TNI AU tengah mengincar pesawat angkut jumbo Airbus A400M. Pesawat angkut multifungsi ini mampuh menjalankan beberapa tugas berbeda, seperti misi taktis jarak pendek, misi strategis jarak jauh, evakuasi medis dan sebagai pesawat tanker.
A400M merupakan pesawat angkut militer dengan empat mesin turboprop. Pesawat ini dirancang oleh Airbus Military sebagai airlifter taktis dengan kemampuan strategis untuk menggantikan pesawat angkut yang lebih tua, seperti Transall C-160 atau Lockheed Hercules C-130.
Pemerintah Indonesia berniat untuk membeli pesawat buatan Prancis ini. Rencananya, pesawat ini nantinya akan dioperasikan oleh Skadron Udara 31 dan 32 TNI AU dan akan difungsikan untuk mengangkut berbagai kebutuhan pokok ke Indonesia Timur.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Tampilkan postingan dengan label Pesawat Tempur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesawat Tempur. Tampilkan semua postingan
Minggu, 14 April 2019
Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
Rabu, 20 Maret 2019
Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Segera Miliki Sukhoi Su-35 dari Rusia
Pesawat tempur Sukhoi Su-35 direncanakan menjadi pengganti pesawat F5 Tiger II yang dioperasikan oleh Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi Madiun. Hal ini dikatakan Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., saat melakukan kunjungan kerja pada acara kunjungan kerja pada Senin 18 Maret 2019 di Lanud Iswahjudi Madiun, Jawa Timur, dirilis situs TNI AU, 19 Maret 2019.
Bersamaan dengan Kuker, Kasau juga melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan taxi way dan appron serta fasilitas pendukung Skadron Udara 14. “Pembangunan fasilitas ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan Skadron Udara 14 sebagai home base pesawat Sukhoi, sebab fasilitas yang lama tidak sesuai dengan kebutuhan pesawat yang baru,” ujar Kasau.
Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna berharap, pada tahun 2019 ini pembangunan taxi way dan apron dapat dikerjakan, kemudian di tahun 2020 dilanjutkan dengan pembangunan shelter dan hanggar serta fasilitas pendukung lainnya.
Bersamaan dengan Kuker, Kasau juga melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan taxi way dan appron serta fasilitas pendukung Skadron Udara 14. “Pembangunan fasilitas ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan Skadron Udara 14 sebagai home base pesawat Sukhoi, sebab fasilitas yang lama tidak sesuai dengan kebutuhan pesawat yang baru,” ujar Kasau.
Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna berharap, pada tahun 2019 ini pembangunan taxi way dan apron dapat dikerjakan, kemudian di tahun 2020 dilanjutkan dengan pembangunan shelter dan hanggar serta fasilitas pendukung lainnya.
Senin, 18 Maret 2019
Dua Sukhoi SU-30 Kejar Pesawat Batik Air Yag Dibajak Teroris
Pesawat Batik Air JT 320-200CEO rute Jakarta-Makassar dibajak teroris. Pembajakan terjadi 60 menit setelah pesawat yang membawa tujuh kru dan 115 tamu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 08.40 WIB.
Pesawat mendarat di Bandara Hasanuddin dengan normal setelah dilakukan intercept oleh Sukhoi. Seluruh crew dan tamu penerbangan Batik Air ID-6262 berada dalam kondisi aman. Sementara teroris berhasil dilumpuhkan.
Aksi tersebut adalah serangkaian simulasi penanggulangan tanggap darurat satu hari yang dilakukan Batik Air bersama TNI Angkatan Udara Lanud Sultan Hasanuddin.
Pesawat mendarat di Bandara Hasanuddin dengan normal setelah dilakukan intercept oleh Sukhoi. Seluruh crew dan tamu penerbangan Batik Air ID-6262 berada dalam kondisi aman. Sementara teroris berhasil dilumpuhkan.
Aksi tersebut adalah serangkaian simulasi penanggulangan tanggap darurat satu hari yang dilakukan Batik Air bersama TNI Angkatan Udara Lanud Sultan Hasanuddin.
Label:
Isu Terorisme,
Latihan Militer,
Pesawat Tempur,
TNI AU
Senin, 04 Maret 2019
Saab Jas 39 Gripen, Jet Tempur Tangguh Penantang Sukhoi su 35 Rusia
Saab Jas 39 Gripen merupakan pesawat tempur multi-peran generasi ke empat yang dikembangkan oleh Saab Military Aircraft, berkerja sama dengan Ericsson Microwave Systems, Volvo Aero Corporation dan Celsius Aerotech.
Jas 39 Gripen menawarkan kelincahan, sistem akuisisi target tembak yang canggih, radar multi-peran yang akurat, persenjataan modern, dan kemampuan dalam peperangan elektronik komprehensif.
Jet tempur ini menggunakan mesin Volvo-Flygmotor RM12 afterburning turbofan untuk varian A sampai D, sedangkan untuk varian terbaru Next Generation 39 E/F telanh menggunkan mesin General Electric F414.
![]() |
SAAB JAS 39 GRIPEN |
Jas 39 Gripen menawarkan kelincahan, sistem akuisisi target tembak yang canggih, radar multi-peran yang akurat, persenjataan modern, dan kemampuan dalam peperangan elektronik komprehensif.
Jet tempur ini menggunakan mesin Volvo-Flygmotor RM12 afterburning turbofan untuk varian A sampai D, sedangkan untuk varian terbaru Next Generation 39 E/F telanh menggunkan mesin General Electric F414.
Sabtu, 19 November 2016
Pembelian Sukhoi Su-35 belum jelas, Saab Kembali goda TNI AU dengan jet tempur Gripen
Pemerintah telah memilih jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia untuk menggantikan F-5 Tiger, yang akan dipensiunkan. Keputusan ini diambil setelah TNI Angkatan Udara melakukan penilaian terhadap sejumlah produk yang ditawarkan.
Sayangnya, rencana untuk mendatangkan Sukhoi terbaru ternyata masih menemui hambatan, utamanya soal harga. Negosiasi berlangsung sangat alot, dan penandatanganan perjanjian masih jauh dari realisasi.
Masalah tersebut membuat produsen pesawat tempur lain mencoba kembali menjajaki kembali negosiasi dengan Indonesia. Setelah sebelumnya Lockheed Martin dengan F-16 Viper, kini Saab mencoba menawarkan lagi JAS 39 Gripen. Tak hanya jet tempur, mereka juga menawarkan pesawat pengintai bernama GlobalEye.
"Kami ingin membuka kesempatan agar Indonesia memiliki pesawat yang modern, pas dengan kebutuhan TNI AU," ujar Campaign Director for Gripen in Indonesia, Magnus Hagman saat berbincang dengan merdeka.com, di Hall D Jakarta International Expo, Jakarta, belum lama ini.
Sayangnya, rencana untuk mendatangkan Sukhoi terbaru ternyata masih menemui hambatan, utamanya soal harga. Negosiasi berlangsung sangat alot, dan penandatanganan perjanjian masih jauh dari realisasi.
Masalah tersebut membuat produsen pesawat tempur lain mencoba kembali menjajaki kembali negosiasi dengan Indonesia. Setelah sebelumnya Lockheed Martin dengan F-16 Viper, kini Saab mencoba menawarkan lagi JAS 39 Gripen. Tak hanya jet tempur, mereka juga menawarkan pesawat pengintai bernama GlobalEye.
"Kami ingin membuka kesempatan agar Indonesia memiliki pesawat yang modern, pas dengan kebutuhan TNI AU," ujar Campaign Director for Gripen in Indonesia, Magnus Hagman saat berbincang dengan merdeka.com, di Hall D Jakarta International Expo, Jakarta, belum lama ini.
Kamis, 06 Oktober 2016
Puluhan Pesawat Tempur TNI Akan Bombardir Pulau Natuna
Sebanyak 73 pesawat dikerahkan dalam latihan tempur di Kepulauan Natuna. Latihan tempur terbesar Ankasa Yudha 2016 itu mengerahkan berbagai jenis pesawat, mulai dari pesawat tempur, intai, angkut, dan helikopter dari berbagai jenis.
Beberapa di antaranya, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, SU 27/30 Sukhoi, pesawat tanpa awak (drone), Hawk-100/200, Golden Eagle T-50i. EMB-314 Super Tucano, helikopter SA-330 Puma, NAS-332, pesawat terbang tanpa awak (PTTA), C-295, C-130 Hercules, C-212, maupun pesawat Boeing VIP/VVIP juga dilibatkan dalam latihan tempur tersebut.
"Iya (latihan) yang terbesar dari yang sebelum-sebelumnya," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya, Kamis (6/10/2016).
Beberapa di antaranya, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, SU 27/30 Sukhoi, pesawat tanpa awak (drone), Hawk-100/200, Golden Eagle T-50i. EMB-314 Super Tucano, helikopter SA-330 Puma, NAS-332, pesawat terbang tanpa awak (PTTA), C-295, C-130 Hercules, C-212, maupun pesawat Boeing VIP/VVIP juga dilibatkan dalam latihan tempur tersebut.
"Iya (latihan) yang terbesar dari yang sebelum-sebelumnya," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya, Kamis (6/10/2016).
Jumat, 23 September 2016
Pakistan Minati Pesawat CN 235 Buatan PT.DI
Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan, Jenderal Rashad Mahmood, melakukan kunjungan ke PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung, Jawa Barat, pada hari Rabu (21/9) kemarin. Kunjungan ini dilakukan guna menjalin kembali kerja sama antara militer Pakistan dengan PT DI.
Selain itu, Jenderal Rashad Mahmood juga menyampaikan ketertarikan pihaknya untuk membeli pesawat CN 235-220 buatan PT DI.
“Produk PT DI cukup relevan dan akan memenuhi kebutuhan masa depan, tidak hanya untuk Angkatan Laut Pakistan tetapi juga untuk Angkatan Udara Pakistan dan Angkatan Darat Pakistan,” ujar Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan, seperti dilansir kompas.com pada Kamis (22/9).
Selain itu, Jenderal Rashad Mahmood juga menyampaikan ketertarikan pihaknya untuk membeli pesawat CN 235-220 buatan PT DI.
“Produk PT DI cukup relevan dan akan memenuhi kebutuhan masa depan, tidak hanya untuk Angkatan Laut Pakistan tetapi juga untuk Angkatan Udara Pakistan dan Angkatan Darat Pakistan,” ujar Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan, seperti dilansir kompas.com pada Kamis (22/9).
Jumat, 01 Juli 2016
Rencana Pembelian Sukhoi 35 Indonesia Vs Euro Typhoon Malaysia, Mana Lebih Kuat?
Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang sudah termakan usia. Su-35 diyakini memenuhi karakteristik Indonesia yang membutuhkan pesawat tempur nan lincah dan mampu bermanuver.
Pembelian Su-35 ternyata membuat Malaysia mencari lawan yang sepadan dengan Indonesia. Salah satu pesawat yang diincar adalah Eurofighter Typoon, pesawat buatan BAE Systems asal Inggris ini diyakini mampu menandingi kemampuan Sukhoi dan pesawat generasi keempat lainnya.
Antara kedua pesawat tersebut, mana yang lebih kuat di medan tempur?
Dilansir laman Russia Beyond The Lines, secara karakteristik Su-35 telah mengambil alih peran generasi kelima jet tempur AS yang diproduksi sejak 1996 lalu. Irbis radar-control yang terpasang pada pesawat buatan Rusia itu mampu mendeteksi 30 target dalam jarak maksimal 400 km.
Pembelian Su-35 ternyata membuat Malaysia mencari lawan yang sepadan dengan Indonesia. Salah satu pesawat yang diincar adalah Eurofighter Typoon, pesawat buatan BAE Systems asal Inggris ini diyakini mampu menandingi kemampuan Sukhoi dan pesawat generasi keempat lainnya.
Antara kedua pesawat tersebut, mana yang lebih kuat di medan tempur?
Dilansir laman Russia Beyond The Lines, secara karakteristik Su-35 telah mengambil alih peran generasi kelima jet tempur AS yang diproduksi sejak 1996 lalu. Irbis radar-control yang terpasang pada pesawat buatan Rusia itu mampu mendeteksi 30 target dalam jarak maksimal 400 km.
Label:
Internasional,
Kekuatan Militer,
Pesawat Tempur
Rabu, 29 Juni 2016
Saab Swedia Tawarkan JAS39 Gripen Dengan Transfer Teknologi Terbaik Untuk Indonesia
Pesawat tempur multi peran buatan Saab Swedia, JAS39 Gripen, secara resmi telah ditawarkan kepada pemerintah Indonesia.
“Kami telah mengajukan proposal resmi kepada Kementerian Indonesia pada Februari lalu. Di dalam proposal resmi itu juga tercantum berbagai pola kerja sama industri pertahanan dan transfer teknologi yang baik,” kata Kepala Saab Indonesia, Peter Carlqvist, di Jakarta, Senin malam.
Sejauh ini JAS39 Gripen telah dibuat hingga versi JAS39 Gripen A/B, JAS39 Gripen C/D, dan JAS39 Gripen NG (E/F) yang teknologinya melongkapi pesawat tempur di kelasnya. Sebagai misal, jarak tempuhnya1.680 kilometer alias berdiameter 3.360 kilometer, atau lebih dari setengah panjang wilayah Indonesia.
Untuk Indonesia, katanya, Saab membuka seluas-luasnya pilihan varian yang diinginkan, apakah JAS39 Gripen C/D atau JAS39 Gripen NG (E/F), yang baru diluncurkan pada 18 Mei 2016 lalu di Linkoping, Swedia.
“Kami telah mengajukan proposal resmi kepada Kementerian Indonesia pada Februari lalu. Di dalam proposal resmi itu juga tercantum berbagai pola kerja sama industri pertahanan dan transfer teknologi yang baik,” kata Kepala Saab Indonesia, Peter Carlqvist, di Jakarta, Senin malam.
Sejauh ini JAS39 Gripen telah dibuat hingga versi JAS39 Gripen A/B, JAS39 Gripen C/D, dan JAS39 Gripen NG (E/F) yang teknologinya melongkapi pesawat tempur di kelasnya. Sebagai misal, jarak tempuhnya1.680 kilometer alias berdiameter 3.360 kilometer, atau lebih dari setengah panjang wilayah Indonesia.
Untuk Indonesia, katanya, Saab membuka seluas-luasnya pilihan varian yang diinginkan, apakah JAS39 Gripen C/D atau JAS39 Gripen NG (E/F), yang baru diluncurkan pada 18 Mei 2016 lalu di Linkoping, Swedia.
Malaysia Minta Maaf soal Insiden Pesawat Tempur
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah Malaysia terkait insiden masuknya pesawat tempur Malaysia ke wilayah udara Indonesia tanpa izin.
Ryamizard berkata, Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein telah meminta maaf atas kejadian itu.
"Saya sudah koordinasi dengan Menhan Malaysia. Dia langsung minta maaf," ujarnya di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/6).
Untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang, Ryamizard meminta TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara memperkuat koordinasi dengan negara-negara sahabat. Baginya, koordinasi antar negara perlu dilakukan untuk menjaga hubungan baik antarnegara.
"Kalau koordinasi seperti saya ini kan enak, tinggal telepon Menhan Malaysia, Singapura, Brunei," tuturnya.
Ryamizard berkata, Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein telah meminta maaf atas kejadian itu.
"Saya sudah koordinasi dengan Menhan Malaysia. Dia langsung minta maaf," ujarnya di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/6).
Untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang, Ryamizard meminta TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara memperkuat koordinasi dengan negara-negara sahabat. Baginya, koordinasi antar negara perlu dilakukan untuk menjaga hubungan baik antarnegara.
"Kalau koordinasi seperti saya ini kan enak, tinggal telepon Menhan Malaysia, Singapura, Brunei," tuturnya.
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Pesawat Tempur
Selasa, 28 Juni 2016
Pernyataan Menhan Malaysia Pesawat Militernya Berhak Manuver di Langit Indonesia
Menteri Pertahanan Malaysia, Hishamuddin Hussein, menyangkal pesawat militer c-130 Malaysia dicegat dua pesawat jet tempur F-16 Indonesia di atas perairan Natuna. Dia justru mengklaim pesawat militer Malaysia berhak bermanuver di wilayah udara atau langit Indonesia.
Menurutnya, hak bermanuver itu sejalan dengan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia pada Februari 1982 terkait hak-hak Malaysia di perairan, kepulauan teritorial, wilayah udara di atas laut teritorial, dan perairan kepulauan yang terletak antara Indonesia dan wilayah Malaysia barat dan Malaysia timur.
“Di bawah perjanjian itu, Malaysia memiliki hak untuk melakukan manuver udara, termasuk latihan taktis, melalui wilayah udara di atas laut teritorial, perairan kepulauan dan wilayah Republik Indonesia,” demikian pernyataan Hishamuddin, seperti dikutip The Diplomat, Selasa (28/6/2016).
Menurutnya, hak bermanuver itu sejalan dengan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia pada Februari 1982 terkait hak-hak Malaysia di perairan, kepulauan teritorial, wilayah udara di atas laut teritorial, dan perairan kepulauan yang terletak antara Indonesia dan wilayah Malaysia barat dan Malaysia timur.
“Di bawah perjanjian itu, Malaysia memiliki hak untuk melakukan manuver udara, termasuk latihan taktis, melalui wilayah udara di atas laut teritorial, perairan kepulauan dan wilayah Republik Indonesia,” demikian pernyataan Hishamuddin, seperti dikutip The Diplomat, Selasa (28/6/2016).
Label:
Internasional,
Kedaulatan Bangsa,
Pesawat Tempur
Senin, 27 Juni 2016
Malaysia Berencana Beli Rafale atau Typhoon, Bagaimana Sikap Indonesia?
Kawan dari Malaysia dalam ajang Trade Media Briefing 2016 yang diselenggarakan oleh Airbus Defence and Space di Munich, Jerman 20-21 Juni 2016 bercerita bahwa Pemerintah Malaysia saat ini tengah mempertimbangkan untuk membeli jet tempur multiperan modern Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon. Mengapa dua penempur ini yang disorot? Banyak hal, tiga di antaranya jadi faktor pemicu. Baik Rafale atau Typhoon keduanya sudah combat proven, keduanya bermesin ganda, dan pihak pabrikan masing-masing menawarkan skema kerja sama termasuk dalam hal perawatan pesawat.
Malaysia yang sudah memiliki Sukhoi Su-30MKM sebanyak 18 unit lengkap dengan persenjataannya, apakah tidak ingin membeli Su-35 atau penempur lainnya? “Bisa saja, tapi saat ini arah yang paling kuat adalah kepada Rafale atau Typhoon,” ujarnya. Meski demikian, ia tidak dapat menjamin 100% karena politik di Malaysia sangat berperan besar dalam memilih salah satu alutsista yang akan dibeli. Ramai dibicarakan A, bisa jadi pemerintah tiba-tiba membeli B. “Itulah gambaran di Malaysia,” tambahnya.
Malaysia yang sudah memiliki Sukhoi Su-30MKM sebanyak 18 unit lengkap dengan persenjataannya, apakah tidak ingin membeli Su-35 atau penempur lainnya? “Bisa saja, tapi saat ini arah yang paling kuat adalah kepada Rafale atau Typhoon,” ujarnya. Meski demikian, ia tidak dapat menjamin 100% karena politik di Malaysia sangat berperan besar dalam memilih salah satu alutsista yang akan dibeli. Ramai dibicarakan A, bisa jadi pemerintah tiba-tiba membeli B. “Itulah gambaran di Malaysia,” tambahnya.
Label:
Internasional,
Kekuatan Militer,
Pesawat Tempur
Pesawat Malaysia di Natuna Kooperatif, TNI AU Hanya Beri Peringatan Saja
TNI Angkatan Udara (AU) mengatakan pesawat AU Malaysia sempat melakukan pelanggaran dengan memasuki wilayah Indonesia. TNI AU mengatakan belum ada permintaan maaf atau pernyataan resmi pihak Malaysia ke pemerintah Indonesia soal kejadian itu.
"Jadi selama mereka kooperatif mengikuti aturannya, ya kita hanya sebatas peringatan itu saja, enggak sampai membuat pernyataan pada pihak Malaysia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma Wieko Syofyan saat dihubungi detikcom, Minggu (26/6/2016).
Wieko mengatakan sejauh ini peristiwa itu hanya menjadi catatan bagi TNI AU saja. Dia menyebut pesawat Malaysia tidak terlalu dalam masuk ke wilayah NKRI.
"Jadi selama mereka kooperatif mengikuti aturannya, ya kita hanya sebatas peringatan itu saja, enggak sampai membuat pernyataan pada pihak Malaysia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma Wieko Syofyan saat dihubungi detikcom, Minggu (26/6/2016).
Wieko mengatakan sejauh ini peristiwa itu hanya menjadi catatan bagi TNI AU saja. Dia menyebut pesawat Malaysia tidak terlalu dalam masuk ke wilayah NKRI.
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Perbatasan NKRI,
Pesawat Tempur,
TNI AU
Dua Jet Tempur TNI AU Cegat Pesawat Militer Malaysia di Natuna
Dua pesawat jet tempur Indonesia mencegat sebuah pesawat angkut militer Malaysia di atas perairan Natuna, Indonesia. Insiden pencegatan itu terjadi hari Sabtu, namun baru diungkap para pejabat Malaysia hari Minggu (26/6/2016).
Pesawat C-130 Malaysia terbang dari Malaysia barat menuju negara bagian Sabah, Malaysia timur. Demikian diungkap seorang pejabat senior Malaysia kepada AFP tanpa menyebutkan nama.
”Itu (terbang di atas Kepulauan Natuna) adalah rute biasa," kata pejabat itu, yang menambahkan bahwa pesawat C-130 tetap melanjutkan perjalanan ke Sabah meskipun ada pencegatan oleh dua jet tempur Indonesia.
Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein juga mengkonfirmasi insiden itu. ”Ya, pesawat itu dicegat oleh dua jet Indonesia,” katanya seperti dikutip dari The Star, Senin (27/6/2016).
Pesawat C-130 Malaysia terbang dari Malaysia barat menuju negara bagian Sabah, Malaysia timur. Demikian diungkap seorang pejabat senior Malaysia kepada AFP tanpa menyebutkan nama.
”Itu (terbang di atas Kepulauan Natuna) adalah rute biasa," kata pejabat itu, yang menambahkan bahwa pesawat C-130 tetap melanjutkan perjalanan ke Sabah meskipun ada pencegatan oleh dua jet tempur Indonesia.
Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein juga mengkonfirmasi insiden itu. ”Ya, pesawat itu dicegat oleh dua jet Indonesia,” katanya seperti dikutip dari The Star, Senin (27/6/2016).
Label:
Kedaulatan Bangsa,
Perbatasan NKRI,
Pesawat Tempur,
TNI AU
Sabtu, 25 Juni 2016
TNI AU Bersabar Menunggu Pembelian Su-35 Flanker-E
TNI Angkatan Udara tetap bersabar menunggu proses pembelian penempur generasi 4++ buatan Rusia, Sukhoi Su-35 Flanker-E, guna menggantikan F-5E/F Tiger II yang saat ini tinggal beberapa unit dioperasikan oleh Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Madiun.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Wieko Syofyan mewakili KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan hal tersebut kepada media di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 24 Juni 2016.
Dikonfirmasi apa detail proses yang saat ini tengah dilakukan, Kadispenau menjelaskan bahwa hal itu menyangkut spesifikasi teknis (spektek) yang diinginkan oleh TNI AU dari Su-35 yang akan dibeli Pemerintah Indonesia. “Itu hanya tinggal kesepakatan saja. Dengan biaya anggaran yang ada, TNI AU ingin mendapatkan spektek yang terbaik,” ujarnya. Hal lainnya, lanjut Wieko Syofyan, adalah menyangkut cara pembayarannya. “Tapi, sekali lagi, ini ranahnya Kementerian Pertahanan ya,” ujar Kadispenau menjawab pertanyaan wartawan. “TNI AU hanya merekomendasikan saja.”
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Wieko Syofyan mewakili KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan hal tersebut kepada media di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 24 Juni 2016.
Dikonfirmasi apa detail proses yang saat ini tengah dilakukan, Kadispenau menjelaskan bahwa hal itu menyangkut spesifikasi teknis (spektek) yang diinginkan oleh TNI AU dari Su-35 yang akan dibeli Pemerintah Indonesia. “Itu hanya tinggal kesepakatan saja. Dengan biaya anggaran yang ada, TNI AU ingin mendapatkan spektek yang terbaik,” ujarnya. Hal lainnya, lanjut Wieko Syofyan, adalah menyangkut cara pembayarannya. “Tapi, sekali lagi, ini ranahnya Kementerian Pertahanan ya,” ujar Kadispenau menjawab pertanyaan wartawan. “TNI AU hanya merekomendasikan saja.”
Kursi Pelontar Super Tucano Jalani Pengecekan dan Pemeliharaan oleh Tim MBA Inggris
Tim Martin Baker Aircraft (MBA), sebuah perusahaan produsen kursi injeksi lontar dan peralatan keamanan penerbangan asal Inggris melakukan kunjungan ke Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang. Kedatangan mereka dalam rangka mengecek dan pemeliharaan kursi lontar pesawat tempur Super Tucano dan pesawat tempur lainnya di di Skadron Udara 21.
Kepala Penerangan Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, tim dipimpin oleh Tony Gaunt dan Keith Wilson yang bekerja selama tiga hari, 20-23 Juni 2016.
"Mereka memberikan materi pengetahuan tentang kursi lontar (ejection seat) bagi para penerbang dan crew pesawat tempur TNI Angkatan Udara," kata Londong di Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Kamis (23/6).
Pembelajaran tersebut selain untuk crew pesawat Super Tucano juga personel pesawat tempur Hawk 100/200 milik Skadron Udara 1 Pontianak dan personil Skadron Udara 12 Pekanbaru. Pembelajaran juga diberikan pada Skadron Udara 15 Madiun yang mempunyai pesawat T-50i, dan personel Skadron Pendidikan 102 Adi Sucipto untuk pesawat KT-1 Wong Bee. Materi meliputi cara melipat payung kursi lontar dan memasang kursi lontar.
Kepala Penerangan Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, tim dipimpin oleh Tony Gaunt dan Keith Wilson yang bekerja selama tiga hari, 20-23 Juni 2016.
"Mereka memberikan materi pengetahuan tentang kursi lontar (ejection seat) bagi para penerbang dan crew pesawat tempur TNI Angkatan Udara," kata Londong di Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Kamis (23/6).
Pembelajaran tersebut selain untuk crew pesawat Super Tucano juga personel pesawat tempur Hawk 100/200 milik Skadron Udara 1 Pontianak dan personil Skadron Udara 12 Pekanbaru. Pembelajaran juga diberikan pada Skadron Udara 15 Madiun yang mempunyai pesawat T-50i, dan personel Skadron Pendidikan 102 Adi Sucipto untuk pesawat KT-1 Wong Bee. Materi meliputi cara melipat payung kursi lontar dan memasang kursi lontar.
Rabu, 22 Juni 2016
Panglima TNI Akan Kirim Lima Kapal Perang dan Pesawat Pengintai ke Perairan Natuna
“Alarm” di Natuna kembali berdering pascainsiden penembakan kapal nelayan China oleh TNI Angkatan Laut. Indonesia menyalahkan China yang memasuki zona ekonomi eksklusifnya di Laut Natuna, sedangkan China mengklaim perairan itu sebagai zona perikanan tradisionalnya.
“Kami akan mengerahkan lima KRI (kapal perang Republik Indonesia) untuk mengintai (Natuna),” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai rapat dengan Komisi I Bidang Pertahanan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, semalam.
Kelima kapal perang yang akan dilengkapi oleh satu pesawat C-212 itu memiliki misi khusus mengamankan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna. Di dalam ZEE, suatu negara berhak melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam.
“Kami akan mengerahkan lima KRI (kapal perang Republik Indonesia) untuk mengintai (Natuna),” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai rapat dengan Komisi I Bidang Pertahanan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, semalam.
Kelima kapal perang yang akan dilengkapi oleh satu pesawat C-212 itu memiliki misi khusus mengamankan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna. Di dalam ZEE, suatu negara berhak melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam.
Sabtu, 18 Juni 2016
Flying Dutchmen, Kapal Trimaran Bersayap Inovasi ITS
Kebanggaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia melahirkan kesadaran untuk memiliki kemampuan dalam mengendalikan keamanan lautnya. Maraknya Illegal Fishing, penyelundupan, pembajakan, terorisme serta berbagai aksi kejahatan melalui laut lainnya telah mendorong empat mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) menciptakan alutsista laut yang mumpuni untuk menangkal aksi-aksi di atas.
Untuk menghadapi tantangan operasi keamanan laut tersebut, diperlukan sebuah kapal perang dengan performa yang mumpuni dari aspek kecepatan, hidrodinamika, effisiensi power kapal, ketahanan kapal, sistem persenjataan hingga kemampuan tactical tempur kapal.
Adalah Anisa Prasetyo, Cakra Wijaya, Pratama Yuli dan Rahmat Diko, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS, menciptakan desain Kapal Trimaran Bersayap yang disebut Flying Dutchmen. Dibawah bimbingan Septia Hardy Sujiatanty, ST, MT, keempat mahasiswa ini mengkombinasikan desain kapal berlambung tiga (trimaran) dan konsep pesawat wing in surface effect, sehingga kapal dapat terbang rendah di atas permukaan air maupun darat.
Untuk menghadapi tantangan operasi keamanan laut tersebut, diperlukan sebuah kapal perang dengan performa yang mumpuni dari aspek kecepatan, hidrodinamika, effisiensi power kapal, ketahanan kapal, sistem persenjataan hingga kemampuan tactical tempur kapal.
Adalah Anisa Prasetyo, Cakra Wijaya, Pratama Yuli dan Rahmat Diko, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS, menciptakan desain Kapal Trimaran Bersayap yang disebut Flying Dutchmen. Dibawah bimbingan Septia Hardy Sujiatanty, ST, MT, keempat mahasiswa ini mengkombinasikan desain kapal berlambung tiga (trimaran) dan konsep pesawat wing in surface effect, sehingga kapal dapat terbang rendah di atas permukaan air maupun darat.
Label:
Industri Pertahanan,
Pesawat Tempur,
RISET
Kamis, 16 Juni 2016
Pesawat NC212i 100% Diproduksi di PT. DI Bandung
Pesawat NC212i telah sepenuhnya dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI). Artinya PTDI adalah satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat baling-baling itu.
Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI karena Airbus Defence and Space telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.
“Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PTDI di Bandung. Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar, oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam,” tulis keterangan tertulis PTDI, Rabu (15/6/2016).
Pesawat NC212i adalah pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan daya angkut 28 penumpang, memiliki ramp door, kabin yang luas di kelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil.
Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI karena Airbus Defence and Space telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.
“Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PTDI di Bandung. Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar, oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam,” tulis keterangan tertulis PTDI, Rabu (15/6/2016).
Pesawat NC212i adalah pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan daya angkut 28 penumpang, memiliki ramp door, kabin yang luas di kelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil.
Selasa, 14 Juni 2016
TNI Jadi Beli Pesawat Tempur Sukhoi SU-35 Buatan Rusia
Petempur tercanggih keluarga Flanker, Su-35 (NATO: Flanker-E), tetap dibeli Pemerintah Indonesia untuk memperkuat TNI AU. Saat ini sedang menunggu proses saja. “Jadi dong, saat ini masih dalam proses,” ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan dalam perbincangan tatap muka dengan Angkasa di Jakarta, Jumat, 10 Juni 2016.
Dikatakan, proses yang dimaksud adalah menyangkut soal mata uang yang akan digunakan karena Amerika Serikat melarang penggunaan dolar AS dalam proses pembelian Su-35 oleh Indonesia. “Ini yang saat ini sedang diproses oleh Kementerian Keuangan, apakah akan pakai mata uang Rusia atau bagaimana,” jelasnya.
Proses lain yang masih berjalan adalah menyangkut transfer teknologi yang akan diberikan Rusia kepada Indonesia. Sebagaimana diketahui, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, setiap pembelian alutsista dari luar negeri harus dibarengi dengan transfer teknologi dan imbal dagang. “Nah, ini juga yang masih dibicarakan. Kita dapat transfer teknologi apa saja dari Rusia,” tambahnya.
Dikatakan, proses yang dimaksud adalah menyangkut soal mata uang yang akan digunakan karena Amerika Serikat melarang penggunaan dolar AS dalam proses pembelian Su-35 oleh Indonesia. “Ini yang saat ini sedang diproses oleh Kementerian Keuangan, apakah akan pakai mata uang Rusia atau bagaimana,” jelasnya.
Proses lain yang masih berjalan adalah menyangkut transfer teknologi yang akan diberikan Rusia kepada Indonesia. Sebagaimana diketahui, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, setiap pembelian alutsista dari luar negeri harus dibarengi dengan transfer teknologi dan imbal dagang. “Nah, ini juga yang masih dibicarakan. Kita dapat transfer teknologi apa saja dari Rusia,” tambahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Vietnam baru saja kehilangan salah satu pahlawan perangnya, Jenderal Vo Nguyen Giap. Ratusan ribu orang mengantar kepergian Vo Nguyen Giap, ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...