Panglima Kodam (Pangdam) VII Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Drs Muhammad Nizam mengemukakan, pergerakan terorisme menjadi masalah krusial yang mesti disikapi secara bijak karena menjadi ancaman serius yang dapat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Cara efektif yang harus dilakukan adalah melakukan deteksi dini untuk mempersempit pergerakan teroris yang akhir-akhir ini kembali marak terjadi di kota-kota besar di Indonesia," katanya di Mamuju, Jum`at.
Menurutnya, pergerakan teroriseme akhir-akhir ini menjadi topik utama untuk menjadi perhatian seluruh komponem anak bangsa.
"Terorisme bukan hanya musuh bangsa Indonesia tetapi sudah menjadi musuh seluruh bangsa di dunia ini," kata dia.
Terorisme, kata dia, telah memiliki jaringan internasional yang terorganisir dengan melakukan perencanaan yang telah tersusun begitu rapi dalam melakukan teror di mana-mana sehingga patut diwaspadai.
"Baru-baru ini kita kembali dikejutkan dengan penemuan granat tangan di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Granat tangan ini dilemparkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan ditemukan oleh masyarakat," kata dia.
Ia menuturkan, granat tangan ini bertertuliskan `Bismillahirahmanirahhim" dengan sasaran bandara udara Sultan Hasanuddin dan sasarannya adalah kantor kepolisian.
"Ini menandakan aksi teror tidak hanya terjadi di Solo namun rupanya juga telah merambah masuk ke Sulsel," katanya lagi.
Bukan hanya itu kata dia, lagi-lagi di Makassar telah terjadi peledakkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). "Ini murni kriminal tetapi bukan tidak mungkin persoalan itu juga merupakan ancaman serius yang harus disikapi," ujarnya.
Dengan kemajukan masyarakat di Sulbar yang terdiri dari berbagai macam suku, agama juga harus disikapi secara bijaksana.
"Masyarakat yang hidup dalam kemajemukan dengan berbagai kultur dan budaya dan berbeda hendaknya diwaspadai dengan cara tetap menjaga kebersamaan dan memperdalam wawasan kebangsaan dan bernegara," kata dia.
Ia mengatakan, saat ini masyarakat telah mengalami penurunan pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai gotong royong dan nilai-nilai kebersamaan.
"Apabila masalah nilai-nilai kebangsaan tidak kita sikapi secara bijak maka ini juga akan menjadi ancaman terhadap kerukunan dan kehidupan berbangsa," ungkapnya.
Sumber : Antara
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 22 September 2012
Pangdam VII: Terorisme Masalah Krusial yang Mesti Disikapi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
BANDUNG – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir ingin ada percepatan proyek pembuatan pesawat terbang N219...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana t...
-
Hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6/...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar