskan 10 WNI yang disandera.

Rabu, 30 Maret 2016

Pasukan Kusus Siap Menyergap Lima Kapal Perang Merapat Ke Perbatasan Indonesia-Filipina

Sedikitnya lima kapal perang yang berpangkalan di Kota Pahlawan, Surabaya, digeser ke perairan perbatasan Tarakan-Filipina.
Misi khusus diemban komando utama operasi TNI-AL membebaskan WNI yang ditengarai disandera gerombolan teroris Abu Sayyaf.


Pasukan Kusus Siap Menyergap Lima Kapal Perang Merapat Ke Perbatasan Indonesia-Filipina

Armada yang ditugaskan antara lain, kapal fregat KRI Ahmad Yani, kapal patroli cepat KRI Ajak dan KRI Badau, kapal cepat rudal KRI Mandau, dan kapal markas KRI Surabaya.

Kepala Dinas Penerangan Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman menegaskan, armada kapal perang tersebut didukung beberapa unsur yang mobile. Mereka berada di bawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim Laksma TNI I Nyoman Gede Ariawan yang sudah siaga di Tarakan.

Pasukan Elit TNI Siap Bebaskan 10 WNI yang Disandera

Sebanyak 10 WNI disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. TNI pun sudah bersiaga menyiapkan personel untuk membantu membebaskan sandera, termasuk dari pasukan khusus.

"Kalau kami persiapan personel. Disiapkan saja. Setiap waktu diminta kami sudah siap," ungkap Kapen Kopassus Letkol Inf Joko Tri Hadimantoyo saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (29/3/2016).


Pasukan Elit TNI Siap Bebaskan 10 WNI yang Disandera

Beberapa kabar beredar bahwa pihak TNI tengah menyiapkan tim khusus untuk pembebasan sandera. Namun dari Kopassus sendiri mengaku belum ada perintah untuk melakukan operasi.

"Itu kan kewenangan pemerintah. Kalau Danjen, kami memang disuruh siap. Kalau ada peristiwa seperti itu, memang biasanya sudah ditunjuk orang-orangnya. Kami bersiap," kata Joko.

Jumat, 04 Maret 2016

Misteri Terowongan Rahasia Yang Terhubung Ke Istana Presiden + Video

Kisah terowongan rahasia di sekitar Istana Kepresidenan RI Jakarta pernah jadi perguncingan di kalangan wartawan yang pernah meliput di Istana Presiden.

Kabarnya ada sebuah terowongan rahasia di Istana Presiden Jakarta yang menghubungkan dunia luar.

Tampaknya, kisah itu ada benarnya.


Misteri Terowongan Rahasia Yang Terhubung Ke Istana Presiden

Pasalnya, hari ini ketika sepasukan anggota TNI yang tergabung dalam pasukan Katak menemukan dugaan terowongan dari saluran air kuno yang disinyalir tembus ke dalam Istana Presiden.

Saluran itu itu masuk melalui Jalan Medan Merdeka Utara atau seberang Istana Kepresidenan.

Kamis, 03 Maret 2016

Pasukan Katak diterjunkan cek gorong-gorong depan Istana

Pemprov DKI Jakarta menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) buat mengecek saluran air di Jalan Medan Merdeka Utara, depan Istana Negara.

Pasukan Katak diterjunkan cek gorong-gorong depan Istana

"Kita sudah bersurat ke Marinir Angkatan Laut, sekitar 7 tentara dari Marinir bantu kita," ujar Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan, saat meninjau lokasi gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).

Menurut Teguh, cuma Marinir yang mampu melaksanakan tugas melakukan pembersihan dan mencari kabel-kabel yang terkelupas.

Selasa, 05 Januari 2016

5 Fakta Menarik Senapan sniper SPR 2 Kopassus yang Gemparkan Dunia

Senapan sniper SPR 2 buatan PT Pindad, perusahaan alutsista milik Pemerintah Indonesia, tengah menjadi buah bibir di dunia internasional.

Ternyata, senapan sniper canggih yang dipakai Kopassus ini tak bisa dibuat oleh sembarang negara.


5 Fakta Menarik Senapan sniper SPR 2 Kopassus yang Gemparkan Dunia

Lantas apa istimewanya? Nah, berikut fakta-fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia


Senin, 04 Januari 2016

Kisah Heroik dan Mengharukan Pasukan Elit TNI Saat Kerusuhan Ambon

Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri yang desertir dan bergabung dalam kerusuhan berdarah itu.

Kisah Heroik dan Mengharukan Pasukan Elit TNI Saat Kerusuhan Ambon

Mabes TNI kemudian mengirimkan batalyon elite yang terdiri dari Sat-81 Kopassus, Denjaka Marinir, dan Bravo Korpaskhas. Mereka ditugaskan selalu bergerak untuk menghentikan baku tembak di titik-titik panas sekaligus mencegahnya meluas.

Bulan Oktober tahun 2000, Kompi C YonGab bergerak ke Saparua. Di sebuah desa, pasukan ini terlibat tembak menembak sengit dengan kelompok perusuh.

Cerita itu tertuang dalam buku Biografi Marsma (Pur) Nanok Soeratno, Kisah Sejati Prajurit Paskhas yang ditulis Beny Adrian dan diterbitkan PT Gramedia.

Senin, 12 Oktober 2015

Kopaska TNI AL Stupid Crazy, Serdadu Tetangga Pernah Merasakan Kegilaanya

TNI memang memiliki beberapa pasukan elit yang bisa dibanggakan. Di antaranya adalah Kopassus, Satgultor-81, Taifib Marinir, Kopaska, Denjaka, Kopaskhas, dan Den Bravo dan lainnya. Kehebatan mereka pun sampai terdengar di penjuru dunia. Terakhir, dalam perayaan HUT TNI di Cilegon, Banten 5 Oktober lalu, beberapa kalangan menyebut bahwa Marinir TNI AL Stupid Crazy saat menerjunkan tank amfibinya LVT-7 dari darat ke laut.

Kopaska TNI AL Stupid Crazy, Tentara Tetangga Pernah Merasakan Kegilaanya

Sebenarnya, bukan hanya marinir yang bisa disebut stupid crazy alias nekat dan gila. Tapi para pasukan elit TNI lainnya juga tergolong nekat dan gila. Salah satunya adalah Kopaska (Korps Pasukan Katak).

Pasukan katak adalah pasukan khusus milik TNI yang didirikan oleh Presiden Soekarno pada 31 Maret 1962. Pasukan ini memiliki motto Tan Hana Wighna Tan Sirna atau Tidak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi.

Selasa, 08 September 2015

Kopaska Selamatkan Platform Rig Offshore dari Teroris

Platform Rig Offshore Cinta Komplek yang ada di perairan Kepulauan Seribu Jakarta utara, telah dibajak oleh sekelompok teroris. Para teroris menuntut Pemerintah RI agar segera membebaskan rekan-rekannya yang kini meringkuk di tahanan. Mereka mengancam akan meledakan Rig tersebut dan membunuh seluruh pekerja yang ada dengan bahan peledak, bila tuntutan tersebut tidak dipenuhi.

Kopaska Selamatkan Platform Rig Offshore dari Teroris
Prajurit Satkopaskaarmabar berhasil menguasai Platform Rig Offshore dari tangan teroris pada Latihan K-3 Chantoka Yudha Kopaska 2015, di Pabelokan, Kepulauan Seribu, Jakarta, baru-baru ini.

Para teroris memaksa pihak SKK Migas dalam hal ini CNOOC di Pulau Pabelokan untuk melakukan penebusan uang sebesar US$ 250 juta. Kelompok teroris itu tidak main-main dengan ancamannya, terbukti dengan ditembaknya beberapa orang pekerja saat akan meloloskan diri. Namun demikian, salah seorang pekerja sempat melaporkan kejadian ini kepada Crisis Center CNOOC yang berada di Pulau Pabelokan dan diteruskan kepada KRI yang sedang melaksanakan patroli di sekitar perairan Kepulauan Seribu. Selanjutnya KRI melaporkan kejadian ini kepada Western Fleet Quick Response-3 (WFQR-3). WFQR-3 melanjutkan laporan ini ke Puskodal Koarmabar.

Senin, 07 September 2015

Menhan akan tambah alutsista untuk Kopaska

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan akan menambah alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pasukan elit TNI Angkatan Laut, Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang dinilainya masih kurang memadai.

"Seperti tadi pasukan katak, ada banyak (yang kurang), seperti senjata seharusnya ada 400 hanya cuma ada 20-an, itu kan terlalu kurang. Itu saya akan tambah separuhnya dulu. Daripada 20 mendingan 200 kan. Alat-alat lain juga gitu, yang rusak yang sudah habis masa pakainya, kita akan beli," kata Menhan usai meninjau Markas Kopaska, di Pondok Dayung, Jakarta Utara, Senin.


Menhan akan tambah alutsista untuk Kopaska

Menurut Ryamizard, ia ingin melihat langsung bagaimana operasional di lapangan, baik alutsista maupun personelnya.

"Kalau personel saya lihat sudah sangat baik, walaupun harus terus berlatih, berlatih dan berlatih. Mulai kemarin AD sekarang AL. Masalah alutsista, peralatan masih banyak harus ditambah," ucap Ryamizard.

Sabtu, 18 Juli 2015

TNI AL Tambah Jumlah Pasukan Katak

Jumlah Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL bakal ditambah, dari dua menjadi tiga satuan.

Penambahan ini mengikuti rencana pengembangan jumlah Armada Kawasan RI, dari dua menjadi tiga armada. Rencana penambahan Satuan Kopaska disampaikan Komandan Satkopaska Koarmatim Kolonel Laut (E) Yudhi Bramantyo seusai menyematkan brevet Manusia Katak pada mantan siswa pendidikan brevet Kopaska, saat penutupan pendidikan brevet Kopaska Angkatan XXXVIII, di Lapangan Laut Maluku, Komando Pengembangan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Bumimoro, Surabaya, kemarin.



“Kopaska yang semula dua satuan, akan ditambah menjadi tiga satuan, sesuai keberadaan armada yang akan dikembangkan menjadi tiga,” kata Yudhi Bramantyo, kemarin. Menurut dia, tiap armada, baik barat, timur, dan pusat, akan memiliki masing-masing Satkopaska. Tiap Armada ada satu satuan. Kopaska diperlukan negara seperti Indonesia yang merupakan negara kepulauan.


Rabu, 18 Maret 2015

Kopaska-AL AS gelar latihan bersama

Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut bersama Angkatan Laut Amerika Serikat menggelar latihan bersama "Flash Iron 15-5524 Joint Combined Exchange Training (JCET)", di Markas Komando Satkopaska Koarmabar, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.

Kopaska-AL AS gelar latihan bersama

Komandan Satkopaskaarmabar Kolonel Laut (P) Tjatur Soniarto, mengatakan, latihan yang digelar ini dalam rangka pengembangan teknik dan taktik peperangan laut khusus serta kemampuan lain yang disesuaikan dengan perkembangan situasi terkini ancaman global guna mendukung terlaksananya tugas pokok kedua satuan.

Latihan ini juga merupakan wadah kerja sama antara kedua negara terutama di bidang kemiliteran dan sebagai wahana pertukaran ilmu serta memupuk rasa solidaritas sebagai pasukan khusus yang berbasis Naval Special Warfare.

Minggu, 15 Maret 2015

Peringatan HUT ke-54 Batalyon Intai Amfibi

Dalam rangka memperingati HUT ke 54 Taifib, prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir melaksanakan apel khusus di lapangan apel Yontaifib-1 Mar Karangpilang, Surabaya, Jumat (13/03/2015).

Kegiatan yang dipimpin Komandan Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir Mayor Marinir Freddy Ardianzah tersebut diikuti seluruh prajurit Yontaifib-1 Mar.


Salami Pasukan – Komandan Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir Mayor Marinir Freddy Ardianzah salami anggota Yontaifib. | Foto : Dispen Kormar
 
Dalam amanatnya, Komandan Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir mengatakan, apel khusus tersebut sebagai wujud pewarisan tradisi dan nilai-nilai semangat para pendiri dan pendahulu Taifib,selain itu juga sebagai sarana menjaga semangat jiwa korsa, dedikasi dan loyalitas prajurit Tri Media dalam menghadapi tugas-tugas dimasa mendatang yang lebih berat dan kompleks.

Minggu, 11 Januari 2015

Mengenal "Hantu Laut" yang Ditakuti Penyelam Pencari AirAsia

Setelah sempat tertunda selama beberapa hari, penyelaman akhirnya bisa dilanjutkan kembali pada Jumat kemarin oleh pasukan TNI Angkatan Laut dan Basarnas untuk mencari puing-puing pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, pada Minggu 28 Desember 2014.

Mengenal "Hantu Laut" yang Ditakuti Penyelam Pencari AirAsia

Tantangan yang dihadapi oleh para penyelam tergolong berat. Meski rata-rata kedalaman laut di Selata Karimata hanya mencapai 30-40 m, namun kondisi alam yang tidak menentu membuat proses penyelaman cenderung berisiko. Ombak besar, jarak pandang di bawah air yang sangat terbatas, menambah sulit penyelaman.

Bagi sebagian orang yang masih percaya takhayul, ganasnya alam di lokasi pencarian dikaitkan dengan mitos Ratu Junjung Buih, penunggu Selat Karimata. Namun hal ini sama sekali tidak membuat gentar para penyelam. Kapten Laut Pelaut Edy Tirtayasa, justru mengatakan timnya hanya takut kepada dekompresi. Seperti apa wujudnya?

Jumat, 02 Januari 2015

Mengintip latihan ‘hellweek’ Kopaska TNI AL yang bikin merinding

Personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL saat ini sedang berjibaku mengevakuasi mayat korban AirAsia QZ8501. Mereka juga ditugasi menyelam ke dasar laut untuk mencari bangkai pesawat nahas itu di Perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

latihan hellweek Kopaska TNI AL yang bikin merinding
Kopaska. ©buku 50 Tahun Emas Satuan Komando Pasukan Katak

Tugas yang tidak mudah karena saat ini ombak ganas menerjang dengan ketinggian hingga empat meter. Ditambah cuaca yang tidak menentu, membuat operasi ini jelas tak bisa dilakukan sembarang orang.

Kopaska adalah satuan elite di tubuh Angkatan Laut. Sudah sejak era Trikora tahun 1963 mereka kerap diterjunkan dalam misi setengah mustahil. Tapi itulah pasukan khusus.

Personelnya dipilih dari orang-orang terbaik. Selain berotot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.

Kamis, 01 Januari 2015

Ini Profil Empat Grup Elite Penyelam Pencari AirAsia QZ8501

Proses evakuasi penumpang pesawat AirAsia yang jatuh di Selat Karimata melibatkan empat grup atau satuan elite. Mereka terdiri dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), Batalyon Intai Amfibi (Taifib), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Basarnas Special Group (BSG).


Empat grup elite itu harus menyelam di kedalaman 25 meter sampai 30 meter di lokasi ditemukan pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501, perairan Selat Karimata, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Barat.

Disebut grup elite karena personel masing-masing kelompok itu adalah orang-orang pilihan atau terbaik dari yang terbaik. Mereka dilatih khusus untuk situasi yang tak biasa dan tidak dapat dilakukan kebanyakan orang. Mereka tidak hanya kuat secara fisik tetapi juga mental dan intelektual.

Sabtu, 27 Desember 2014

Kisah Lucu Saat Kopassus Sergap Musuh di Belantara Jawa Barat

Usianya sudah 85 tahun, namun tubuhnya masih tegap. Di dada kiri seragam hijaunya, masih tersemat wing terjun dan brevet komando. Pria itu bernama Supardi. Seorang pensiunan letnan TNI yang kenyang dengan bau mesiu di medan tempur.

Kisah Lucu Saat Kopassus Sergap Musuh di Belantara Jawa Barat
Supardi dan para veteran. ©2014 Merdeka.com

"Saya Letkol, bukan letnan kolonel tapi letnan kolot," canda Supardi saat berbincang dengan merdeka.com, di sela-sela kegiatan Bogor Membara: 1945! yang digelar Bogor Historical Community di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (25/12).

Letnan kolot dalam bahasa Sunda artinya letnan tapi tua. Sebutan untuk mereka yang pensiun dengan pangkat letnan.

Supardi dulu masuk generasi awal pasukan khusus TNI AD. Dulu namanya masih Korps Komando Angkatan Darat (KKAD). Kini pasukan inilah yang dikenal sebagai Kopassus.

Jumat, 12 Desember 2014

Misi Kapal Selam Nazi di Laut Jawa Terungkap

Bangkai kapal selam milik Nazi, Jerman ditemukan di laut Jawa. Diduga, jenis U-Boat atau Unterseeboot miliki Jerman masa perang dunia II.

Perwakilan Komunitas Sejarah Roode Brug Surabaya, Adi Erlianto Setiawan menjelaskan, kehadiran tentara Nazi, Jerman di Indonesia saat itu bukan dalam misi invasi ke Indonesia.



Namun, kehadiran kapal selam Nazi, Jerman di Indonesia, karena Jerman pada tahun 1940-an bersekutu dengan Jepang. Menurutnya, tentara Jepang saat itu meminta kapal selam tersebut untuk mengawal kapal pengangkut materi bahan baku seperti karet.

"Awal pengiriman ada sebanyak 12 kapal selam dengan nama operasi Monsun Gruppe pada tahap pertama Juni-Juli 1943, kemudian tahap kedua di bulan September-Oktober dari Penang menuju Batavia (Jakarta)," ujar Adi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (11/12/2014).

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters