Cari Artikel di Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label RISET. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RISET. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Agustus 2016

Litbang TNI AD Ciptakan Senapan "Dopper" Untuk Tembaki dan Uji Nyali Prajurit Komando

Militer Indonesia dikenal memiliki tradisi “gila” dalam berlatih, yakni latihan dopper. Latihan ini senyatanya bertujuan menguji nyali prajurit, mereka wajib merayap di lahan berlumpur dengan satu atau lebih pelatih menembaki kiri kanan mereka dengan peluru tajam.

Litbang TNI AD Ciptakan Senapan Dopper Untuk Tembaki dan Uji Nyali Prajurit Komando.jpg

“Tidak boleh ada keraguan atau kesalahan, harus merayap rata tanah, lurus dan jangan berhenti. Kalau berhenti, pelatih akan makin rajin menembaki di sekitarnya. Kalau sampai panik, malah bisa kena tembak. Sudah banyak korban dari latihan ini,” tutur Kapten Inf Ony Mulyanto, perwira Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD saat Pameran Teknologi di Solo, Kamis (12/8).

Ony memaparkan, karena sifat latihan yang sangat berisiko, para peneliti senjata di TNI AD berupaya menciptakan senjata khusus untuk latihan dopper. “Sampai saat ini belum ada negara yang menciptakan senjata khusus itu, ya karena tidak semua negara punya tradisi dopper,” terangnya.

Kamis, 23 Juni 2016

Satelit Buatan Indonesia Lapan-A3 Berhasil Meluncur ke Antariksa

Satelit Lapan-A3 hasil buatan antara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mencatatkan sejarah setelah berhasil diluncurkan dari Sriharikota, India menuju orbit di luar angkasa, Rabu (22/6).

Diluncurkan di Tanah Hindustan pada pukul 9.25 waktu setempat atau sekitar 10.55 WIB, Satelit Lapan-A3 ini telah mengangkasa di orbit polar setinggi 500 kilometer.


Satelit Buatan Indonesia Lapan-A3 Berhasil Meluncur ke Antariksa

Lapan-A3 bukan satu-satunya yang menebeng roket PSLV C-34 milik India.

Roket PSLV-C34 India memboyong 20 satelit sekaligus yang ukurannya kecil. Selain Lapan-A3 dari Indonesia, 19 lainnya berasal dari Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat.

Rabu, 22 Juni 2016

Satelit LAPAN Diluncurkan Hari ini, Tonton Video Strimingnya

Otoritas antariksa nasional India, Indian Space Research Organisation (ISRO), sejak pekan lalu mengabarkan bahwa satelit milik Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), LAPAN-A3 (disebut juga LAPAN/IPB) dijadwalkan meluncur hari ini, Rabu (22/6/2016).

Berita ini tentu sangat menggembirakan, mengingat peluncuran satelit sempat mengalami penundaan karena kendala teknis. Peneliti Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN Robertus Heru Triharjanto mengatakan, peluncuran LAPAN-A3 mundur dari rencana semula (20/6/2016).


Satelit LAPAN Diluncurkan Hari ini, Tonton Video Strimingnya

"Pemasangan satelit yang akan diluncurkan ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Total, ada 20 satelit yang harus dipasang," kata Heru.

Satelit LAPAN-A3 diluncurkan dengan menumpang (piggyback) roket PSLV-C34 milik India. Peluncurannya menumpang misi utama peluncuran Cartosat, serta dua satelit buatan perguruan tinggi di India, yaitu Sathyabamasat dan Swayam.

Sabtu, 18 Juni 2016

Flying Dutchmen, Kapal Trimaran Bersayap Inovasi ITS

Kebanggaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia melahirkan kesadaran untuk memiliki kemampuan dalam mengendalikan keamanan lautnya. Maraknya Illegal Fishing, penyelundupan, pembajakan, terorisme serta berbagai aksi kejahatan melalui laut lainnya telah mendorong empat mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) menciptakan alutsista laut yang mumpuni untuk menangkal aksi-aksi di atas.

Flying Dutchmen, Kapal Trimaran Bersayap Inovasi ITS

Untuk menghadapi tantangan operasi keamanan laut tersebut, diperlukan sebuah kapal perang dengan performa yang mumpuni dari aspek kecepatan, hidrodinamika, effisiensi power kapal, ketahanan kapal, sistem persenjataan hingga kemampuan tactical tempur kapal.

Adalah Anisa Prasetyo, Cakra Wijaya, Pratama Yuli dan Rahmat Diko, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS, menciptakan desain Kapal Trimaran Bersayap yang disebut Flying Dutchmen. Dibawah bimbingan Septia Hardy Sujiatanty, ST, MT, keempat mahasiswa ini mengkombinasikan desain kapal berlambung tiga (trimaran) dan konsep pesawat wing in surface effect, sehingga kapal dapat terbang rendah di atas permukaan air maupun darat.

Jumat, 27 Mei 2016

Didukung Penuh TNI, Pindad Terus Hasilkan Senjata Baru Yang Lebih Canggih

Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim mengapresiasi komitmen TNI Angkatan Darat mendukung produk dalam negeri. Dukungan itu mendorong Pindad untuk terus menghasilkan senjata-senjata baru.

“Awal Juni kami akan launching di Kementerian Pertahanan beberapa senjata yang kami sampaikan untuk keperluan TNI,” kata Silmy, namun masih merahasiakan jenis senjata yang ia maksud.



Menurut Silmy, selama ini sejumlah negara telah memesan senjata dari perusahaan yang ia pimpin. Pindad pun telah mengirim pesanan senjata dari salah satu negara, yaitu Laos.

Dengan senjata buatan Pindad jenis pistol G2 itu, kata Silmy, petembak Laos memperoleh medali emas dalam sebuah perlombaan dari.

Minggu, 15 Mei 2016

Prototype Tank Boat Pindad dipamerkan Bulan November 2016

Sukses dengan senapan khusus SS 2 Subsonic, PT Pindad (Persero) kembali melakukan inovasi. Kali ini, perusahaan pelat merah berlogo Pasopati itu, sedang memproduksi tank boat alias tank kapal canggih. Menariknya, kapal tempur ini berbeda dengan kapal tempur lainnya.

Prototype Tank Boat Pindad dipamerkan Bulan November 2016

Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim mengatakan tank kapal ini merupakan yang pertama di dunia. “Kami sedang membangun prototipe tank boat, dimana investasi untuk research and development sekitar USD15-20 juta,” ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (14/5/2016).

Menurut dia, jenis kapal perang ini berbeda dengan kapal perang kecil kebanyakan negara. Karena memiliki hull ganda atau lazim disebut catamaran. Sehingga bisa dikatakan yang pertama di dunia. Jadi tank boat ini hanya Indonesia yang memproduksi, tidak meniru negara lain.

Selasa, 03 Mei 2016

Ongen Sukses Ciptakan Drone dan Rancang Kapal Laut Tanpa Awak

Sukses membangun pesawat tanpa awak, Drone OS-Wifanusa, Yulian Paonganan alias Ongen kini tengah mempersiapkan kapal tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV). Kapal yang mengusung teknologi canggih ini dibangun untuk pertahanan Indonesia.

"Ya, saya sedang merancang kapal tanpa awak, mudah-mudahan segera terealisasi," ujar Ongen, Senin (2/5/2016).



Hebatnya, ide pembangunan kapal tanpa awak ini hadir di tengah doktor lulusan Institut Pertanian Bogor tersebut terjerat UU Pornografi dan UU ITE karena mengunggah foto Jokowi bersama Nikita Mirzani dengan hastak #PapaDoyanLonte dan #PapaMintaPaha di media sosial.

"Saya optimis, eksepsi diterima hakim. Karena surat dakwan yang dibacakan JPU banyak error in procedure," imbuhnya.

Kamis, 04 Februari 2016

Indoneisa Miliki Sumber Nuklir Ramah Lingkungan selain Uranium

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memperkirakan ada sekitar 210.000-280.000 ton thorium yang tersimpan di perut bumi Indonesia. Thorium merupakan salah satu jenis nuklir di samping uranium, namun limbah radio aktif yang dihasilkannya jauh lebih rendah dibanding uranium.

Indoneisa Miliki Sumber Nuklir Ramah Lingkungan selain Uranium

Tetapi thorium belum dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik dalam waktu dekat, masih butuh penelitian panjang untuk mengembangkannya hingga siap untuk digunakan.

Salah satu kendala yang dihadapi BATAN untuk penelitian dan pengembangannya adalah ketiadaan dana. Untuk pemetaan potensi thorium saja BATAN butuh Rp 3 miliar per tahun. Penelitian thorium hingga siap digunakan membutuhkan dana hingga US$ 299 juta atau Rp 3,9 triliun.

Selasa, 02 Februari 2016

PT LEN Kembangkan Teknologi Penangkal Rudal

Setelah PT Dirgantara Indonesia berhasil membuat pesawat N219, Indonesia juga berhasil mengembangkan teknologi mobil penangkal rudal yang dikembangkan oleh PT LEN Industri, perusahaan BUMN yang dipercaya untuk mengembangkan teknologi di bidang militer, khususnya mengenai rudal.

PT LEN Kembangkan Teknologi Penangkal Rudal

Dari pantauan Okezone, telah terdapat sejumlah mobil merek land rover yang telah berhasil dikembangkan dengan dilengkapi teknologi penangkal rudal.

“Kita kerja sama dengan Inggris, tapi kita rakit di sini. Meski bukan 100 persen buatan Indonesia, tapi teknologinya serta baterainya kita kembangkan di sini,” ujar General Manajer Bisnis elektronika pertahanan PT LEN, Upari Rahardi, di lokasi penyimpanan mobil, Subang, Jawa Barat, Kamis (28/1/2016).

Dua Puluh Lima Unit Rudal R-Han 122B Berhasil Diluncurkan

Uji dinamis kembali dilakukan terhadap 25 unit R-Han 122B yang dilakukan pada tanggal 27-29 Januari 2016 bertempat di Pantai Tempursari Lumajang, Jawa Timur. Acara pengujian ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Kabalitbang Kemhan) Anne Kusmayati, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Balitbang Kemhan (Kapuslitbang Alpalhankam Baliltbang Kemhan) Laksamana Pertama TNI Budihardja Raden, Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Bambang Setiadi, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rika Andiarti, dan Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad (Persero) Ade Bagdja, serta para anggota Konsorsium Roket Nasional yang terdiri dari LAPAN, PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan perwakilan dari Universitas Gajah Mada (UGM). Dengan menggunakan Multi Launcher Rocket System (MLRS) RM-70 GRAD Marinir, 25 unit R-Han 122B berhasil diluncurkan dan membelah langit pesisir pantai Lumajang.

Dua Puluh Lima Unit Rudal R-Han 122B Berhasil Diluncurkan

Uji fungsi ini dilakukan untuk menguji konsistensi performansi roket setelah uji terbang tahap pertama yang dilakukan pada Oktober 2015 lalu, dinilai telah berjalan dengan baik, yang melakukan pengamatan dan perekaman data perilaku terbang roket pada saat diterbangkan. Uji dinamis yang dilakukan kali ini untuk mendapatkan data hasil uji dinamis berupa prestasi terbang roket dan keandalan muatan yang dibawa roket, serta konsistensi performansi roket. Dalam pengujian kali ini juga dilakukan pencatatan jarak capai dan kehandalan terhadap spesifikasi desain.

Senin, 25 Januari 2016

PT. DI Rancang Drone Kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE)

Dron rancangan PT. Dirgantara Indonesia mampu terbang non stop 24 jam dengan ketinggian jelajah hingga 23.000 kaki, dan mampuh menembakan rudal.

Kemampuan PTDI untuk membuat pesawat fix wing, tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah pesawat sudah mereka rakit dan mereka ciptakan.

Kini PTDI akan masuk mengembangkan drone atau Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE). Drone ini dirancang mampu terbang non stop 24 jam dengan ketinggian jelajah hingga 23.000 kaki.


PT. DI Rancang Dron Kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE)
MQ-9 Reaper, AS

“Drone ini dirancang mampu terbang 24 jam di udara,” ujar Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P. Fitrikananda, Senin (25/1/2016).

Dengan memiliki kemampuan terbang 24 jam tanpa jeda, drone canggih ini dirancang untuk misi terbang jarak jauh, yang bertugas hingga ke pulau-pulau terluar.

Selasa, 12 Januari 2016

Alasan Pindad Rancang Senapan kaliber Sekelas AK47

PT Pindad (Persero) terus melakukan inovasi produk senjata. Dalam waktu dekat, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen senjata dan kendaraan tempur itu, akan meluncurkan senapan generasi terbaru.

Alasan Pindad Rancang Senapan kaliber Sekelas AK47

Senapan dengan kaliber 7.62 x 51 mm ini memiliki jarak tembak efektif sampai 800 meter. Dengan kemampuan itu, senapan varian baru ini diklaim lebih mumpuni daripada senapan serbu legendaris AK 47, yang memiliki kaliber hampir serupa. Lantas apa alasan Pindad masuk ke senapan serbu sekelas AK 47?

Direktur Utama Pindad, Silmy Karim mengaku, tren bisnis pengembangan senapan serbu ringan ke depannya bakal bergeser ke arah senapan, dengan jangkauan tembak lebih jauh, yakni kaliber 7.62 mm. Sehingga Pindad harus menangkap sinyal tersebut.

Sabtu, 09 Januari 2016

300 ilmuwan Indonesia terlibat dalam pembuatan pesawat tempur KF-X/IF-X

300 ilmuwan dan teknisi pembuat pesawat tempur dari Indonesia akan dikirim ke Korea Selatan untuk mempelajari pembuatan pesawat tempur KF-X/IF-X.

"Kami akan kirim 200 sampai 300 orang ke Korea," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di Jakarta, Kamis.


300 ilmuwan Indonesia terlibat dalam pembuatan pesawat tempur KF-X/IF-X

Pengiriman 300 tenaga ahli Indonesia ini adalah bagian dari kesepakatan antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam kontrak pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X yang dikerjakan kedua negara.

Dalam kerja sama pengembangan itu Indonesia-Korea Selatan sepakat membagi biaya pembuatan pesawat dalam skema 20 persen untuk Indonesia dan 80 persen dibiayai Korea Selatan.

Selasa, 27 Oktober 2015

Mengenal NASDEC (National Ship Design and Engineering Center)

NASDEC (National Ship Design and Engineering Center) merupakan lembaga pusat desain dan rekayasa kapal nasional yang berdiri sejak 2006 berdasarkan kerja sama antara ITS dan Departemen Perindustrian. Berdirinya Nasdec diharapkan mampu menjadi simpul desain kapal dan rancang bangun perkapalan untuk mendukung pembangunan maritim nasional.

MV. Salila 3D Rendering (Anndi Iswa http://salila-indonesia.com )
MV. Salila 3D Rendering (Anndi Iswa http://salila-indonesia.com )

Dalam pembangunan poros maritim dunia tentunya NASDEC memiliki peran penting sebagai pusat studi teknologi kemaritiman. Hal tersebut tentunya sangat diperlukan sebagai salah satu elemen pendukung Indonesia untuk mewujudkan tol laut sebagai pendukung poros maritim dunia.

Dalam hal ini sekjen Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI), Ahlan Zulfakhri menyampaikan kepada Jurnal Maritim bahwa NASDEC merupakan sebuah lembaga yang sangat penting dalam mendukung pembangunan tol laut menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia. Namun sayangnya fungsi NASDEC selama ini belum mampu berjalan secara optimal untuk memberikan dukungan bagi pembangunan maritim Indonesia.

Senin, 26 Oktober 2015

Saab dan Selex Tawarkan Radar Canggih Untuk Pesawat Tempur KFX/IFX

Selama pameran Seoul International Aerospace and Defense Exhibition (ADEX), yang berlangsung dari 20 – 25 Oktober, beberapa perusahaan pembuat radar Eropa berusaha untuk merayu Korea Selatan yang tampaknya kecewa dengan AS.

Saab dan Selex Tawarkan Radar Canggih Untuk Pesawat Tempur KFX-IFX


Setelah perusahaan Saab Swedia menawarkan peengembangkan radar AESA dengan Korea Selatan. Kini giliran perusahaan Selex, bagian dari Finmeccanica mengajukan radar Captor-E yang selama ini menjadi radar andalan pesawat tempur Eurofighter Typhoon.

Perusahaan kedirgantaraan asal Inggris dan Italia itu merekomendasikan Seoul untuk mengadopsi radar dari Selex dan kemudian memproduksinya secara lokal.

“Intinya adalah kita akan mencoba untuk memenuhi keinginan Korea semampu yang kita bisa,” kata seorang pejabat Selex.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Korsel Hampir Kuasai Empat Teknologi Inti Pesawat Tempur KFX/IFX

Meskipun mendapat penolakan dari Washington untuk mendapatkan teknologi penting untuk membangun jet tempur canggih, Korea telah berhasil mengembangkan sendiri beberapa sistem yang dibutuhkan.

Penolakan transfer teknologi dari AS dianggap sebagai kemunduran besar. Permintaan Seoul untuk mendapatkan teknologi inti dari Washington berulang kali ditolak, dan penolakan terbaru datang saat Presiden Park Geun-hye mengunjungi Amerika Serikat awal bulan ini.


Korsel Hampir Kuasai Empat Teknologi Inti Pesawat Tempur KFX-IFX

Agency for Defense Development (ADD) atau Badan Pembangunan Pertahanan Korea telah berhasil mengembangkan dua dari empat teknologi inti sendiri.

ADD bahkan telah memamerkan versi trial dari sistem Infrared Search And Track (IRST) dan perangkat Electro-Optical Target Tracking Devices (EO TGP) di pameran kedirgantaraan Seoul International Aerospace and Defens Exhibition (ADEX). Produk ujicoba tersebut dibangun bekerjasama dengan perusahaan Korea, dipamerkan secara tertutup dan hanya diperlihatkan untuk tamu-tamu pilihan.

Senin, 05 Oktober 2015

Menanti Bentuk Transfer Teknologi Militer Rusia untuk Indonesia

Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu ingin lakukan kerjasama dengan Pemerintah Rusia secara langsung tanpa adanya pihak-pihak yang tidak berkepentingan, sehingga tidak terganggu dengan masalah-masalah lain. Menhan memberikan tanggapan yang positif kepada Pemerintah Rusia yang hingga kini tetap bersedia mengadakan kerjasama di bidang pertahanan secara langsung dengan Pemerintah Indonesia.

Menanti Bentuk Transfer Teknologi Militer Rusia untuk Indonesia

“Saya tidak mau hubungan kerjasama ini terganggu masalah-masalah lain oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak perlu, akan tetapi jika seperti begini bagus,” Ungkap Menhan.

Hal ini disampaikan Menhan RI Ryamizard Ryacudu kepada Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, Kamis (28/5) ketika bertemu di Kantor Kemhan, Jakarta.

Kamis, 01 Oktober 2015

Pindad Kembangkan Self Propelled Artillery Berbasis Tank AMX-VCI

Pindad terus mengembangkan kemampuan produksi lapis baja. Setelah berhasil membuat berbagai varian panser Anoa dan Kendaraan Taktis Sherpa, kini Pindad mengembangkan lapis baja penggerak rantai (tracked).

Pindad Kembangkan Self Propelled Artillery Berbasis Tank AMX-VCI

Setelah membuat prototype tanks SBS, Pindad mengembangkan Self Propelled Artillery berbasis tank AMX-VCI.


TNI diperkirakan memiliki sekitar 275 tank AMX. Sebagian tank AMX-13 (canon) telah diretrofit, termasuk mengubah ukuran meriamnya lebih besar, 105mm.

Senin, 28 September 2015

Siang Ini Satelit Buatan Indonesia Diluncurkan Dari India

Satelit pertama karya anak bangsa dan dibuat di Indonesia, bakal diorbitkan ke luar angkasa siang ini (28/9) pukul 11.30. Titik peluncuran ini ada di Pusat Antariksa Satis Dawan di Sriharikotta, India.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, Indonesia belum mempunyai roket peluncur ruang angkasa. "Sehingga satelit Lapan-A2 atau disebut juga Lapan-Orari menumpang roket milik India," kata dia di Jakarta kemarin.


Siang Ini Satelit Buatan Indonesia Diluncurkan Dari India

Guru besar riset bidang astronomi itu menjelaskan, satelit Lapan-Orari ini merupakan adik dari satelit Lapan-A1 (Lapan-Tubsat). Satelit perdana hasil kerjasama Indonesia dengan perusahaan TU Jerman itu diorbitkan ke luar angkasa pada 2007 silam.

Menurut Thomas, masa orbit satelit Lapan-A1 sejatinya diperkirakan berakhir pada 2013 lalu. Tetapi beberapa waktu lalu satelit Lapan-A1 itu masih mengirim video pemotretan bumi dari ketinggian 630 km di atas permukaan air laut. "Kita berharap peluncuran satelit Lapan-Orari ini berjalan sukses," tuturnya.

Jumat, 25 September 2015

PT Pindad (Persero) Laksanakan Uji Statis Warhead Roket

Pengujian merupakan salah satu validasi desain yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian desain dan performance suatu produk hasil penelitian dan pengembangan. Untuk pembuktian hasil desain tersebut, PT Pindad (Persero) malaksanakan  pengujian hasil penelitian dan pengembangan salah satu produk pertahanan dan keamanan roket dengan menitik beratkan pada daya hancur serta kemampuan tabir. Pengujian yang dilakukan meliputi uji statis warhead (hulu ledak) roket pertahanan R-Han 122 B dan uji statis tandem shaped charge warhead untuk Anti Tank Guided Missile (ATGM) yang dilaksanakan di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur pada tanggal 16-18 September 2015. 


PT Pindad (Persero) Laksanakan Uji Statis Warhead Roket


Acara ini dihadiri oleh Kepala Divisi Pengembangan Produk dan Proses PT Pindad (Persero), Heru Puryanto dan beberapa anggota Konsorsium Roket Nasional seperti Kementerian Pertahanan yang diwakili oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) dan Direktorat Jenderal Potensi Keamanan Kementerian Pertahanan (Ditjen Pohan Kemhan), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Dahana (Persero), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogjakarta.

Kolonel Abdullah Sani, Kepala Bidang Matra Darat Balitbang Kemhan mengatakan bahwa kegiatan pengujian ini merupakan salah satu bagian dari wujud kerja keras sumbangan terhadap bangsa dan negara. “Pengujian warhead roket ini merupakan salah satu program Balitbang Kemhan  untuk R-Han 122 B, dimana akan dilaksanakan uji fungsi yang salah satu materinya adalah uji statis. Data-data ini akan sangat kami butuhkan dalam pengembangan roket yang merupakan bagian dari alutsista, sehingga roket ini dapat menjadi kebanggaan dan pada akhirnya bisa digunakan oleh kesatuan-kesatuan TNI,” ujarnya.

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters