TNI Angkatan Udara meminta maaf atas pemukulan wartawan oleh personel TNI AU dari Lanud Rusmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (16/10).
“Terkait kekerasan di Pekanbaru, kita sudah minta maaf kepada personel wartawan yang bersangkutan. Dan mereka di sana sudah berdamai,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Azman Yunus kepada Jurnal Nasional, Selasa (16/10) malam.
Menurut Azman Yunus, tindakan terhadap pelaku kekerasan akan dilaksanakan oleh Komandan Lanud setempat.
Menko Polhukam, Djoko Suyanto mengatakan tindak kekerasan oleh personel TNI AU. Menurut Djoko, tindakan kekerasan seperti itu apapun penyebabnya seyogyanya dihindari semaksimal mungkin. “Sangat disesalkan dan tidak boleh terjadi lagi,” kata Djoko, di Jakarta, kemarin.
Sekretaris Fraksi PPP DPR, M Arwani Thomafi mengatakan aksi kekerasan aparat TNI kepada lima wartawan dan dua warga sipil jelas tidak dibenarkan. “Kami mengutuk aksi kekerasan atas nama apapun dan oleh siapapun. Kami meminta, otoritas militer untuk memeriksa oknum TNI AU yang telah melakukan aksi kekerasan,” kata Arwani Thomafi.
Meski mengutuk keras insiden kekerasan itu, Arwani membenarkan larangan kepada pihak yang berkompoten mendekati lokasi kejadian untuk jarak tertentu dengan pertimbangan keselamatan.
“Dalam prosedur penanganan kecelakaan pesawat memang sudah diatur prosedur penanganan agar pihak yang tidak berkompeten tidak mendekati lokasi kejadian untuk jarak tertentu dengan pertimbangan keselamatan,” kata Arwani.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan Lembaga Bantuan Hukum Pers mengecam insiden kekerasan terhadap wartawan.
Menurut Koordinator Divisi Advokasi AJI, Aryo Wisanggeni, yang dilakukan oleh aparat TNI AU merupakan bentuk pelanggaran UU Pers No 40/1999 Pasal 4 ayat (2). Pasal tersebut menyebutkan, “Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelanggaran penyiaran.”
Menurutnya, pelanggaran pasal ini diancam dengan hukuman penjara 2 tahun atau denda Rp 500 juta, seperti tercantum pada pasal 18 ayat (1) yang berbunyi: (1)Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja dan melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Menurutnya, AJI Indonesia mendesak Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara untuk menindak para pelaku kekerasan terhadap jurnalis. “AJI Indonesia menuntut para pelaku itu diadili sesuai UU Pers, demi mendorong kesadaran setiap warga negara bahwa jurnalis adalah profesi yang dilindungi oleh hukum,” katanya.
Kepala Divisi Non Litigasi LBH Pers, Dedi Ahmad mengatakan LBH Pers mengecam keras tindak kekerasan TNI AU yang main pukul terhadap jurnalis. “Dengan alasan apapun, pemukulan tersebut jelas-jelas adalah bentuk arogansi dan merupakan tindakan pidana serta merupakan pelanggaran hukum atas UU Pers,” kata Dedi Ahmad.
Sumber : Jurnas
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 17 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

namun seyogyanya para wartawan itu jgn seenaknya karna dilindungi undang2.
BalasHapusTNI AU juga punya prosedur lapangan.
Jika ada aturan tak boleh mendekat mereka sering memaksa,bahkan dngan jalan sembunyi2.
Setuju juga sih, sebaiknya semua mengikuti prosedur yang berlaku.
Hapus