ilustrasi foto : inilah.com |
Kedatangan Kapolda dan pejabat Kodam XVII Cenderawasih ke Distrik Pirime bertujuan untuk melihat kondisi markas Polsek Pimire yang dibakar segerombolan orang serta menyebabkan 3 anggota polisi tewas. Setelah meninjau Mapolsek Pimire, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tiom dengan kendaraan roda empat beriringan.
Di tengah perjalanan, tepatnya di Kampung Indawa, antara distrik Makki, Kabupaten Jayawijaya, dan Distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, konvoi Kapolda dan pejabat Kodam VII Cenderawasih diadang dengan serentetan tembakan dari arah gunung yang tepat berada di sebelah kiri jalan.
Aksi kontak senjata berlangsung selama kurang lebih satu jam. Kelompok sipil bersenjata yang diperkirakan sekitar 40 orang itu berhasil dipukul mundur dan kembali masuk ke dalam hutan. Rombongan berhasil mencapai Tiom dengan selamat.
Juru Bicara Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, membenarkan peristiwa itu. Tapi dia belum bisa menjelaskan lebih detail tentang peristiwa itu. "Nantilah saya cerita, sekarang saya masih rapat," ujar dia.
Sehari sebelumnya, Selasa ( 27/11), gerombolan tidak dikenal menyerbu Mapolsek Pirime. Para penyerang membawa berbagai senjata, mulai dari panah, parang, hingga senjata api. Mapolsek dibakar dan diberondong tembakan. Tiga polisi tewas, Kapolsek Pirime Ipda Rolfi Takubesi (48), Briptu Daniel Makuker, dan Brigadir Jefri Rumkorem.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan dugaan sementara diketahui bahwa gerombolan penyerang ini berasal dari Organisasi Papua Merdeka alias OPM. "Yang jelas faktanya seperti itu," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta.
Boy menambahkan bahwa selain membunuh petugas polisi, motif penyerangan ini adalah merampas senjata. Empat senjata polisi hilang dalam serangan ini. "Bukan hanya membunuh dan membakar, tapi juga merampas senjata api. Dalam peristiwa itu dua senapan api laras panjang dan pistol milik Kapolsek dirampas gerombolan ini," kata Boy.
Di tempat berbeda, dua anggota Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, diserang dua orang saat sedang berpatroli di kawasan Kebayunan, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat. Menurut Kabid Humas Polda Metro, Kombes Rikwanto, kejadian itu bermula saat Brigadir Sisgiarto dan Brigadir Puguh Subiyanto curiga dengan gelagat dua pemuda yang membawa sepeda motor pada Rabu (28/11) dini hari.
Ketika diperiksa, seorang pelaku mengeluarkan clurit dan menyerang Puguh. Terjadi pergumulan. Puguh yang mengalami luka pada bagian tangan sempat meletuskan senjata dan mengenai dada tersangka. Dalam kondisi tertembak, pelaku masih sempat menebaskan clurit ke Sisgiarto yang sedang memeriksa tersangka lain. Serangan itu mengenai perut sebelah kiri Sisgiarto.
"Brigadir Puguh langsung menyelamatkan Brigadir Sisgiarto ke RS Sentra Medika lalu dirujuk di RS Sukanto, Kramat Jati," kata Rikwanto.
Sumber : Koran Jakarta
takutnya konflik dipapua itu memang sengaja dipelihara untuk tujuan tertentu, oleh oknum ttt... mngkn melibatkan TNI asli orang papua akan lbh efektif karena akan lbh persuasif dan mengena dari hati ke hati mengingat sesama pribumi... dimana-mana yg namanya provokator pasti selalu ada... amankan kepala premannya yg lain kemungkinan ngikut.... yg berbahaya itu doktrin dari profokatornya
BalasHapuskebanyakan ditembak oleh oknum tak dikenal dg persenjataan yg entah diperoleh darimana krn di papua sendiri tdk ada pabriknya...... takutnya agen asing banyak menyelinap ke papua.... mengingat australia, PNG dll mempunyai kemungkinan dalam hal memanfaatkan agen mata-mata dari warganya yg bersuku aborigin dan melanesia yg sejatinya sama dan tdk ada bedanya dg orang papua scra fisik...
BalasHapus